Urutan hasil industri agro dan hasil hutan yang nilai produksinya paling tinggi adalah industri tahu, tempe, anyaman bambu, dodol, furniture, gula aren,
kerupuk, pindang ikan dan teh rakyat. Industri makanan terdapat di semua kecamatan, namun industri besar hanya terdapat di beberapa kecamatan seperti
Garut Kota, Cikelet, Tarogong Kidul, Karangpawitan, Cilawu, Cikajang, Pamulihan, Banyuresmi dan Cibalong. Dodol merupakan komoditi paling
menonjol dari sisi jumlah unit usaha industri dan sebarannya dibanding komoditi makanan lainnya. Unit usaha dodol skala besar dan sedang terdapat di Kecamatan
Garut Kota, Karangpawitan, Cilawu, Banyuresmi, Pasirwangi dan Tarogong Kaler. Selain dodol, industri pengolahan teh juga tersebar di beberapa kecamatan
seperti Kecamatan Garut Kota, Karangpawitan, Cilawu, Cikajang, Pamulihan, Cisompet, Cisurupan dan Cilawu. Beberapa industri pengolahan teh berskala
besar seperti PTPN VIII Papandayan di Kecamatan Pamulihan dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 900 orang, serta PTPN VIII Cisaruni di Kecamatan
Cikajang dan PTPN VIII Dayeuhmanggung di Kecamatan Cilawu. Pada industri tekstil, kulit dan aneka, industri kerajinan barang dari kulit
dan sejenisnya serta pakaian jadi dari kulit sangat mendominasi. Unit industri kulit skala sedang terpusat di Kecamatan Garut Kota dan Karangpawitan.
Komoditi industri lain yang berbahan baku lokal adalah industri pembuatan bata merah yang banyak terdapat di Kecamatan Cilawu.
Ditinjau dari sebarannya, industri kecil dan rumah tangga tersebar lebih merata dibanding kabupaten-kabupaten lokasi penelitian yang lain. Beberapa
komoditi terkonsentrasi di kecaman tertentu seperti pembuatan kembang gula dan rajut benang di Kecamatan Bayongbong, keripik singkong di Kecamatan
Leuwigoong serta tas di Kecamatan Leles dan Kadungora. Sebaran industri dan tenaga kerja di Kabupaten Garut selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4d.
5.1.5. Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang merupakan Kabupaten yang letaknya dekat dengan Semarang yang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah dan berada pada poros
Semarang-Yogyakarta. Lahan sawah di Kabupaten Magelang relatif tidak menonjol, hanya sekitar 35 988 ha pada tahun 2010. Sebagaimana terlihat pada
Lampiran 1, laju konversi lahan sawah di Kabupaten Magelang tergolong rendah, hanya sekitar 0,61 per tahun. Sumbangan sektor pertanian maupun sektor
industri pengolahan terhadap PDRB juga tidak dominan. Sektor yang paling berkembang adalah sektor perdagangan dan hotel serta jasa dengan penyerapan
tenaga kerja terbesar kedua setelah sektor pertanian. Pangsa sektor pertanian terhadap PDRB sebesar 27,8, sedangkan pangsa sektor industri pengolahan
terhadap PDRB sebesar 18,6. Di sisi penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian mampu menyerap 43,3 dari total tenaga kerja, sedangkan sektor industri hanya
mampu menyerap 15,9 dari total tenaga kerja. Dari sisi pertumbuhan, pertumbuhan sektor pertanian masih lebih tinggi, yaitu 3,66, sedangkan sektor
industri hanya tumbuh sekitar 3,28. Beberapa wilayah yang merupakan konsentrasi unit-unit industri besar dan
sedang di Kabupaten Magelang adalah Jalan Raya Magelang-Yogyakarta, Magelang-Purworejo dan Magelang-Semarang. Di Kabupaten Magelang, industri
yang cukup berkembang adalah industri pengolahan kayu seperti panel kayu, barang-barang keperluan rumah tangga serta hiasan atau pajangan dari kayu.
Industri lain yang relatif tidak ditemukan di wilayah-wilayah sekitarnya adalah industri karoseri kendaraan bermotor. Unit-unit industri karoseri ini umumnya
menyerap tenaga kerja yang relatif banyak dibanding industri-industri lainnya. Sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel 16, pada sektor industri
terdapat 38 359 unit usaha industri. Jumlah unit usaha industri terbesar adalah industri informal yang umumnya berskala rumah tangga sebanyak 38 187 99,5
dengan tenaga kerja sebanyak 87 129 orang 87,2. Jumlah industri sedang sebesar 65 unit dengan tenaga kerja sebanyak 2 630 orang dan jumlah industri
besar adalah 9 unit dengan tenaga kerja sebanyak 9 244 orang Lampiran 4e. Sumbangan terhadap PDRB sektor industri adalah dari industri skala besar
dan sedang di Kabupaten Magelang dan yang terbesar berasal dari industri karoseri yang mencapai 58,5. Unit industri karoseri terletak di Kecamatan
Mungkid, Mertoyudan, Tempuran dan Secang. Unit industri karoseri terbesar adalah PT. Mekar Armada Jaya yang terletak di Kecamatan Mertoyudan.
Berdasarkan data ini, maka industrialisasi di Kabupaten Magelang termasuk
dalam industri padat modal karena pada industri karoseri modal sangat berperan penting dibanding tenaga kerja ataupun bahan baku.
Komoditi yang banyak diusahakan oleh unit industri skala kecil dan rumah tangga adalah tembakau dalam bentuk usaha perajangan. Industri perajangan
tembakau ini terkonsentrasi di Kecamatan Windusari. Komoditi lainnya yang banyak dihasilkan oleh industri skala kecil dan rumah tangga adalah kerupuk dan
keripik dari singkong, ubi maupun tempe yang banyak terletak di Kabupaten Grabag.
Ditinjau dari sebarannya, industri skala besar dan sedang tersebar cukup merata. Di antara 21 kecamatan di Kabupaten Magelang, hanya lima kecamatan
yang tidak memiliki industri besar.Industri kecil dan menengah tersebar relatif merata diantara kecamatan-kecamatan di Kabupaten Magelang. Kecamatan yang
memiliki unit industri kecil dan rumah tangga yang terbanyak adalah Kecamatan Windusari. Penyebaran unit industri dan tenaga kerja di Kabupaten Magelang
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4e.
5.1.6. Kabupaten Kudus
Kabupaten Kudus telah lama dikenal dengan industri rokok. Kabupaten ini memiliki luas lahan sawah yang relatif kecil dibandingkan dengan kabupaten-
kabupaten lainnya di Jawa Tengah. Kabupaten yang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Tengah ini hanya memiliki lahan sawah seluas 17 274 ha pada
tahun 2010. Sebagaimana terlihat pada Lampiran 1, laju konversi lahan sawah di Kabupaten Kudus tergolong rendah dengan besaran sekitar 1,38 per tahun. Bila
dilihat dari PDRB, sektor pertanian hanya menyumbang sekitar 3,4 terhadap total PDRB, sedangkan sektor industri menyumbang 60,5 terhadap total PDRB.
Di sisi lain, di dalam sektor pertanian terdapat tenaga kerja sebanyak 12,6 dari total tenaga kerja, sedangkan di sektor industri hanya terdapat 55,1 dari total
tenaga kerja. Pada tahun 2010 terdapat 804 unit industri formal dengan daya tampung
tenaga kerja industri besar dan sedang sekitar 15,4 dari total tenaga kerja, sedangkan industri informal menampung sekitar 84,6 dari total tenaga kerja.