Kabupaten Kudus Komparasi Spasial Profil Industri di Lokasi Penelitian
sektor menyumbang 30 terhadap total PDRB, sektor tersebut juga menyerap 30 dari total tenaga kerja yang bekerja.
Seperti yang dikemukakan oleh Todaro 2009, secara garis besar sektor- sektor terbagi atas sektor tradisional dengan produktivitas marjinal rendah dan
sektor modern dengan produktivitas marjinal tinggi. Sektor tradisional dalam hal ini adalah sektor pertanian, sementara sektor modern adalah sektor industri dan
jasa. Hasil penelitian di delapan kabupaten di Pulau Jawa secara umum memperlihatkan gambaran seperti ini, dimana produktivitas marjinal sektor
pertanian sebagian besar di bawah produktivitas sektor industri. Begitu pula bila dikaitkan dengan sumbangan terhadap total PDRB dan tenaga kerja, produktivitas
marjinal sektor pertanian sebagian besar dibawah satu, sedangkan produktivitas sektor industri sebagian besar di atas satu.
Setiap waktu terjadi perubahan sumbangan suatu sektor terhadap PDRB suatu wilayah. Pada umumnya, semua sektor akan mengalami kenaikan output
seiring perkembangan waktu, namun persentase terhadap PDRB bisa naik, tetap ataupun turun tergantung perkebangan output sektor lainnya. Perubahan yang
sama juga terjadi pada jumlah tenaga kerja masing-masing sektor. Apabila perubahan kedua hal ini gabungkan, maka akan didapatkan gambaran dinamika
perubahan dalam kurun waktu tertentu seperti yang tercantum pada Tabel 17 serta Lampiran 5 dan 6.
Tabel 17. Komparasi Tingkat dan Trend Produktivitas Relatif Industri dan Pertanian di Delapan Kabupaten di Jawa, 2000
– 2010
Kabupaten Tipologi
Industri Skala
StatusUnit Industri
Dominan Menyerap
Tenaga Kerja
Pangsa PDRB Tahun 2010
Produktivtas Relatif Industri
Produktivitas Relatif Pertanian
Dinamika Ketimpangan
Produktivitas Relatif Sektor
Industri dan Pertanian
Indus- tri
Perta- nian
2000 2010 Trend
slope 2000 2010
Trend slope
Serang P adat
Tenaga Kerja
Formal 60
15 3,92
2,76 turun
0,055 0,40
0,63 naik
0,019 Konvergen
Bekasi Padat
Modal Formal
75 0,18
2,66 3,22 naik
0,043 0,18
0,02 turun
0,011 Divergen
Purwakarta Padat
Sumber Daya
Alam Formal
48 10
2,26 2,32 naik
0,001 0,26
0,42
naik 0,012
Konvergen Garut
Padat Sumber
Daya Alam
Informal 10
46 1,51 0,70
turun 0,037
1,04 1,19
naik 0,050
Divergen
Magelang Padat
Modal Informal
19 28
0,99 1,45 naik
0,024 0,24
0.64 naik
0,052 Konvergen
Kudus Padat
Tenaga Kerja
Informal 60
3 1,42 1,10
turun 0,022
0,26 0,27
turun 0,001
Konvergen Tuban
Padat Sumber
Daya Alam
Informal 28
23 3,06
1,68 turun
0,087 0,44
0,50 naik 0,009
Konvergen Pasuruan
Padat Sumber
Daya Alam
Formal 32
23 1,54
1,08 turun
0,001 0,63
0,74 tetap 0,000
Konvergen
Sumber: Daerah Dalam Angka 2000 - 2011, Direktori Perusahaan Besar dan Sedang Tahun 2010 BPS
Data-data yang terdapat pada Tabel 17 menunjukkan bahwa dinamika produktivitas relatif antara sektor industri dan pertanian tidak hanya ditentukan
oleh tipologi industri. Perubahan nilai produktivitas relatif ditentukan oleh perubahan output produksi dan perubahan tenaga kerja di sektor industri dan
sektor pertanian. Pengurangan pangsa tenaga kerja dapat menambah nilai produktivitas relatif, sedangkan pengurangan persentase output terhadap PDRB
dapat mengurangi nilai produktivitas relatif. Dinamika produktivitas relatif pada delapan kabupaten lokasi penelitian dijelaskan lebih rinci sebagai berikut: