79 Besarnya pajak dipengaruhi oleh besarnya laba kotor yang diperoleh
Kumbung Jamur D D pada masing-masing kondisi. Pada Tabel 30 di atas dapat terlihat bahwa nilai pajak terbesar ada pada skenario III yaitu rencana
pengembangan kapasitas kumbung dengan menggunakan rangka kayu hal ini dikarenakan lamanya umur usaha sehingga pajak yang dikeluarkanpun besar,
diikuti skenario II yang merupakan rencana pengembangan kapasitas kumbung dengan menggunakan rangka bambu, dan skenario I sebelum pengembangan.
6.2.5 Analisis Laba Rugi Usaha
Analisis rugi laba digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam kurun waktu tertentu. Komponen rugi laba terdiri dari penerimaan, biaya
operasional, biaya penyusutan, dan biaya lain diluar usaha serta pajak penghasilan usaha. Rincian perhitungan rugi laba, dimana perhitungan rugi laba akan
berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha yang secara otomatis akan mempengaruhi hasil perhitungan cashflow. Pada penelitian ini digunakan tiga
skenario usaha jamur tiram putih, sehingga dalam laporan rugi laba akan diketahui keuntungan maksimum dari ketiga skenario usaha yang akan dijalankan. Rincian
laba bersih dapat dilihat pada Tabel 29.
Tabel 29. Laba Bersih Kumbung Jamur D D dalam Rp
Tahun Skenario I
Skenario II Skenario III
1 37.017.525,00
147.382.338,69 153.427.575,00
2 59.363.614,95
230.497.464,16 237.552.190,75
3 59.601.770,51
229.699.271,84 237.837.617,69
4 59.856.151,60
228.839.762,39 238.141.331,93
5 60.127.863,68
227.914.225,42 238.464.505,15
6 -
- 238.808.384,07
7 -
- 239.174.295,31
8 -
- 239.563.650,49
9 -
- 239.977.951,65
10 -
- 240.418.797,09
Rata-rata 55.193.385,15
212.866.612,50 230.336.629,91
Dari ketiga kondisi Kumbung Jamur D D, terlihat bahwa skenario III menunjukkan rata-rata laba bersih yang terbesar dalam jangka waktu sepuluh
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rencana pengembangan kapasitas kumbung dengan menggunakan rangka kayu akan menghasilkan laba bersih terbesar jika
dibandingkan rencana pengembangan kapasitas kumbung dengan menggunakan rangka bambu skenario II dan kondisi sebelum pengembangan skenario I.
80 Berdasarkan analisis laba rugi dapat disimpulkan sebaiknya Kumbung Jamur D
D melakukan pengembangan kapasitas kumbung dengan menggunakan rangka kayu.
6.2.6 Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial yang digunakan berdasarkan pada kriteria investasi seperti net present value NPV, net benefit cost ratio Net BC, internal
rate of return IRR, dan discounted payback period DPP. Pelaku usaha Kumbung Jamur D D dalam melakukan usaha budidaya jamur tiram putih
menggunakan modal gabungan yaitu modal sendiri dan modal pinjaman diperoleh yang dari empat orang penanam modal. Sebelum pengembangan usaha modal
yang digunakan yaitu modal gabungan antara modal sendiri dan modal pinjaman, total pinjaman sebelum pengembangan yaitu Rp 25.000.000. Sedangkan pada
skenario II dan III total modal pinjaman yaitu sebesar Rp 75.000.000, hal tersebut didasarkan pada kerjasama antara pelaku usaha dengan penanam modal yaitu Rp
2.500.000 untuk 1.000 baglog, meskipun ada perbedaan rangka yang digunakan pada pengembangan usaha modal pinjaman tidak bertambah, sisa pengembangan
usaha di bebankan kepada pelaku usaha. Sehingga dipergunakan Opportunity cost of capital OCC atau discount rate dengan rata-rata tertimbang antara suku bunga
pinjaman dan suku bunga deposito. Suku bunga deposito sebesar 5,75 persen yang diperoleh melalui rata-rata BI rate bulan Februari 2012. Suku bunga pinjaman
yang digunakan adalah sebesar 10 persen, nilai tersebut merupakan rata-rata suku bunga pinjaman beberapa bank pada Bulan Maret 2012.
