meningkat dari 7 pada tahun 2000 dan 13 pada tahun 2010. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 18 berikut.
Gambar 18. Produktivitas Relatif Sektor Pertanian dan Industri Kabupaten Tuban dari Tahun 2000 sampai 2010
Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa output sektor industri dan sektor pertanian tetap, tenaga kerja di sektor pertanian turun dan
tenaga sektor industri bertambah. Hal ini menyebabkan produktivitas relatif sektor sektor pertanian sedikit meningkat dan produktivitas sektor industri menurun
tajam, sehingga produktivitas relatif sektor industri dan sektor pertanian semakin konvergen.
Industri yang dominan menyumbang PDRB di Kabupaten Tuban adalah industri pengolah bahan tambang, terutama semen. Penghasil output terbesar pada
industri semen ini adalah industri sedang. Bila ditinjau dari sisi bahan baku industri, pertumbuhan industri pengolah bahan tambang ini berbeda dengan
industri padat sumber daya alam pertanian dan kehutanan. Industri ini kurang berdampak terhadap peningkatan permintaan hasil pertanian. Inilah salah satu hal
yang mempengaruhi output sektor pertanian yang relatif tetap. Dari sisi tenaga kerja, pertumbuhan industri pengolah bahan tambang ini tidak diiringi dengan
serapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Pertumbuhan industri pengolah bahan tambang lebih dipengaruhi oleh bahan baku tambang dan teknologi. Dengan
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
Pro d
u k
tiv ita
s Re
la tif
Tahun
Produktivitas Relatif Industri Tuban
Produktivitas Relatif Pertanian Tuban
Trend Perubahan Produktivitas Relatif
Industri Tuban slope: -0,087
Trend Perubahan Produktivitas Relatif
Pertanian Tuban slope: 0,009
demikian, penambahan serapan tenaga kerja di industri pengolah bahan tambang ini relatif kecil.
Berdasarkan analisa ini, penambahan tenaga kerja di sektor industri sangat dipengaruhi oleh perkembangan industri kecil dan rumah tangga yang jumlah
unitnya mencapai 96,3 dari seluruh unit industri dengan daya tampung tenaga kerja sebesar 80,0 dari seluruh tenaga kerja di sektor industri. Hal ini
mengindikasikan bahwa transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian sebagian besar melalui industri informal.
Berdasarkan perkembangan yang terjadi antara tahun 2000 sampai dengan 2010, penyerapan tenaga kerja di sektor industri telah terjadi dalam besaran sangat
tinggi dibanding perkembangan output industri-industri besar yang mendominasi bersifat padat sumber daya alam bahan tambang. Besarnya penyerapan ini sangat
dipengaruhi oleh industri kecil dan rumah tangga yang mendominasi penyerapan tenaga kerja sebesar 80 Tabel 16 padahal nilai output industri relatif kecil.
Dengan demikian, dari kondisi di Kabupaten Tuban dapat dikatakan bahwa dominasi pangsa sektor industri yang bersifat padat sumber daya alam bahan
tambang dengan pangsa hanya sebesar 13 dan penyediaan lapangan kerja didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga berakibat pada tingginya
tingginya penambahan tenaga kerja di sektor industri. Hal ini selanjutnya akan mengarah pada keseimbangan pendapatan tenaga kerja antara sektor industri dan
sektor pertanian.
5.2.8. Kabupaten Pasuruan
Berdasarkan kontribusinya terhadap total PDRB, peranan sektor pertanian dan industri semakin menurun. Pada tahun 2000, sektor pertanian dan sektor
industri masing-masing memberi sumbangan sebesar 28 dan 38. Selanjutnya pada tahun 2010, sumbangan sektor pertanian dan sektor industri masing-masing
turun menjadi 23 dan 32. Penurunan kontribusi PDRB sektor pertanian diiringi dengan penurunan
penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2000, sektor pertanian menampung 45 tenaga kerja dari total tenaga kerja yang bekerja sedangkan pada tahun 2010
tenaga kerja yang tertampung turun menjadi 32. Jumlah tenaga kerja yang
bekerja pada sektor industri mengalami fluktuasi antara tahun 2000 sampai dengan 2010 sebagaimana tercantum pada Lampiran 5. Pada tahun 2000, jumlah
tenaga kerja di sektor industri mencapai 24 dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 29. Dengan demikian, garis trendkecenderungan yang didapat dari
perubahan produktivitas relatif sektor industri ini menunjukkan arah yang relatif datar.Penggabungan perubahan produktivitas kedua sektor ini menunjukkan
hubungan konvergen yang sangat tipis. Trend Perubahan produktivitas relatif industri semakin menurun dengan kemiringan 0,001 sedangkan produktivitas
relatif sektor pertanian relatif tetap. Kondisi ini dapat dilihat pada Gambar 19 berikut.
