Pendekatan Penelitian Jenis dan Sumber Data

4. 5 laju konversi netto rata- rata per tahun ≤ 7 tinggi 5. laju konversi netto rata-rata per tahun 7 sangat tinggi Sedangkan perbandingan luas lahan sawah dibanding luas wilayah keseluruhan dikelompokkan dengan interval 10 dengan nilai persentase luas lahan sawah yang sebagian besar dimiliki oleh kabupatenkota di Pulau Jawa yang berkisar antara 1 sampai sekitar 40. Dengan interval ini maka didapatkan jumlah kategori yang cukup mewakili, yaitu lima kategori. Luas lahan pertanian dengan persetase lebih dari 40 dikelompokkan dalam satu kategori. Kategori-kategori tersebut adalah: 1. luas lahan sawah dibanding luas total wilayah 40 sangat luas 2. 30 luas lahan sawah dibanding luas total wilayah ≤ 40 luas 3. 20 luas lahan sawah dibanding luas total wilayah ≤ 30 cukup luas 4. 10 luas lahan sawah dibanding luas total wilayah ≤ 20 sempit 5. luas lahan sawah dibanding luas total wilayah 10 sangat sempit

3.4.2. Transformasi Tenaga Kerja

Tingkat transformasi tenaga kerja dalam hal ini menggambarkan perbedaan kesempatan kerja dalam persen antara kesempatan kerja di sektor pertanian dan sektor industri. Semakin besar pertumbuhan kesempatan kerja sektor industri dibanding sektor pertanian, maka transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke soktor industri akan semakin besar. Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai banyaknya orang yang dapat ditampung bekerja pada suatu instansi atau perusahaan. Kesempatan kerja akan menampung semua semua tenaga kerja apabila lapangan kerja yang tersedia memadai sesuai dengan tenaga kerja yang ada BPS, 2006. Tingkat kesempatan kerja biasanya dinyatakan dalam persen . Indikator ini mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang bekerja atau sementara tidak bekerja di suatu wilayah.Tingkat kesempatan kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus : 100 kerja angkatan jumlah bekerja yang penduduk jumlah TKK x 

3.4.3. Konversi Lahan Sawah

Berbeda dengan pengurangan produksi padi akibat hamapenyakit dan bencana alam, pengurangan produksi padi akibat konversi lahan bersifat permanen dan kumulatif Irawan dan Friyatno, 2002. Untuk menggambarkan dampak kumulatif konversi lahan sawah terhadap kehilangan produksi padi, dilakukan kajian dengan menggunakan data deret waktu. Dengan menggunakan data tersebut dapat kita gambarkan dinamika produksi padi pada kondisi luas sawah baku yang tetap kapasitas produksi tetap serta produksi setelah konversi lahan kapasitas produksi berkurang. Setiap tahun, luas lahan sawah akan semakin berkurang. Nilai selisih konversi padi pada kedua kondisi tersebut untuk tahun tertentu mencerminkan dampak konversi yang terjadi pada tahun yang bersangkutan dan tahun-tahun sebelumnya. Beberapa persamaan yang terkait dengan konversi lahan ini antara lain: Luas lahan sawah: L 1i = L 0i – K 1i – C 1i ............................................................................. 1 L 2i = L 1i – K 2i – C 2i = [L 0i – K 1i – C 1i ] - K 2i – C 2i = L 0i – K 1i + K 2i + C 1i + C 2i maka: 1 ti n t ti i ni K C L L      ........................................................................ 2 dengan: L 1i = Luas lahan sawah pada tahun ke-1 di wilayah iha L 0i = Luas lahan sawah pada tahun ke-0 di wilayah i ha L ni = Luas lahan sawah pada tahun ke-n di wilayah i ha K 1i = Luas konversi lahan sawah pada tahun ke-1 di wilayah i ha K 2i = Luas konversi lahan sawah pada tahun ke-2 di wilayah i ha K ti = Luas konversi lahan sawah pada tahun ke-t di wilayah i ha C 1i = Luas pencetakan lahan sawah baru pada tahun ke-1 di wilayah i ha C 2i = Luas pencetakan lahan sawah baru pada tahun ke-2 di wilayah i ha C ti = Luas pencetakan lahan sawah baru pada tahun ke-t di wilayah i ha t = tahun 0, 1,....,n