Tingkat Pendidikan Masyarakat Tinjauan Teoritis 1. Proses dan Dampak Konversi Lahan Sawah

sebagai pengirim tenaga kerja, sektor non-pertanian sebagai penampung tenaga kerja, kondisi demografi berupa tingkat pendidikan, serta keterjangkauan sektor non-pertanian yang diukur dalam bentuk aksesibilitas. Dari sisi sektor pertanian, yaitu konversi yang mendorong transformasi dan sisi sektor non-pertanian yang berupa industrialisasi dominan yang menentukan kapasitas atau daya tampung tenaga kerja. Dari sisi kependudukan, partisipasi pendidikan sangat berperan dalam menentukan apakah seseorang dapat memasuki lapangan kerja di sektor non-pertanian, dalam hal ini sektor industri. Kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Kerangka Pemikiran Konversi Lahan dan Transformasi Tenaga Kerja dari Sektor Pertanian ke Sektor Non-pertanian Transformasi Tenaga Kerja Laju Konversi Lahan Latar Belakang Pendidikan Industrialisasi Aksesibilitas Ketimpangan Produktivitas Parsial antara sektor Pertanian dan Industri Sektor Pertanian Konversi Lahan Kependudukan Kebutuhan Lahan Non-Pertanian Ekonomi Land Rent Sosial Budaya Degradasi Lingkungan Otonomi Daerah Penegakan Hukum Sektor Non-Pertanian Jasa Industr i Padat Sumber Daya Alam Padat Tenaga Kerja Padat Modal Padat Tekonologi

2.4. Hipotesis

Hipotesis yang dapat dikemukakan dari penelitian ini antara lain: 1. Konversi lahan di Pulau Jawa yang berlangsung progresif berdampak pada pengurangan kepemilikan lahan pertanian rumah tangga petani dan dapat mendorong peningkatan laju transformasi tenaga kerja. Hasil penelitian Collier et al 2009 menunjukkan bahwa pada desa yang mengalami konversi lahan sawah, penduduk akan berpindah pekerjaan dari sektor pertanian ke sektor non-pertanian yang selanjutnya juga berpengaruh terhadap laju transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non-pertanian. 2. Dari sebaran spasial akan terlihat bahwa daerah yang perkembangan PDRB dan penduduk yang tinggi seperti di wilayah kota, akan memerlukan lahan yang lebih luas untuk pembangunan kawasan industri dan pemukiman pekerja industri serta pemukiman. Hal ini selanjutnya akan menyebabkan konversi lahan netto akan semakin besar. Dengan demikian diduga bahwa laju konversi lahan sawah dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk. 3. Tipologi industri mempengaruhi laju transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non-pertanian. Industri padat tenaga kerja akan menyerap lebih banyak tenaga kerja dibanding dengan industri padat modal ataupun padat sumber daya alam. 4. Tingkat pendidikan tenaga kerja kualitas sumber daya manusia akan mempengaruhi laju transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka peluang mendapatkan pekerjaan di sektor non-pertanian akan semakin besar.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bersifat deskriptif-analisis terkait dengan sebaran spasial konversi lahan. Selain itu, digunakan pula pendekatan kuantitatif dengan metode regresi digunakan untuk menjelaskan perubahan berdasarkan waktu dan memprediksi polakecenderungan yang terjadi serta kondisi pada Tahun 2010.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder per provinsi di Pulau Jawa Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur untuk mengetahui agregat di Pulau Jawa serta data sekunder per kabupatenkota untuk mengetahui kondisi pada satuan wilayah tertentu. Data diperoleh dari hasil Sensus Pertanian, yang dilakukan oleh BPS, serta data-data lain yang ada di tingkat kabupatenkota. Data yang dibutuhkan untuk tingkat provinsi antara lain: 1 luasan lahan sawah padi dan sebarannya antara tahun 1986 sampai 2010, 2 perkembangan PDRB sektor pertanian dan sektor non-pertanian, terutama sektor industri serta 3 perkembangan jumlah dan keragaan tenaga kerja di sektor pertanian dan industri, 4 luas panen padi sawah, 5 produksi padi sawah dan 6 rata-rata produksi padi sawah .Terkait dengan konversi, dibutuhkan data perkembangan luasan lahan sawah di seluruh kabupatenkota di Pulau Jawa antara tahun 1986 sampai tahun 2010. Selain itu, untuk mengamati dinamika produktivitas relatif sektor pertanian dan industri dibutuhkan data antara tahun 2000 sampai 2010 dari 8 kabupaten terpilih yang berupa: 1 perkembangan PDRB sektor pertanian, industri dan PDRB total, 2 perkembangan jumlah dan keragaan tenaga kerja di sektor pertanian, industri dan total, 3 pangsa atau kontribusi masing-masing klasifikasi industri terhadap PDRB, dan 4 persentase tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan minimal setingkat SMU.