Industri yang dominan menyerap tenaga kerja adalah industri formal dengan jumlah 243 unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak 51 771 orang atau
sekitar 71,6. Industri informal di Kabupaten Purwakarta berjumlah 3 248 unit usaha yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 20 581 orang. Dengan
demikian, di Kabupaten Purwakarta terdapat 3 491 unit perusahaan industri dengan penyerapan tenaga kerja besar 72 352 orang. Komposisi industri ini dapat
dilihat pada Tabel 16. PDRB sektor industri di Kabupaten Purwakarta didominasi oleh industri
besar dan sedang. Pada skala industri ini, jenis industri yang menyumbang PDRB terbesar adalah industri agro dan hasil hutan sebesar 34,5. Jenis industri lainnya
dengan pangsa yang tidak berbeda jauh, yaitu 34,3 adalah industri kimia, pulp dan kertas. Berdasarkan data ini, maka Kabupaten Purwakarta digolongkan ke
dalam industrialisasi padat sumber daya alam. Unit industri ini terdapat antara lain di Kecamatan Bungursari, Jatiluhur dan Plered. Salah satu industri yang
mengandalkan bahan baku lokal adalah industri genteng skala sedang yang banyak terdapat di Kecamatan Plered.
Industri kecil dan rumah tangga yang merupakan industri agro antara lain berupa pengolahan teh, kopi, pembuatan kue, tahu dan tempe, kerupuk, keripik
dan aci. Industri berbahan baku hasil hutan antara lain pengolahan kayu seperti pembuatan pallet, kusen dan mebel serta pengolahan karet. Industri kecil dan
rumah tangga yang membuat genteng dan aneka bentuk keramik banyak terdapat di Kecamatan Plered dan Tegalwaru.
Unit industri kimia, pulp dan kertas terdapat di Kecamatan Bungursari, Campaka dan Cibatu. Hasil-hasil industri ini antara lain kemasan dan kotak dari
kertas dan karton, cat dan pernis. Salah satu industri kimia yang besar adalah PT. Nipsea Paint Chemical di Kecamatan Campaka yang menampung tenaga kerja
sekitar 800 orang. Secara umum, industri kecil dan rumah tangga di Kabupaten Purwakarta
merata di semua kecamatan sebagaimana terlihat pada Lampiran 4c. Kecamatan yang paling menonjol dalam menampung tenaga kerja di sektor industri adalah
Kecamatan Bungursari, terutama terpusat di Kawasan Industri Kota Bukit Indah.
5.1.4. Kabupaten Garut
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian selatan. Letak Kabupaten Garut sangat strategis karena berdekatan dengan ibukota provinsi Jawa
Barat, yaitu Bandung. Terkait dengan hal ini, maka Kabupaten Garut berfungsi sebagai penyanggahinterland wilayah Bandung Raya. Pada tahun 2010, luas
lahan sawah di Kabupaten Bandung mencapai 50 270 ha. Sebagaimana terlihat pada Lampiran 1, laju konversi lahan sawah di Kabupaten Garut tergolong sangat
rendah, yaitu sekitar 0,49. Berbeda dengan kabupaten-kabupaten sebelumnya, pada PDRB Kabupaten Garut, sektor pertanian masih merupakan penyumbang
PDRB terbesar yang mencapai 46, sedangkan sumbangan dari sektor industri hanya mencapai 7. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian juga
mendominasi dengan serapan 38,3 dari total tenaga kerja dan sektor industri hanya sebesar 10,2.
Dengan pertimbangan besarnya potensi pertanian, maka kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah adalah pengembangan agroindustri dan hasil hutan.
Produk khas Kabupaten Garut antara lain jeruk garut, domba garut, dodol garut, batik garut, jaket kulit garut, kulit tersamak dan akar wangi. Selain itu, Garut juga
terkenal dengan cinderamata seperti tenun ikat sutera, kerajinan kulit, bambu, batu aji, bulu unggas dan akar wangi. Penyebaran sentra industri produk-produk ini
dapat dikatakan tersebar merata ke seluruh kecamatan dengan komoditi khas masing-masing.
Keragaan industri di Kabupaten Garut didominasi oleh industri informal baik dari jumlah unit usaha maupun dari tenaga kerja yang terserap Tabel 16.
Dari sisi jumlah unit usaha, industri kecil dan rumah tangga informal mencapai 94,2 dari total unit usaha, sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja, industri
kecil dan rumah tangga informal menampung 81,1 dari total tenaga kerja di sektor industri.
Selaras dengan sektor pertanian yang menjadi penyumbang utama PDRB, sektor industri yang dominan di Kabupaten Garut juga industri agro dan hasil
hutan yang mencapai 53. Industri tekstil, kulit dan aneka menempati posisi kedua dengan besaran 22. Berdasarkan data ini, maka industri di Kabupaten
Garut termasuk industri padat sumber daya alam.
Urutan hasil industri agro dan hasil hutan yang nilai produksinya paling tinggi adalah industri tahu, tempe, anyaman bambu, dodol, furniture, gula aren,
kerupuk, pindang ikan dan teh rakyat. Industri makanan terdapat di semua kecamatan, namun industri besar hanya terdapat di beberapa kecamatan seperti
Garut Kota, Cikelet, Tarogong Kidul, Karangpawitan, Cilawu, Cikajang, Pamulihan, Banyuresmi dan Cibalong. Dodol merupakan komoditi paling
menonjol dari sisi jumlah unit usaha industri dan sebarannya dibanding komoditi makanan lainnya. Unit usaha dodol skala besar dan sedang terdapat di Kecamatan
Garut Kota, Karangpawitan, Cilawu, Banyuresmi, Pasirwangi dan Tarogong Kaler. Selain dodol, industri pengolahan teh juga tersebar di beberapa kecamatan
seperti Kecamatan Garut Kota, Karangpawitan, Cilawu, Cikajang, Pamulihan, Cisompet, Cisurupan dan Cilawu. Beberapa industri pengolahan teh berskala
besar seperti PTPN VIII Papandayan di Kecamatan Pamulihan dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 900 orang, serta PTPN VIII Cisaruni di Kecamatan
Cikajang dan PTPN VIII Dayeuhmanggung di Kecamatan Cilawu. Pada industri tekstil, kulit dan aneka, industri kerajinan barang dari kulit
dan sejenisnya serta pakaian jadi dari kulit sangat mendominasi. Unit industri kulit skala sedang terpusat di Kecamatan Garut Kota dan Karangpawitan.
Komoditi industri lain yang berbahan baku lokal adalah industri pembuatan bata merah yang banyak terdapat di Kecamatan Cilawu.
Ditinjau dari sebarannya, industri kecil dan rumah tangga tersebar lebih merata dibanding kabupaten-kabupaten lokasi penelitian yang lain. Beberapa
komoditi terkonsentrasi di kecaman tertentu seperti pembuatan kembang gula dan rajut benang di Kecamatan Bayongbong, keripik singkong di Kecamatan
Leuwigoong serta tas di Kecamatan Leles dan Kadungora. Sebaran industri dan tenaga kerja di Kabupaten Garut selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4d.
5.1.5. Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang merupakan Kabupaten yang letaknya dekat dengan Semarang yang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah dan berada pada poros
Semarang-Yogyakarta. Lahan sawah di Kabupaten Magelang relatif tidak menonjol, hanya sekitar 35 988 ha pada tahun 2010. Sebagaimana terlihat pada