Adanya perbedaan modal pinjaman dan modal sendiri menyebabkan perbedaan discount rate pada masing-masing skenario. Discount rate pada
skenario I yaitu sebesar 6,813 persen, skenario II sebesar 7,682 persen, sedangkan skenario III sebesar 6,407 persen. Besarnya discount rate merupakan opportunity
cost of capital OCC dari BI rate 5,75 persen dan suku bunga pinjaman beberapa bank 10 persen.
1. Analisis Kelayakan Skenario I
Analisis kelayakan finansial pada skenario I, yaitu menganalisis usaha jamur tiram putih di Kumbung Jamur D D sebelum adanya pengembangan
usaha. Pada skenario ini discount rate yang digunakan sebesar 6,813 persen yang
81 merupakan opportunity cost of capital OCC dari BI rate 5,75 persen dan suku
bunga pinjaman beberapa bank 10 persen.
Tabel 30. Kriteria Kelayakan Investasi Kumbung Jamur D D Skenario I
No Kriteria Investasi
Nilai 1
NPV Rp 160.907.357,82
2 Net BC
1,87 3
IRR 32
4 PP Tahun
2,38
Berdasarkan analisis kriteria investasi yang telah dilakukan dengan umur usaha lima tahun, nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp 160.907.357,82. Nilai ini
menunjukkan keuntungan yang diperoleh pelaku usaha selama lima tahun dengan tingkat diskonto 6,813 persen. Nilai ini lebih besar dari nol, sehingga berdasarkan
kriteria NPV usaha Kumbung Jamur D D saat ini sebelum adanya pengembangan skenario I layak untuk dijalankan.
Perhitungan Net BC menghasilkan nilai 1,87 satuan rupiah. Angka ini menunjukkan bahwa Kumbung Jamur D D mendapatkan keuntungan Rp 1,87
untuk setiap Rp 1 yang dikeluarkan. Nilai Net BC lebih besar dari 1, sehingga menurut kriteria Net BC usaha Kumbung Jamur D D layak untuk dijalankan.
Sementara itu nilai IRR Kumbung Jamur D D pada skenario I sebesar 32 persen. Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian terhadap investasi yang
ditanamkan sebesar 32 persen. Nilai ini lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan, yaitu 6,813 persen, sehingga usaha Kumbung Jamur D D dengan
kriteria IRR layak untuk dijalankan, karena setiap investasi yang ditanamkan pada usaha ini akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih besar dibandingkan
menyimpan dana investasi untuk di tabung atau didepositokan. Nilai Payback Period PP usaha ini selama 2,38 tahun. Nilai ini
menunjukkan bahwa seluruh biaya investasi yang ditanamkan dalam usaha Kumbung Jamur D D sebelum adanya pengembangan akan dapat dikembalikan
pada tahun kedua, bulan keempat, hari ke tujuh belas. Hasil ini menunjukkan DPP Kumbung Jamur D D pada skenario I masih kurang dari lima tahun, sehingga
masih dikatakan layak untuk dijalankan. Dilihat dari keempat kriteria kelayakan investasi yakni NPV, Net BC, IRR, dan PP maka usaha Kumbung Jamur D D
layak secara finansial.
82 2.
Analisis Kelayakan Skenario II Analisis kelayakan finansial pada skenario II, yaitu menganalisis rencana
pengembangan usaha Kumbung Jamur D D dengan memperluas kapasitas kumbung menggunakan rangka bambu. Pada skenario ini discount rate yang
digunakan sebesar 7,682 persen yang merupakan opportunity cost of capital OCC dari BI rate 5,75 persen dan suku bunga pinjaman beberapa bank 10
persen.
