Arus Penerimaan Inflow Analisis Aspek Finansial

64 kumbung menjadi 45.000 baglog, dimana rencana pengembangan menggunakan rangka yang berbeda dan membedakan umur usaha yang dijalankan. Skenario II dengan menggunakan rangka bambu dengan umur usaha 5 tahun, sedangkan pada skenario III Kumbung Jamur D D diperluas dengan menggunakan rangka kayu dengan umur usaha 10 tahun. Dari ketiga skenario menggunakan gabungan modal sendiri dan modal pinjaman, skenario I modal pinjaman sebesar Rp 25.000.000 sedangkan skenario II dan III sebesar Rp 75.000.000. Perbedaan juga terletak pada komponen penerimaan dan pengeluaran di masing-masing skenario. Hasil analisis pada ketiga skenario dimaksudkan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh dari rencana pengembangan Kumbung Jamur D D, lalu akan dilakukan perbandingan dari kedua rencana pengembangan tersebut.

6.2.1 Arus Penerimaan Inflow

Arus penerimaan merupakan aliran kas masuk ke usaha dan ini merupakan pendapatan bagi usaha. Penerimaan Kumbung Jamur D D berasal dari penjualan jamur tiram putih segar, pinjaman, dan nilai sisa dari investasi yang diperhitungkan pada akhir umur usaha. 1. Skenario I Kondisi Sebelum Pengembangan Sebelum pengembangan Kumbung Jamur D D memproduksi jamur tiram dengan kapasitas kumbung saat ini 15.000 baglog. Rata-rata produksi 0,4 kgbaglog setiap periode produksi dengan risiko kegagalan 10 persen. Angka ini muncul berdasarkan pengalaman usaha selama ini. Setiap periode produksi Kumbung Jamur D D mampu menghasilkan 5.400 kg jamur tiram. putih. Satu periode produksi empat bulan, sehingga dalam satu tahun Kumbung Jamur D D mampu memproduksi 16.200 kg jamur tiram putih dengan harga jual Rp 9.000 per kilogram. Namun di tahun pertama Kumbung Jamur D D efektif berproduksi selama 8 bulan, sehingga di tahun pertama Kumbung Jamur D D baru bisa memproduksi 10.800 kg jamur tiram. Pemasukan Kumbung Jamur D D sebelum adanya pengembangan usaha dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 . Penerimaan Skenario I dalam Rp Jenis Penerimaan Tahun 1 Tahun 2-3 Penjualan jamur tiram 97.200.000 145.800.000 Total Penerimaan 97.200.000 145.800.000 65 2. Skenario II Rencana Peningkatan Kapasitas Produksi Jamur Tiram dengan Perluasan Kumbung Menggunakan Rangka Bambu Pada rencana pengembangan usaha skenario II, Kumbung Jamur D D akan meningkatkan produksi jamur tiram putih dengan memperluas kapasitas kumbung dari 15.000 baglog menjadi 45.000 baglog dengan menggunakan bambu sebagai rangka kumbung. Jumlah jamur tiram yang dihasilkan pada tahun ke-1 sebanyak 32.400 kg per tahun dan di tahun ke-2 sampai tahun ke-5 jamur tiram yang dihasilkan sebanyak 48.600 kg per tahun. Rata-rata produksi jamur tiram 0,4 kgbaglog4 bulan satu periode produksi. Dengan tingkat kegagalan 10 persen dan harga jamur tiram Rp 9.000 per kilogram. Penerimaan Kumbung Jamur D D dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Penerimaan Skenario II dalam Rp Jenis Penerimaan Tahun 1 Tahun 2-5 Penjualan jamur tiram 291.600.000 437.400.000 Total Penerimaan 291.600.000 437.400.000 Berdasarkan Tabel 16 terlihat total penerimaan Kumbung Jamur D D sebesar Rp 291.600.000 pada tahun pertama dan Rp 437.400.000 pada tahun selanjutnya. Perbedaan ini terjadi karena pada tahun pertama Kumbung Jamur D D berproduksi selama 8 bulan sedangkan di tahun ke-2 sampai ke-5 berproduksi selama 12 bulan. 3. Skenario II Rencana Peningkatan Kapasitas Produksi Jamur Tiram dengan Perluasan Kumbung Menggunakan Rangka Kayu Rencana pengembangan usaha skenario III memiliki kesamaan dengan rencana pengembangan usaha skenario II yaitu Kumbung Jamur D D akan meningkatkan produksi jamur tiram putih dengan memperluas kapasitas kumbung dari 15.000 baglog menjadi 45.000 baglog sehinggga perhitungan penerimaannya sama namun yang membedakan rencana pengembangan usaha skenario III menggunakan kayu sebagai rangka sehingga umur usahanya menjadi 10 tahun. Jumlah jamur tiram yang dihasilkan pada tahun ke-1 sebanyak 32.400 kg per tahun, sedangkan di tahun ke-2 sampai tahun ke-10 jamur tiram yang dihasilkan sebanyak 48.600 kg per tahun. Rata-rata produksi jamur tiram 0,4 kgbaglog4 bulan satu periode produksi. Dengan tingkat kegagalan 10 persen dan harga jamur tiram Rp 9.000 per kilogram. Pada Tabel 17 terlihat total penerimaan 66 Kumbung Jamur D D sebesar Rp 291.600.000 pada tahun pertama dan Rp 437.400.000 pada tahun selanjutnya. Perbedaan ini terjadi karena pada tahun pertama Kumbung Jamur D D berproduksi selama 8 bulan sedangkan di tahun ke-2 sampai ke-10 Kumbung Jamur D D berproduksi selama 12 bulan. Tabel 17. Penerimaan Skenario III dalam Rp Jenis penerimaan Tahun 1 Tahun 2-10 Penjualan jamur tiram 291.600.000 437.400.000 Total Penerimaan 291.600.000 437.400.000

6.2.2 Pinjaman