III. METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bersifat deskriptif-analisis terkait dengan sebaran spasial konversi lahan. Selain itu, digunakan pula pendekatan kuantitatif
dengan metode regresi digunakan untuk menjelaskan perubahan berdasarkan waktu dan memprediksi polakecenderungan yang terjadi serta kondisi pada
Tahun 2010.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder per provinsi di Pulau Jawa Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan
Jawa Timur untuk mengetahui agregat di Pulau Jawa serta data sekunder per kabupatenkota untuk mengetahui kondisi pada satuan wilayah tertentu. Data
diperoleh dari hasil Sensus Pertanian, yang dilakukan oleh BPS, serta data-data lain yang ada di tingkat kabupatenkota.
Data yang dibutuhkan untuk tingkat provinsi antara lain: 1 luasan lahan sawah padi dan sebarannya antara tahun 1986 sampai 2010, 2 perkembangan
PDRB sektor pertanian dan sektor non-pertanian, terutama sektor industri serta 3 perkembangan jumlah dan keragaan tenaga kerja di sektor pertanian dan
industri, 4 luas panen padi sawah, 5 produksi padi sawah dan 6 rata-rata produksi padi sawah .Terkait dengan konversi, dibutuhkan data perkembangan
luasan lahan sawah di seluruh kabupatenkota di Pulau Jawa antara tahun 1986 sampai tahun 2010.
Selain itu, untuk mengamati dinamika produktivitas relatif sektor pertanian dan industri dibutuhkan data antara tahun 2000 sampai 2010 dari 8 kabupaten
terpilih yang berupa: 1 perkembangan PDRB sektor pertanian, industri dan PDRB total, 2 perkembangan jumlah dan keragaan tenaga kerja di sektor
pertanian, industri dan total, 3 pangsa atau kontribusi masing-masing klasifikasi industri terhadap PDRB, dan 4 persentase tenaga kerja dengan latar belakang
pendidikan minimal setingkat SMU.
Di dalam analisa ekonometri, diperlukan data pada tahun 2001 sampai 2010 yang didapatkan dari 33 kabupatenkota di Pulau Jawa yang berupa 1 PDRB
sektor pertanian, industri dan PDRB total, 2 perkembangan jumlah dan keragaan tenaga kerja di sektor pertanian, industri dan total, 3 pangsa atau kontribusi
masing-masing klasifikasi industri terhadap PDRB dan 4 persentase tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan minimal setingkat SMU atau sederajat. Dari ke-
33 kabupatenkota ini juga dibutuhkan data jumlah penduduk sebagai data untuk menganalisa hubungan luas lahan sawah yang tersedia di suatu wilayah dengan
PDRB dan jumlah penduduk. Penentuan ke-33 kabupatenkota ini dilakukan secara acak.
3.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Pulau Jawa, yaitu di ibukota provinsi-provinsi untuk mendapatkan data agregat dan beberapa kabupaten dan kota untuk
membandingkan data antar kabupatenkota, terutama tentang profil dan tipologi industri serta ketenagakerjaan. Penentuan tipologi didasarkan pada klasifikasi
industri BPS BPS, 2006, yaitu: - Industri padat sumber daya alam yang terdiri dari 1 industri makanan dan
minuman, dan 2 industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya - Industri padat tenaga kerja antara lain 1 industri tekstil, barang dari kulit
dan alas kaki, dan 2 penerbitan - Industri padat modal antara lain 1 industri bahan kimia, 2 industri semen
dan barang lain dari logam, dan 3 industri alat angkutan, mesin dan peralatan.
Selain itu, dari 33 kabupatenkota tersebut dipilih delapan kabupaten yang diamati lebih rinci tentang sebaran industri dan dinamika ketimpangan
produktivitas relatif berdasarkan data antara tahun 2000 sampai 2010. Kedelapan kabupaten tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan keterwakilan perbedaan
tipologi industri dan dominasi pangsa PDRB sektor industri terhadap total PDRB. Kabupaten-kabupaten tersebut antara lain:
- Kabupaten Serang dengan tipologi industri padat tenaga kerja dan pangsa PDRB sektor industri paling mendominasi, yaitu sekitar 60
- Kabupaten Bekasi dengan tipologi industri padat modal dan pangsa PRDB sektor industri paling mendominasi, yaitu sekitar 75
- Kabupaten Purwakarta dengan tipologi industri padat sumber daya alam pertanian dan pangsa PDRB sektor industri paling mendominasi sekitar
48 - Kabupaten Garut dengan tipologi industri padat sumber daya alam
pertanian dengan pangsa PDRB sektor industri sangat kecil, hanya sekitar 10
- Kabupaten Magelang dengan tipologi industri padat modal dan pangsa sektor industri tidak mendominasi hanya mencapai 19
- Kabupaten Kudus dengan tipologi industri padat tenaga kerja dan pangsa sektor industri yang mendominasi dengan nilai mencapai 60
- Kabupaten Tuban dengan tipologi industri padat sumber daya alam yang berupa bahan tambang dan sektor industri tidak mendominasi dengan
pangsa PDRB sekitar 28 - Kabupaten Pasuruan dengan tipologi industri padat sumber daya alam
pertanian dengan pangsa PDRB tidak mendominasi, yaitu sekitar 32.
3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Analisis Spasial
Data luasan lahan sawah bersumber Luas Lahan Menurut Penggunaannya berdasarkan sensus pertanian diolah dengan Arc View untuk penggabungan data
ke peta sehingga dapat disajikan luas konversi lahan secara spasial. Berdasarkan besaran perubahan luasan lahan, maka seluruh kabupatenkota di Pulau Jawa akan
dibedakan menjadi beberapa kategori tertentu. Dengan pertimbangan laju konversi sebagian besar kabupatenkota di Pulau Jawa berada pada kisaran 0,1
sampai sekitar 7 per tahun, maka kategori ditetapkan dengan interval 2 dan laju konversi lebih dari 7 digolongkan dalam satu interval. Adapun laju konversi
netto rata-rata per tahun dibedakan menjadi lima kategori, yaitu: 1. laju konversi netto rata-
rata per tahun ≤ 1 sangat rendah 2. 1 laju konversi netto rata-
rata per tahun ≤ 3 rendah 3. 3 laju konversi netto rata-
rata per tahun ≤ 5 sedang