Kabupaten Garut Komparasi Disparitas Produktivitas Relatif

ketimpangan tidak sebesar yang terjadi di Kabupaten Bekasi dan pengurangan tenaga kerja di sektor pertanian juga lebih besar di Kabupaten Magelang. Kondisi ini dipengaruhi oleh dominannya industri kecil dan rumah tangga baik dalam hal jumlah unit maupun tenaga kerja yang terserap. Sehingga, tenaga kerja dari sektor pertanian yang memiliki tingkat pendidikan dan keahlian relatif rendah juga dapat tertampung di sektor industri walaupun industri informal. Di Kabupaten Magelang transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian yang lebih besar dari pada penambahan serapan tenaga kerja di sektor industri. Hal ini juga dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor lain yang memiliki pangsa PDRB cukup besar, seperti sektor jasa, sehingga transformasi tenaga kerja juga dimungkinkan terjadi dari sektor pertanian ke sektor jasa dalam jumlah relatif besar. Dengan demikian, berdasarkan perkembangan yang terjadi antara tahun 2000 sampai dengan 2010, penyerapan tenaga kerja di sektor industri telah terjadi dalam besaran yang lebih kecil dibandingkan perkembangan output industri- industri besar yang bersifat padat modal. Pangsa PDRB sektor-sektor selain pertanian dan industri yang lebih besar daripada sektor pertanian dan industri serta pengurangan tenaga kerja di sektor pertanian yang sangat besar bila dibandingkan penyerapan di sektor industri menggambarkan bahwa sebagian tenaga kerja juga bertransformasi ke sektor lainnya seperti jasa. Di Kabupaten Magelang, sebagaimana yang terlihat pada Tabel 16, industri kecil dan rumah tangga mendominasi dalam hal penyerapan tenaga kerja sebesar 87,2, mengakibatkan penyerapan tenaga kerja sangat ditentukan oleh penyerapan industri kecil dan rumah tangga. Sehingga dengan dominasi pangsa sektor industri oleh industri besar dan sedang yang bersifat modal dengan pangsa PDRB yang hanya mencapai 19 serta penyedia lapangan kerja didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga telah berakibat pada tingginya transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri. Hal ini selanjutnya akan mengarah pada kondisi yng diharapkan, yaitu terjadi keseimbangan pendapatan tenaga kerja antara sektor industri dan sektor pertanian.

