15 secara langsung ke dalam tanah. Pada konstruksi rumah bambu, sangat
dianjurkan membuat pondasi dari beton atau batu. Pelapisan bambu dengan bahan penahan air dapat mengurangi serangan jamur.
2.4.2 Keawetan Kayu
Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaian. Kayu dikatakan awet apabila mempunyai umur pakai lama dan mampu menahan berbagai faktor
perusak kayu. Dengan kata lain keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu terhadap faktor-faktor perusak dari luar kayu itu Dumanauw, 1990 dalam
Zibua, 2008. Nilai suatu jenis kayu sangat ditentukan oleh keawetannya, karena bagaimana pun kuatnya suatu jenis kayu tersebut, penggunaan sebagai bahan
bangunan tidak akan berarti jika keawetannya rendah. Keawetan kayu dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
karakteristik kayu dan lingkungan. Faktor karakteristik kayu yaitu kandungan zat ekstraktif, umur pohon, bagian kayu dalam batang gubal dan teras, dan
kecepatan tempat tumbuh. Sedangkan faktor lingkungan yaitu tempat dimana kayu tersebut dipakai, jenis organisme penyerang, keadaan suhu, kelembaban
udara dan lain-lainnya. Ketahanan kayu terhadap serangga dan perusak kayu khususnya yang
bersentuhan dengan laut disebabkan oleh kandungan zat ekstraktifnya. Zat ekstraktif dalam kayu berfungsi sebagai racun bagi perusak-perusak kayu,
sehingga perusak tersebut tidak bisa masuk dan tinggal dalam kayu tersebut Panshin dan de Zeeuw, 1980 dalam Zibua, 2008.
Menurut Martawijaya et al, 1995, keawetan alami ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar: jamur, rayap, bubuk,
cacing laut dan mahkluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu zat
ekstraktif yang merupakan sebagai unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di dalamnya serta
merusak kayu. Ada lima penggolongan kelas awet kayu yaitu sebagai berikut:
16 1. Kelas awet I
Lama pemakaian kelas awet I dapat mencapai 25 tahun. Jenis-jenis kayu yang termasuk dalam kelas ini adalah jati, ulin, sawo kecik, merbau, tanjung,
sonokeling, johar, bangkirai, behan, resak, dan ipil. 2. Kelas awet II
Jenis-jenis kayu yang termasuk kelas awet II yaitu waru, kapur, bungur, cemara gunung, rengas, rasamala, merawan, lesi, walikukun, dan sonokembang.
Umur pemakaian dari kelas ini yaitu antara 15-25 tahun. 3. Kelas awet III
Jenis-jenis kayu yang termasuk kelas awet III yaitu ampupu, bakau, kempas, kruing, mahoni, matoa, merbau, meranti merah, meranti putih, pinang, dan pulai.
Umur pakai jenis kayu kelas ini mencapai 10-15 tahun. 4. Kelas awet IV
Jenis kayu ini termasuk kurang awet, umur pakainya antara 5 – 10 tahun.
Kayu yang termasuk kelas awet ini yaitu agates, bayur, durian, sengon, kemenyan, kenari, ketapang, perupuk, ramin, surian, dan benuang laki.
5. Kelas awet V Kayu
–kayu yang termasuk kelas awet V tergolong kayu yang tidak awet karena umur pakainya hanya kurang dari 5 tahun. Contoh kayu yang masuk dalam
kelas ini adalah jabon, jelutung, kapuk hutan, kemiri, kenanga, mangga hutan, dan marabung.
Fakta menunjukkan lingkungan Indonesia merupakan daerah tropis. Negeri ini mempunyai kehangatan, kelembaban dan bahan organik dalam tanah
yang tinggi, di bawah kondisi tersebut perkembangan organisme khususnya organisme perusak kayu sangat baik. Hal tersebut tercermin dari apa yang disebut
sebagai negara mega biodeversity, dimana Indonesia mempunyai 1.000.000 jenis serangga, 250.000 jenis jamur dan 200 jenis rayap. Kenyataan lain menunjukan
bahwa 80 - 85 persen kayu-kayu Indonesia mempunyai keawetan yang rendah, atau dengan perkayaan kayu-kayu Indonesia mudah diserang oleh organisme
perusak kayu Muchlis, 2005.
17
Tabel 9.
Kelas Awet Kayu
No. Keadaan
Kelas Awet I
II III
IV V
1 Selalu berhubungan
dengan tanah lembab. 8 tahun
5 tahun 3 tahun
Sangat Pendek
Sangat pendek
2 Hanya dipengaruhi
cuaca, tetapi dijaga supaya tidak terendam
air dan kekurangan udara.
20 tahun 15 tahun
10 tahun Beberapa
tahun Sangat
pendek
3 Di bawah atap, tidak
berhubungan dengan tanah lembab dan
tidak kekurangan udara.
Tidak terbatas
Tidak terbatas
Sangat lama
Beberapa tahun
Pendek
4 Seperti diatas tetapi
dipelihara dengan baik dan di cat dengan
teratur Tidak
terbatas Tidak
terbatas Tidak
terbatas 20 tahun
20 tahun
5 Serangan rayap tanah.
Tidak Jarang
Cepat Sangat
cepat Sangat
cepat 6
Serangan bubuk kayu kering.
Tidak Tidak
Hampir tidak
Tidak berarti
Sangat cepat
Sumber : Oey Djoen Seng, 1964 dalam Zibua, 2008
2.5 Penelitian Terdahulu