20
c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih. d. Peserta didik menguasai keterampilan yang dilatihkan.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dimana peserta didik ditempatkan ke dalam tim beranggota enam orang
untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota. Setiap anggota tim membaca sub-bab yang ditugaskan.
Kemudian, anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari sub-bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikan sub-bab
mereka. Kemudian para peserta didik itu kembali ke tim asal mereka dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub-bab mereka. Karena satu-
satunya cara peserta didik dapat belajar sub-bab lain selain dari sub-bab yang mereka pelajari adalah dengan mendengarkan dengan sungguh-sungguh teman
satu tim mereka, mereka termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan minat terhadap apa yang dipelajari teman satu timnya Muhamad Nur dan Prima Retno
Wikandari, 2001: 29. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini, peserta didik belajar
dalam kelompok yang heterogen dan beranggotakan 4 sampai 6 orang, yang disebut kelompok asal. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas
penguasaan bagian dari materi belajar yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Masing-masing
anggota kelompok yang mendapat tugas penguasaan bagian materi itu disebut
21
ahli. Keahlian tersebut dapat diperoleh dari menawarkan bagian materi kepada anggota kelompok menurut kemampuan mereka, atau ditunjuk oleh guru sesuai
dengan kemampuan mereka. Anggota dari kelompok yang berbeda dengan materi yang sama ahli bertemu untuk berdiskusi antar ahli. Mereka dapat saling
membantu satu sama lain tentang topik yang ditugaskan, serta mendiskusikannya. Setelah itu peserta didik pada kelompok ahli kembali pada kelompok masing-
masing untuk menjelaskan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lainnya tentang apa yang dibahas atau dipelajari dalam kelompok ahli Muslimin Ibrahim
dkk, 2001: 21-22. Hubungan yang terjadi antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan:
1.
Kelompok Asal
2.
Kelompok Ahli
3.
Kelompok Asal
Gambar 2.1. Hubungan kelompok asal dan kelompok ahli dalam jigsaw
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
3 3 3 3 3
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
6 6 6 6 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
22
Pada bagan pertama menunjukkan bahwa ada lima kelompok pangkalan dan setiap kelompok masing-masing membawa hal yang harus diselesaikan,
kemudian masing-masing mengelompokkan diri sesuai dengan masalahnya seperti bagan kedua. Masalah tersebut didiskusikan dalam kelompok. Setelah
mereka menemukan jawaban kemudian mereka bergabung seperti pada kelompok pertama yaitu pada gambar ketiga. Kemudian setiap kelompok masing-masing
mengemukakan masalah dan hasil penyelesaiannya. Dengan demikian setiap orang memperoleh informasi yang sama dari berbagai masalah yang dipecahkan.
Ilustrasi ini menunjukkan cara kelompok-kelompok dimanipulasi dengan menggunakan strategi jigsaw. Peserta didik
–peserta didik adalah anggota kelompok-kelompok pangkalan dan lalu mereka meneliti aspek tertentu dari topik
di dalam kelompok-kelompok pakar. Pada waktu tugas penelitian sudah selesai, mereka kembali ke kelompok pangkalan asal mereka.
Cara lain untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik dari serangkaian kegiatan bisa dilakukan melalui curah pendapat brain storming.
Kegiatan ini perlu dikendalikan oleh guru, tetapi guru tidak boleh membatasi atau mengarahkan alur gagasan-gagasan peserta didik.
Dalam sidang curah pendapat brain storming, guru meminta kepada peserta didik untuk mengungkapkan gagasannya, dan semua gagasan itu ditulis di
papan tulis. Guru mengkondisikan agar semua peserta didik mengungkapkan gagasannya dan guru tidak menunjukkan sikap seolah-olah jawaban tertentu lebih
berharga dan lebih tepat. Pada tahap-tahap permulaan, semua sumbangan diterima
23
dan tidak ada diskusi mengenai hal-hal itu. Begitu daftar sudah selesai, guru memperkenankan diskusi.
Pada penelitian ini, dikarenakan bangun ruang sisi lengkung terdiri dari tiga sub topik materi yaitu tabung, kerucut dan bola. Supaya sesuai dengan
definisi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 orang peserta didik dengan
tingkat kemampuan yang berbeda. Setiap peserta didik bertanggung jawab atas penguasaan materi yang ditugaskan kepadanya. Selanjutnya masing-masing
kelompok ahli dengan materi yang sama bertemu untuk berdiskusi dan mengerjakan latihan soal-soal yang diberikan. Setelah waktu yang diberikan
selesai, masing-masing peserta didik dalam kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan materi yang menjadi bagiannya pada peserta
didik lain dengan materi yang berbeda. Peserta didik yang mendapat bagian materi tabung menjelaskan pada peserta didik lain yang mendapat bagian materi
kerucut maupun bola. Demikian seterusnya hingga peserta didik dalam kelompok asal sudah paham materi pada pertemuan hari itu. Sebisa mungkin peserta didik
berdiskusi dahulu dengan temannya dalam satu kelompok, jika menemui kesulitan baru bertanya pada guru. Karena peran guru di sini masih diperlukan, baik sebagai
motivator maupun fasilitator. Sehingga hal ini dapat meminimalkan kelas yang ramai atau gaduh, karena guru dapat terus memantau jalannya diskusi masing-
masing kelompok, baik dalam diskusi kelompok asal maupun diskusi kelompok ahli sehingga pembelajaran tetap efektif dan optimal.
24
Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diatur secara instruksional sebagai berikut:
a. Membaca. Peserta didik mendapat topik-topik ahli, kemudian membaca dan
mempelajari materi tersebut untuk mendapatkan informasi. b. Diskusi Kelompok Ahli.
Peserta didik dengan topik ahli yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan topik tersebut.
c. Laporan Kelompok. Masing-masing ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik
pada kelompoknya. d. Kuis atau tes.
Jika peserta didik berhasil menerapkan setiap keterampilan kooperatif dengan baik, maka akan diperoleh keuntungan dalam pembelajaran kooperatif.
Keuntungan tersebut adalah : a. Peserta didik bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi
norma kelompok atau tim. b. Peserta didik aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama
berhasil. c. Peserta didik aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok atau tim. d. Interaksi antar peserta didik membantu meningkatkan perkembangan kognitif.
25
e. Interaksi antar peserta didik seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
4. Kemampuan Awal Peserta Didik