Tabel 31. Kriteria Kelayakan Investasi Kumbung Jamur D D Skenario II
No Kriteria Investasi
Nilai 1
NPV Rp 732.608.064,89
2 Net BC
2,71 3
IRR 56
4 PP Tahun
1,66
Berdasarkan analisis kelayakan investasi pada skenario II, diperoleh nilai NPV sebesar Rp 732.608.064,89. Nilai ini menunjukkan keuntungan yang
diperoleh pelaku usaha selama lima tahun dengan tingkat diskonto 7,682 persen. Nilai ini lebih besar dari nol, sehingga berdasarkan kriteria NPV pengembangan
kapasitas kumbung jamur tiram di Kumbung Jamur D D dengan menggunakan rangka bambu layak untuk dijalankan.
Perhitungan Net BC menghasilkan nilai 2,71 satuan rupiah. Angka ini menunjukkan Kumbung Jamur D D mendapatkan keuntungan Rp 2,71 untuk
setiap Rp 1 yang dikeluarkan. Nilai Net BC lebih besar dari 1, sehingga menurut kriteria Net BC rencana NPV pengembangan kapasitas kumbung jamur tiram di
Kumbung Jamur D D dengan menggunakan rangka bambu skenario II layak untuk dijalankan.
Sementara itu nilai IRR Kumbung Jamur D D skenario II sebesar 56 persen. Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian terhadap investasi yang
ditanamkan sebesar 56 persen. Nilai ini lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan, yaitu 7,682 persen. Maka, usaha Kumbung Jamur D D dengan
kriteria IRR layak untuk dijalankan, karena setiap investasi yang ditanamkan pada usaha ini akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih besar dibandingkan
menyimpan dana investasi untuk di tabung atau, didepositokan. Nilai Payback Period PP usaha ini selama 1,66 tahun atau 1 tahun 7
bulan 28 hari. Nilai ini menunjukkan bahwa seluruh biaya investasi yang
83 ditanamkan dalam rencana pengembangan skenario II akan dapat dikembalikan
pada tahun kesatu, bulan ketujuh, hari ke-28. Hasil ini menunjukkan waktu yang kurang dari lima tahun, sehingga layak untuk dijalankan. Dilihat dari keempat
kriteria kelayakan investasi yakni NPV, Net BC, IRR, dan DPP maka NPV pengembangan kapasitas kumbung jamur tiram di Kumbung Jamur D D dengan
menggunakan rangka bambu skenario II layak secara finansial. 3.
Analisis Kelayakan Skenario III Analisis kelayakan finansial pada skenario III, yaitu menganalisis rencana
pengembangan usaha Kumbung Jamur D D dengan memperluas kapasitas kumbung menggunakan rangka kayu. Pada skenario ini discount rate yang
digunakan sebesar 6,407 persen yang merupakan opportunity cost of capital OCC dari BI rate 5,75 persen dan suku bunga pinjaman beberapa bank 10
persen.
Tabel 32
. Kriteria Kelayakan Investasi Kumbung Jamur D D Skenario III
No Kriteria Investasi
Nilai 1
NPV Rp 1.156.134.833,42
2 Net BC
2,85 3
IRR 36
4 PP Tahun
1,84
Berdasarkan analisis kelayakan investasi pada skenario III, diperoleh nilai NPV sebesar Rp 1.156.134.833,42. Nilai ini menunjukkan keuntungan yang
diperoleh pelaku usaha selama sepuluh tahun dengan tingkat diskonto 6,407 persen. Nilai ini lebih besar dari nol, sehingga berdasarkan kriteria NPV
pengembangan kapasitas kumbung jamur tiram putih di Kumbung Jamur D D dengan mengggunakan rangka kayu layak untuk dijalankan.
