Penguasaan Lahan dan Pendapatan Petani
outputnya. Sektor industri memiliki produktivitas yang tinggi dan menjadi penampung tenaga kerja yang ditransfer sedikit demi sedikit dari sektor pertanian.
Pengalihan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja dimungkinkan oleh adanya peningkatan output dengan asumsi bahwa kelebihan keuntungan di sektor
industri akan diinvestasikan kembali untuk memperluas industri. Asumsi yang lain adalah bahwa tingkat upah di sektor industri perkotaan konstan dan melebihi
tingkat rata-rata upah di sektor tradisional pertanian sehingga kurva penawaran tenaga kerja perdesaan bersifat elastis sempurna Todaro, 2006. Ilustrasi model
pertumbuhan dua sektor dalam Teori Lewis ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Transformasi Tenaga Kerja dari Sektor Pertanian ke Sektor Industri berdasarkan Teori Lewis
L
1
T o
tal p
ro d
u k
m an
u fak
tu r
H G
F
D
1
K
M1
=MP
LM
D
2
K
M2
D
3
K
M3
W
M
W
A
L
M
TP
M2
TP
M1
TP
M3
K
M3
K
M2
K
M1
KM3KM2KM1 TP
M
K
M3
TP
M
K
M2
TP
M
K
M1
L
1
L
2
L
2
L
3
L
3
K
M3
K
M2
K
M1
S
Up ah
r iil
=M P
LM
Kuantitas tenaga kerja Q
LM
ribuan a sektor modern industri
Pro d
u k
r ata
-r ata
m ar
g in
al T
o tal
p ro
d u
k b
ah an
p n
g an
W
A
Surplus tenaga kerja L
MP
LA
AP
L
MP
L
AP
LA
TP
A
KM3KM2KM1
L
L Q
LA
Kuantitas tenaga kerja Q
LA
jutaan b sektor tradisional pertanian
Pada peraga sebelah kanan atas di Gambar 2. tersebut fungsi produksi pertanian hanya ditentukan oleh variabel input tenaga kerja L
A
, sedangkan input modal K
A
dan teknologi t
A
diasumsikan tetap. Turunan fungsi ini merupakan produktivitas tenaga kerja marjinal MP
LA
dan produktivitas tenaga kerja rata-rata AP
LA
seperti yang digambarkan pada diagram kanan bawah. Lewis mengasumsikan bahwa di sektor pertanian MP
LA
sama dengan nol dan semua pekerja di sektor pertanian menghasilkan output yang sama sehingga upah riil di
perdesaan ditentukan oleh produktivitas rata-rata, bukan oleh produktivitas marjinal sebagaimana di sektor modern. Upah di sektor pertanian ini W
A
dapat dinyatakan dengan total output pangan dibagi total tenaga kerja TP
A
L
A
. Pada diagram sebelah kiri atas juga diasumsikan bahwa fungsi produksi
sektor modern juga hanya ditentukan oleh variabel input tenaga kerja L
M
, sementara variabel input modal K
M
dan teknologi t
M
konstan. Dalam model Lewis, stok modal di sektor modern bisa bertambah dari K
M1
, K
M2
, kemudian menjadi K
M3
dan seterusnya akibat dari reinvestasi keuntungan. Penambahan stok modal ini diikuti oleh peningkatan total produksi dari TP
M
K
M1
ke TP
M
K
M2
, TP
M
K
M3
dan seterusnya. Tingkat upah sektor tradisional W
A
lebih rendah dari pada upah sektor modern W
M
. Pada tingkat upah itu, penawaran tenaga kerja di perdesaan tidak terbatas atau elastis sempurna kurva penawaran tenaga kerja horizontal W
M
S
L
. Hal ini dapat diartikan bahwa penyedia lapangan kerja di sektor modern dapat
merekrut tenaga kerja perdesaan sebanyak yang diperlukan tanpa harus khawatir tingkat upah akan naik. Dengan asumsi tingkat upah di sektor modern konstan
W
M
, penambahan investasi yang akan menambah total produksi dan menggeser kurva permintaan tenaga kerja dari D
1
K
M1
, ke D
2
K
M2
, D
3
K
M3
dan seterusnya. Sehingga tenaga kerja yang terserap di sektor modern juga bertambah dari L
1
, ke L
2
, L
3
dan seterusnya. John Fei dan Gustav Ranis pada tahun 1964 kemudian melengkapi Model
Lewis yang menggambarkan bahwa penawaran tenaga kerja tidak terbatas dan analisa yang lebih ditekankan pada sektor modern serta mengabaikan perubahan
pada sektor pertanian. Model transformasi tenaga kerja yang kemudian dikenal dengan Model Fei-Ranis ini menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi di