Kabupaten Pasuruan Komparasi Spasial Profil Industri di Lokasi Penelitian
Penyerapan tenaga kerja yang cukup besar yang terjadi dipengaruhi oleh kebutuhan produksi yang membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak dan
kualifikasi bagian terbesar tenaga kerja. Tenaga kerja yang bekerja pada industri padat tenaga kerja pada umumnya bukan berlatar belakang pendidikan yang
tinggi, sehingga tenaga kerja dengan pendidikan setingkat SMU, bahkan SMP juga dapat ditampung. Dari sisi tingkat upah, sebagian besar tenaga kerja dibayar
dengan tingkat upah yang relatif kecil hampir setingkat dengan UMR, sehingga secara umum, perbedaan tingkat pendapatan tenaga kerja di sektor industri dengan
tenaga di sektor pertanian tidak sebesar tipologi industri padat modal. Dengan semakin tingginya transformasi tenaga kerja, maka ketimpangan produktivitas
relatif antara sektor pertanian dan sektor industri akan semakin kecil atau konvergen Gambar 12.
Dengan demikian, berdasarkan perkembangan yang terjadi antara tahun 2000 sampai dengan 2010, transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke
sektor industri telah terjadi dalam jumlah yang cukup besar sebagai akibat dari perkembangan industri-industri besar yang bersifat banyak menyerap tenaga
kerja. Di Kabupaten Serang, sebagaimana yang terlihat pada Tabel 16, industri kecil hanya menyumbang 31,4 dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Transformasi tenaga kerja sebagian besar dari sektor pertanian mengarah ke sektor industri karena sektor industri di Kabupaten Serang yang sangat dominan
dibandingkan dengan sektor jasa. Sehingga dominasi pangsa sektor industri yang mencapai 60 dan bersifat padat tenaga kerja berakibat pada tingginya
transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri. Hal ini selanjutnya akan mengarah pada keseimbangan pendapatan tenaga kerja antara
sektor industri dan sektor pertanian. Kondisi inilah yang diharapkan terjadi dalam perkembangan ekonomi suatu wilayah.