Perhitungan Net BC menghasilkan nilai 2,85 satuan rupiah. Angka ini menunjukkan Kumbung Jamur D D mendapatkan keuntungan Rp 2,85 untuk
setiap Rp 1 yang dikeluarkan. Nilai Net BC lebih besar dari 1, sehingga menurut kriteria Net BC rencana pengembangan usaha skenario II layak untuk dijalankan.
Sementara itu, nilai IRR pengembangan kapasitas kumbung jamur tiram di Kumbung Jamur D D dengan menggunakan rangka kayu sebesar 36 persen. Hal
ini menunjukkan tingkat pengembalian terhadap investasi yang ditanamkan sebesar 36 persen. Nilai ini lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan, yaitu
6,407 persen. Maka, usaha Kumbung Jamur D D skenario III dengan kriteria
84 IRR layak untuk dijalankan, karena setiap investasi yang ditanamkan pada usaha
ini akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih besar dibandingkan menyimpan dana investasi untuk di tabung atau didepositokan.
Nilai Payback Period PP usaha ini selama 1,84 tahun atau 1 tahun 10 bulan 3 hari. Nilai ini menunjukkan bahwa seluruh biaya investasi yang
ditanamkan dalam usaha Kumbung Jamur D D dengan adanya pengembangan akan dapat dikembalikan pada tahun kesatu bulan ksepuluh hari ketiga. Hasil ini
menunjukkan waktu yang kurang dari sepuluh tahun, sehingga layak untuk dijalankan. Dilihat dari keempat kriteria kelayakan investasi yakni NPV, Net BC,
IRR, dan PP maka rencana pengembangan kapasitas kumbung jamur tiram putih dengan menggunakan rangka kayu di Kumbung Jamur D D skenario III layak
secara finansial.
6.2.7 Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih dengan Penambahan Kapasitas Kumbung Jamur 45.000
Baglog Incremental Net Benefit
Analisis kelayakan finansial incremental net benefit merupakan analisis kelayakan yang digunakan untuk mengetahui manfaat bersih yang didapatkan dari
adanya pengembangan usaha jamur tiram putih. Manfaat bersih tambahan usaha jamur tiram putih didapatkan dari pengurangan manfaat bersih yang dihasilkan
dari pengembangan usaha dengan penambahan kapasitas kumbung jamur 45.000 baglog per siklus produksi with business dengan manfaat bersih yang dihasilkan
dari usaha jamur tiram putih dengan kapasitas kumbung 15.000 baglog per siklus produksi without business. Adanya manfaat bersih dari pengembangan usaha
jamur tiram putih dengan penambahan kapasitas kumbung 45.000 baglog per siklus produksi dapat dilihat dari kriteria kelayakan investasi yaitu Incremental
Net Benefit, NPV, Net BC, IRR, dan PP. Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 17 yaitu penambahan
kapasitas kumbung jamur 45.000 baglog per siklus produksi yaitu kumbung yang menggunakan rangka bambu with business, dengan manfaat bersih yang
dihasilkan dari usaha jamur tiram putih dengan kapasitas kumbung 15.000 baglog per siklus produksi without business, didapatkan NPV sebesar Rp
581.453.665,82. Artinya, kegiatan pengembangan usaha dengan penambahan
85 kapasitas kumbung jamur 45.000 baglog per siklus produksi yaitu kumbung yang
menggunakan rangka bambu selama umur proyek 5 tahun dan menggunakan tingkat discount factor 7,682 persen memberikan keuntungan sebesar Rp
581.453.665,82. Jadi, NPV tersebut menunjukkan manfaat bersih tambahan yang diterimalayak.
