11 Tabel 2 Persyaratan dan Bahan Baku Ikan Pindang
Persyaratan Spesifikasi
Bahan baku Ikan segar yang belum mengalami pengolahan
Jenis Ikan segar yang biasa dikonsumsi
Bentuk Ikan utuh yang belum mengalami pengolahan
Asal Bahan baku berasal dari perairan yang tidak
tercemar Mutu
Sesuai SNI 2717.1:2009 dan SNI 01-2729.2-2006 Penyimpanan
Bahan baku disimpan dalam wadah yang baik dengan menggunakan es pada suhu pusat bahan
baku maksimal 5 C untuk bahan baku segar dan
-18 C untuk bahan baku beku, secara saniter dan
higienis. Sumber: BSN, 2009
d. Pengemasan
Produk ikan pindang dikemas sesuai SNI 2717.3:2009, sebagai
berikut:
1. Bahan kemasan ikan pindang bersih, tidak mencemari produk yang dikemas, terbuat dari bahan yang baik dan memenuhi persyaratan bagi
produk ikan pindang. 2. Teknis pengemasan produk akhir dilakukan dengan cepat, cermat
secara saniter dan higienis. Pengemasan dilakukan dalam kondisi yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi dari luar terhadap produk.
e. Syarat pelabelan
Setiap kemasan produk ikan pindang yang akan diperdagangkan agar diberi tanda dengan benar dan mudah dibaca, mencantumkan bahasa yang
dipersyaratkan disertai keterangan sekurang-kurangnya sebagai berikut: 1. Nama produk;
2. Daftar bahan yang digunakan; 3. Berat bersih atau isi bersih;
4. Nama dan alamat produsen; 5. Tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa.
f. Penyimpanan
Ikan pindang disimpan dalam ruangan yang terlindung dari penyebab- penyebab yang dapat merusak atau menurunkan mutu produk seperti panas,
insekta dan binatang pengerat. Kelembapan udara ruangan dijaga serendah mungkin. Untuk memperpanjang daya simpan ikan pindang disimpan pada
ruang dengan suhu dinginbeku.
12
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 3 Penelitian terdahulu yang relevan
No Nama Penulis Judul
Metodologi Hasil dan Kesimpulan
1 Susianawati,
2006 Kajian Penerapan GMP
dan SSOP Pada Produk Ikan Asin Kering Dalam
Upaya Peningkatan Keamanan Pangan di
Kabupaten Kendal. Deskriptif
- Hasil Penelitian tersebut menunjukan bahwa produk ikan asin kering secara organoleptik, TPC, E. coli telah memenuhi persyaratan SNI organoleptik 6,5,
TPC 1x10
5
koloni gr
-1
, negatif E. coli
meskipun belum memenuhi standar coliform 3 MPN gr
-1
, yaitu 23 – 460 MPN gr
-1
; - Tingkat penerapan kelayakan dasar pengolah di daerah penelitian berkisar antara
27-77; - Pengalaman kerja pengolah berkorelasi kuat rs 0,6 dengan tingkat penerapan
kelayakan dasar sedangkan pendidikan tidak terdapat korelasi rs 0,6 dengan tingkat kelayakan dasar.
2 Suharna, 2006
Kajian Sistem Manajemen Mutu pada
Pengolahan Ikan Jambal Roti di Pangandaran
Kabupaten Ciamis. Deskriptif
- Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada umumnya mutu bahan baku dan produk ikan jambal roti di Pangandaran secara organoleptik telah memenuhi
syarat standar mutu SNI rerata nilai mutu bahan baku = 7 dan nilai mutu produk = 6,6,
- Tingkat penerapan Program Kelayakan Dasar masih rendah, pada taraf kepercayaan 5, terdapat korelasi nyata antara sudut post rigor mortis dengan
nilai organoleptik bahan baku r = 0,956. - Demikian juga, nilai organoleptik bahan baku dan tingkat penerapan Kelayakan
Dasar berkorelasi nyata dengan nilai organoleptik produk R = 0,978. - Pengalaman usaha berkorelasi nyata dengan tingkat penerapan Kelayakan dasar
ρ = 0,847, sedangkan antara tingkat pendidikan dengan tingkat penerapan program
kelayakan dasar tidak terdapat korelasi nyata ρ = 0,020.
- Tahap proses yang dinyatakan sebagai CCP adalah tahap penerimaan bahan baku dan penjemuran.