5.2.6. Kabupaten Kudus

Industri rokok dapat dikatakan sebagai urat nadi perekonomian Kabupaten Kudus. Industri ini telah menjadikan kontribusi sektor industri sebesar 53 dari total PDRB Kabupaten Kudus pada tahun 2000 dan kemudian naik menjadi 60,5 pada tahun 2010. Sebaliknya sektor pertanian yang hanya memberikan kontribusi 4 pada tahun 2000 justru menurun tipis menjadi 3,4 pada tahun 2010. Kondisi tenaga kerja di Kabupaten Kudus mengalami perubahan seiring dengan proses pembangunan. Kontribusi tenaga kerja di sektor pertanian mengalami penurunan dari 16 menjadi 12,6 dari total tenaga kerja yang bekerja sedangkan kontribusi tenaga kerja sektor industri mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari 37 pada tahun 2000 menjadi 55,1 pada tahun 2010. Perubahan ini memperlihatkan kecenderungan penurunan produktivitas relatif sektor industri maupun sektor pertanian. Penurunan produktivitas relatif sektor industri lebih tajam daripada sektor pertanian sebagaimana terlihat pada Gambar 17. Dengan demikian, perbedaan produktivitas relatif ini semakin konvergen. Gambar 17. Produktivitas Relatif Sektor Pertanian dan Industri Kabupaten Kudus dari Tahun 2000 sampai 2010 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 Pro d u k tiv ita s Re la tif Tahun Produktivitas Relatif Industri Kudus Produktivitas Relatif Pertanian Kudus Trend Perubahan Produktivitas Relatif Industri Kudus slope: 0,022 Trend Perubahan Produktivitas Relatif Pertanian Kudus slope: -0,001 Besaran kenaikan output yang lebih kecil dibanding kenaikan jumlah tenaga kerja telah menyebabkan produktivitas relatif sektor industri semakin turun. Pada industri padat tenaga kerja, persentse terbesar tenaga kerja pada umumnya adalah tenaga kerja bagian produksi yang mengandalkan kegiatan fisik dan tidak memerlukan keahlian ataupun latar belakang pendidikan khusus, sehingga tenaga kerja dari sektor pertanian yang berpendidikan rendah bisa masuk ke sektor industri relatif mudah dibanding industri padat modal. Besarnya kenaikan serapan tenaga kerja di sektor industri menyebabkan laju transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri yang cukup tinggi dan hampir sebanding dengan penurunan output pertanian. Hal ini terlihat dari slope produktivitas pertanian yang turun tipis sebesar 0,01. Dengan penurunan produktivitas sektor industri yang lebih tajam dibanding penurunan produktivitas relatif pertanian, maka ketimpangan produktivitas semakin konvergen. Dengan demikian, berdasarkan perkembangan yang terjadi antara tahun 2000 sampai dengan 2010, transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri telah terjadi dalam jumlah yang cukup besar sebagai akibat dari perkembangan industri-industri pada semua skala yang bersifat banyak menyerap tenaga kerja. Ditinjau dari penambahan pangsa tenaga kerja di sektor industri yang jauh lebih tinggi daripada penurunan pangsa tenaga kerja di sektor pertanian, dapat dikatakan bahwa transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian dan sektor lainnya mengarah ke sektor industri. Hal ini selanjutnya akan mengarah pada keseimbangan pendapatan tenaga kerja antara sektor industri dan sektor pertanian.

5.2.7. Kabupaten Tuban

Pangsa sektor pertanian dan sektor industri terhadap total PDRB di Kabupaten Tuban dapat dikatakan konstan. Pangsa sektor pertanian terhadap total PDRB tetap pada 28 dari tahun 2000 sampai 2010. Pangsa sektor industri dari tahun 2000 sampai 2010 hanya meningkat 1 dari 22 ke 23. Sebagian besar penduduk di Kabupaten Tuban bekerja di sektor pertanian. Pada tahun 2000, tenaga kerja di sektor pertanian sekitar 63 dan pada tahun 2010 turun menjadi 56. Di sektor industri, jumlah tenaga kerja yang ada meningkat dari 7 pada tahun 2000 dan 13 pada tahun 2010. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 18 berikut. Gambar 18. Produktivitas Relatif Sektor Pertanian dan Industri Kabupaten Tuban dari Tahun 2000 sampai 2010 Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa output sektor industri dan sektor pertanian tetap, tenaga kerja di sektor pertanian turun dan tenaga sektor industri bertambah. Hal ini menyebabkan produktivitas relatif sektor sektor pertanian sedikit meningkat dan produktivitas sektor industri menurun tajam, sehingga produktivitas relatif sektor industri dan sektor pertanian semakin konvergen. Industri yang dominan menyumbang PDRB di Kabupaten Tuban adalah industri pengolah bahan tambang, terutama semen. Penghasil output terbesar pada industri semen ini adalah industri sedang. Bila ditinjau dari sisi bahan baku industri, pertumbuhan industri pengolah bahan tambang ini berbeda dengan industri padat sumber daya alam pertanian dan kehutanan. Industri ini kurang berdampak terhadap peningkatan permintaan hasil pertanian. Inilah salah satu hal yang mempengaruhi output sektor pertanian yang relatif tetap. Dari sisi tenaga kerja, pertumbuhan industri pengolah bahan tambang ini tidak diiringi dengan serapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Pertumbuhan industri pengolah bahan tambang lebih dipengaruhi oleh bahan baku tambang dan teknologi. Dengan 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Pro d u k tiv ita s Re la tif Tahun Produktivitas Relatif Industri Tuban Produktivitas Relatif Pertanian Tuban Trend Perubahan Produktivitas Relatif Industri Tuban slope: -0,087 Trend Perubahan Produktivitas Relatif Pertanian Tuban slope: 0,009