Nilai Net BC yang diperoleh dari analisis ini yaitu 3,37, hal ini berarti penggunaan investasi dalam skenario II memenuhi ukuran kelayakan berdasarkan
kriteria investasi dimana Net BC-nya lebih dari 1. Ukuran kriteria investasi lainnya yaitu IRR diperoleh hasil 72 persen. Hal ini menunjukkan tingkat
pengembalian terhadap investasi yang ditanamkan sebesar 72 persen. Nilai ini lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan, yaitu 7,682 persen sehingga
dapat dikatakan bahwa usaha ini layak secara finansial untuk dijalankan. Jangka waktu pengembalian investasi dari pengembangan usaha ini terlihat
pada nilai payback periode yaitu 2,16 atau 2 tahun, 1 bulan, 28 hari. Jangka waktu tersebut lebih pendek dari umur usaha sehingga dapat dikatakan bahwa
pengembangan dengan penambahan kapasitas kumbung sebanyak 45.000 baglog dengan menggunakan rangka bambu layak untuk dilaksanakan. Kelayakan
finansial pengembangan usaha jamur tiram dengan penambahan kapasitas kumbung 45.000 baglog menggunakan rangka bambu dapat dilihat pada Tabel
33.
Tabel 33
. Hasil Kelayakan Finansial Pengembangan dengan Penambahan Kapasitas Kumbung 45.000 Baglog Menggunakan Rangka Bambu
Incremental Net Benefit
No Kriteria Investasi
Nilai 1
NPV Rp 581,453.665,82
2 Net BC
3,37 3
IRR 72
4 PP Tahun
2,16
Penambahan kapasitas kumbung jamur 45.000 baglog per siklus produksi yaitu kumbung yang menggunakan rangka kayu with business, dengan manfaat
bersih yang dihasilkan dari usaha jamur tiram putih dengan kapasitas kumbung 15.000 baglog per siklus produksi without business juga menunjukkan manfaat
tambahan yang layak pada pengembangan usaha. Hal ini dapat dari hasil perhitungan pada Lampiran 18 yaitu didapatkan NPV sebesar Rp 990.507.340,75.
86 Artinya, kegiatan pengembangan usaha dengan penambahan kapasitas kumbung
jamur 45.000 baglog per siklus produksi yaitu kumbung yang menggunakan rangka bambu selama umur proyek 10 tahun dan menggunakan tingkat discount
factor 6.407 persen memberikan keuntungan sebesar Rp 990.507.340,75. Nilai Net BC yang diperoleh dari analisis ini yaitu 3,25 yang berarti
penggunaan investasi dalam skenario III memenuhi ukuran kelayakan berdasarkan kriteria investasi dimana Net BC-nya lebih dari 1. Hasil yang diperoleh untuk
IRR yaitu 37 persen, artinya tingkat pengembalian terhadap investasi yang ditanamkan sebesar 37 persen lebih besar dari tingkat diskonto yang digunakan,
yaitu 6,407 persen sehingga dapat dikatakan bahwa usaha ini layak secara finansial untuk dijalankan.
Nilai Payback Period PP yaitu selama 2,12 tahun. Nilai ini menunjukkan bahwa pengembangan dengan penambahan kapasitas kumbung sebanyak 45.000
baglog dengan menggunakan rangka kayu akan dapat dikembalikan pada tahun kedua, bulan kesatu hari ke-14. Hasil ini menunjukkan waktu yang kurang dari
sepuluh tahun, sehingga layak untuk dijalankan. Dilihat dari keempat kriteria kelayakan investasi yakni NPV, Net BC, IRR, dan PP maka rencana
pengembangan kapasitas kumbung jamur tiram putih dengan menggunakan rangka kayu di Kumbung Jamur D D skenario III layak secara finansial.
Kelayakan finansial pengembangan usaha jamur tiram dengan penambahan kapasitas kumbung 45.000 baglog menggunakan rangka kayu dapat dilihat pada
Tabel 34.
Tabel 34 . Hasil Kelayakan Finansial Pengembangan dengan Penambahan
Kapasitas Kumbung 45.000 Baglog Menggunakan Rangka kayu Incremental Net Benefit
No Kriteria Investasi
Nilai 1
NPV Rp 990.507.340,75
2 Net BC
3,25 3
IRR 37
4 PP Tahun
2,12
6.2.8 Analisis Sensitivitas