Pengujian Hipotesis 1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Jumlah Sel Tak Sama

65

2. Uji Homogenitas

Teknik yang digunakan dalam uji homogenitas adalah uji Barttlet dimana variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika dengan faktor- faktornya adalah model pembelajaran dan kemampuan awal. Rangkuman hasil uji homogenitas disajikan dalam Tabel 4.8, sedangkan hasil analisis selengkapnya disajikan pada Lampiran 14. Tabel 4.8. Rangkuman Uji Homogenitas No Kelompok Prestasi Belajar Pada Faktor Banyak Kelompok Nilai Uji Nilai Tabel Keputusan Uji Kesimpulan 1. Model pembelajaran k = 2 0,005 3,841 H Tidak ditolak Homogen 2. Kemampuan awal k = 3 2,969 5,991 H Tidak ditolak Homogen Dari tabel di atas terlihat bahwa semua nilai uji lebih kecil dari nilai tabel sehingga semua H o tidak di tolak. Hal ini berarti prestasi belajar matematika untuk faktor model pembelajaran dan faktor kemampuan awal peserta didik berasal dari populasi yang mempunyai variansi sama.

E. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Jumlah Sel Tak Sama

Pengujian hipotesis ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel –variabel bebas faktor yaitu model pembelajaran dan 66 kemampuan awal peserta didik serta pengaruh antara variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika. Untuk pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis variansi dua jalan dengan jumlah sel tak sama dengan taraf signifikan 05 , dan hasilnya disajikan dalam Tabel 4.9, sedangkan hasil analisis selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Tabel 4.9. Rangkuman Analisis Variansi Sumber Variansi JK db RK F hitung F tabel Keputusan Uji Model Pembelajaran A 2293,531 1 2293,531 22,549 3,84 H ditolak Kemampuan Awal B 10145,483 2 5072,741 49,873 3,00 H ditolak Pengaruh faktor bersama antara Model Pembelajaran dengan Kemampuan Awal AB 2835,01 2 1417,507 13,936 3,00 H ditolak Galat 21156,211 208 101,713 - - - Total 36430,239 213 - - - - Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel rangkuman analisis variansi tersebut terlihat bahwa : a. Pada efek utama A model pembelajaran, didapat bahwa F hitung = F a = 22,549 dan F tabel = 3,84, sehingga harga statistik uji F a F tabel , maka F a DK, jadi H 0a ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan model 67 pembelajaran langsung terhadap prestasi belajar matematika pada topik materi bangun ruang sisi lengkung. b. Pada efek utama B tingkat kemampuan awal peserta didik, didapat bahwa F hitung = F b = 49,873 dan F tabel = 3,00, sehingga harga statistik uji F b F tabel , maka F b DK, jadi H 0b ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah terhadap prestasi belajar matematika pada topik materi bangun ruang sisi lengkung. c. Pada efek pengaruh faktor bersama AB model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal peserta didik, didapat bahwa F hitung = F ab = 13,936 dan F tabel = 3,00, sehingga harga statistik uji F ab F tabel , maka F ab DK, jadi H 0ab ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal peserta didik terhadap prestasi belajar matematika pada materi pokok bangun ruang sisi lengkung.

2. Uji Komparasi Ganda

Dari ketiga hipotesis nihil nol ditolak yaitu H 0a , H 0b dan H 0ab , maka untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom dan antar sel dilakukan uji komparasi ganda pada kolom dan antar sel dengan menggunakan model Scheffe . Untuk komparasi pada baris tidak dilakukan karena hanya terdiri dari 2 kategori dan perbedaannya dapat dilihat dari rerata kedua kelompokeksperimen dan kontrol. Rangkuman hasil ujinya disajikan pada Tabel 4.10, sedangkan perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. 68 Tabel 4.10. Rangkuman Keputusan Uji Komparasi Ganda Jenis Komparasi Komparasi F hitung F tabel Keputusan uji Antar kolom . 1 vs . 2 31,226 6,00 H ditolak . 1 vs . 3 105,474 6,00 H ditolak . 2 vs . 3 19,193 6,00 H ditolak Antar sel pada baris yang sama 11 vs 12 23,131 11,05 H ditolak 11 vs 13 121,485 11,05 H ditolak 12 vs 13 32,917 11,05 H ditolak 21 vs 22 8,345 11,05 H tidak ditolak 21 vs 23 11,964 11,05 H ditolak 22 vs 23 0,271 11,05 H tidak ditolak Antar sel pada kolom yang sama 11 vs 21 34,680 11,05 H ditolak 12 vs 22 13,604 11,05 H ditolak 13 vs 23 2,108 11,05 H tidak ditolak Keterangan: . 1 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok kemampuan awal tinggi . 2 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok kemampuan awal sedang . 3 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok kemampuan awal rendah 11 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok kemampuan awal tinggi pada model pembelajaran Jigsaw 12 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok kemampuan awal sedang pada model pembelajaran Jigsaw 13 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok kemampuan awal rendah pada model pembelajaran Jigsaw 21 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok kemampuan awal tinggi pada model pembelajaran Langsung 22 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok kemampuan awal sedang pada model pembelajaran Langsung 23 : rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok kemampuan awal rendah pada model pembelajaran Langsung Dari tabel di atas diperoleh bahwa pada uji komparasi ganda antar kolom yaitu nilai uji F .1-.2 = 31,226, F .1-.3 = 105,474, F .2-.3 = 19,193 dan F kritik = 6,00. Semua H ditolak karena F .1-.2 , F .1-.3 dan F .2-.3 lebih besar dari F kritik . Hal ini berarti terdapat perbedaan rerata prestasi belajar matematika pada kelompok kemampuan awal. 69 Pada uji komparasi ganda antar sel pada baris yang sama terdapat dua H yang tidak ditolak, yaitu pada sel baris ke-2 antara kolom 1 dengan 2 F 21-22 = 8,345 dan antara kolom 2 dengan 3 F 22-23 = 0,271 serta F kritik = 11,05, karena F 21-22 dan F 22-23 lebih kecil dari F kritik . Hal ini berarti bahwa peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran langsung tidak terdapat perbedaan rerata prestasi belajar matematika antara peserta didik dengan kemampuan awal tinggi dengan sedang dan antara kemampuan awal sedang dengan rendah. Pada uji komparasi ganda antar sel pada kolom yang sama terdapat satu H tidak ditolak, yaitu pada pada sel kolom ke-3 antara baris 1 dengan 2 F 13-23 = 2,108 dan F kritik = 11,05,karena F 13-23 lebih kecil dari F kritik. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan rerata prestasi belajar matematika pada kelompok kemampuan awal rendah antara peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran langsung.

F. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hipotesis Pertama

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

4 54 248

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2007 – 2008

1 26 227

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika pada Peserta Didik Kelas VIII Semester I SMP Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009.

0 7 124

EKPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI DI KOTA SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/20

0 1 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 MOJOLABAN.

0 1 21

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMP KELAS VIII SE-KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN

0 0 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN GUIDED DISCOVERY LEARNING PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 1

Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share (tps) dan tipe team assisted individualization (tai) dengan pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi lengkung ditinjau dari kecerdasan spasial smp negeri se-kabupaten Groboga

0 0 17

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Guided Note Taking (GNT) Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kota Surakarta Tahun 2013/2014.

0 1 18

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DENGAN METODE DISCOVERY PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Nur

0 0 11