Gambar 19. Produktivitas Relatif Sektor Pertanian dan Industri Kabupaten Pasuruan dari Tahun 2000 sampai 2010
Dengan asumsi bahwa industrialisasi Kabupaten Pasuruan bersifat padat sumber daya alam khususnya pertanian, maka penurunan pertumbuhan di sektor
industri juga akan diiringi dengan penurunan permintaan hasil pertanian. Dalam hal ini produktivitas relatif sektor pertanian yang cukup stabil lebih dipengaruhi
oleh pengurangan jumlah tenaga kerja yang cukup besar. Pengurangan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian yang cukup besar ini kemungkinan dipengaruhi
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
Pro d
u k
tiv ita
s Re
la tif
Tahun
Produktivitas Relatif Industri
Pasuruan
Produktivitas Relatif Pertanian
Pasuruan
Trend Perubahan Produktivitas
Relatif Industri Pasuruan slope: -
0,001 Trend Perubahan
Produktivitas Relatif Pertanian
Pasuruan slope: 0,000
oleh pertumbuhan di sektor lainnya, seperti sektor jasa yang mempunyai pangsa PDRB cukup besar.
Berdasarkan perkembangan yang terjadi antara tahun 2000 sampai dengan 2010, penyerapan tenaga kerja di sektor industri telah terjadi dalam besaran yang
seimbang dengan perkembangan output industri-industri besar yang bersifat padat sumber daya alam. Dengan mempertimbangkan cukup berperannya sektor-sektor
selain pertanian dan industri dan transformasi atau pengurangan tenaga kerja dari sektor pertanian yang lebih tinggi dibanding pertambahan pangsa penyerapan
tenaga kerja industri, maka dapat dikatakan bahwa sebagian tenaga kerja juga bertransformasi ke sektor jasa. Dengan demikian, sektor industri yang bersifat
padat sumber daya alam dengan dominasi pangsa PDRB sekitar 32 dan hampir sama dengan pangsa PDRB sektor pertanian serta didominasi oleh industri besar
dan sedang kurang mempengaruhi transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri. Hal ini selanjutnya akan mengarah pada keseimbangan
pendapatan tenaga kerja antara sektor industri dan sektor pertanian dengan besaran yang sangat tipis titik keseimbangan akan tercapai dalam jangka waktu
yang lama.
5.3. ANALISIS TINGKAT DAN INDEKS PENDIDIKAN
Latar belakang pendidikan merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh tenaga kerja dengan tugas tertentu. Di sektor pertanian, beberapa
jenis pekerjaan memerlukan tingkat pendidikan dan keahlian tertentu namun beberapa jenis pekerjaan tidak memerlukan tingkat pendidikan dan keahlian
tertentu. Pekerjaan pada budidaya pertanian yang dilakukan secara tradisional seperti mencangkul biasanya hanya membutuhkan curahan tenaga fisik tanpa
memerlukan pendidikan dan keahlian tertentu. Pekerjaan mencangkul dapat dilakukan oleh seseorang yang berlatar belakan pendidikan SD, bahkan yang tidak
pernah bersekolah. Di sisi lain, di sektor pertanian juga terdapat pekerjaan yang memerlukan pendidikan dan keahlian tertentu seperti budidaya dengan mekanisasi
ataupun menggunakan teknologi canggih seperti teknik kultur jaringan, hidroponik ataupun teknik rekayasa lainnya. Penerapan teknologi ini biasanya
dilakukan untuk komoditi yang bernilai tinggi. Sehingga hanya tenaga kerja yang