Penyimpangan Kritis Uji Kimia KA dan Garam

37 7.25 7.40 7.31 7.19 7.09 Standar Nilai SNI min 7 6.70 6.80 6.90 7.00 7.10 7.20 7.30 7.40 7.50 Aroma Kelunakan Rasa Tekstur Warna N il ai O rg an o le p ti k Parameter Uji pengujian ini sesuai dengan tahapan penelitian yang dilakukan Susianawati 2006 yang mengamati tentang penerapan GMP dan SSOP pada produk ikan asin kering. a. Hasil Uji Organoleptik Uji organoleptik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji hedonik hedonic test menggunakan panduan pada kuesioner yang dikeluarkan oleh Dirjen P2HP KKP tahun 2007. Uji hedonik adalah metode uji yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan penerimaan konsumen terhadap produk dengan menggunakan kuesioner. Contoh yang digunakan yaitu produk ikan pindang Bandeng yang diproduksi oleh Cindy Group pada tanggal 31 Oktober 2014. Dari hasil penilaian uji hedonik diperoleh angka rataan mean contoh 7,25 dengan nilai standard deviasi mean SD 0,665 dan standard error mean mean ±SEM 0,121. Dari perbandingan angka mean ±SEM terhadap mean diperoleh nilai yang sangat kecil, hal ini menunjukkan bahwa contoh yang dianalisis dapat merepresentasikan keseluruhan populasi lot dari produk ikan pindang bandeng yang diproduksi pada saat pengambilan contoh. Tabel 6 Deskripsi umum hasil uji organoleptik Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa parameter kelunakan memiliki angka rataan paling tinggi 7,40 diikuti oleh parameter rasa 7,31, aroma 7,25, tekstur 7,19 dan warna 7,09. Secara deskripsi hal ini menunjukan bahwa konsumen sebagai panelis sangat menyukai kelunakan dari produk ini. Hasil analisis data menggunakan metode One-way ANOVA Parameter Panelis Jumlah Mean Std. deviasi Std. error Aroma 30 215.20 7.25 0.639 0.117 Kelunakan 30 223.60 7.40 0.630 0.115 Rasa 30 222.40 7.31 0.660 0.120 Tektur 30 210.80 7.19 0.566 0.103 Warna 30 208.80 7.09 0.806 0.147 Total 30 1.080.80 7.25 0.665 0.121 Gambar 5 Grafik nilai uji organoleptik 38 menunjukkan angka sig = 0.434 dan nilai F Hitung 0,956. Angka ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antar parameter organoleptik, sehingga dapat disimpulkan bahwa data setiap parameter uji organoleptik memiliki varian sama. Untuk melihat nilai rataan terhadap kelima parameter contoh yang diuji, maka secara lebih jelas dilakukan uji post hoc. Hasil analisis post hoc Tukey HSD dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Deskripsi tingkat nyata parameter uji organoleptik Parameter Aroma Kelunakan Rasa Tekstur Warna Aroma 0.913 T 0.998 T 0.995 T 0.868 T Kelunakan 0.913 T 0.983 T 0.726 T 0.363 T Rasa 0.998 T 0.983 T 0.956 T 0.703T Tekstur 0.995 T 0.726 T 0.956 T 0.977 T Warna 0.868T 0.363 T 0.703 T 0.977 T Keterangan : B : Perbedaan Nyata T : Perbedaan Tidak Nyata Nyata bila p 0.05

b. Uji Mikrobiologi

Uji mikrobiologi merupakan uji salah satu uji penting, karena selain dapat menduga daya tahan simpan makanan, juga dapat dijadikan sebagai indikator sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut Fardiaz, 1993. Pengujian mikrobiologi pada contoh makanan akan selalu mengacu kepada persyaratan makanan yang sudah ditetapkan. Parameter uji mikrobiologi pada ikan pindang bandeng yang dipersyaratkan sesuai SNI meliputi ALT, Escherichia coli, salmonella, vibrio cholerae dan Staphyloccocus aureus.

1. Hasil Uji Angka Lempeng Total

Pada pengujian kali ini metode yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba dalam produk ikan pindang bandeng adalah metode kuantitatif. Menurut BPOM RI 2008 Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada contoh ikan pindang bandeng. Uji ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni cfu per ml g -1 atau koloni per 100 ml. Cara yang digunakan melalui cara tuang, cara tetes dan cara sebar. Total count terhadap bakteri patogen, khususnya untuk penyebab sakit perut, seperti tifus, paratifus, kolera disentri, dan sebagainya yang disebabkan oleh salmonella, shigela dan vibrio. Total count terhadap bakteri penghasil racun, khususnya yang menyebar melalui air dan mengenai bahan makanan dan disebabkan oleh bakteri aerobic pseudomonas, staphylococcus dan aerob costridium serta total count dan identifikasi jenis-jenis fungi penghasil mikotoksin khususnya yang termasuk kelompok Aspergillus, penicilium dan fusarium, juga sama seperti untuk golongan patogen. 39 390 450 900 350 600 Standar Nilai SNI Maks 5,0 x 10 5 1 10 100 1000 10000 100000 1000000 A B C D E N il ai AL T Ko l g -1 Contoh Penilaian hasil uji ALT produk ikan pindang bandeng berada di bawah ambang batas jumlah standar SNI 5,0 x 10 5 koloni g -1 secara keseluruhan rataan hasil uji ALT adalah sebesar 5,4 x 10 2 koloni g -1 , sehingga dikatakan bahwa jumlah nilai ALT pada contoh ikan pindang bandeng dari Cindy Group masih berada di bawah ambang batas jumlah standar SNI Ikan Pindang bandeng 2717:2009. Nilai pengujian ALT digunakan untuk mengukur derajat pencemaran, sehingga dilihat dari hasil perhitungan ALT contoh produk ikan pindang bandeng dapat dikatakan bahwa contoh produk baik dan aman dikonsumsi oleh manusia karena tidak lebih dari 5,0 x 10 5 koloni g -1 Gambar 6.

2. Hasil Uji Escherichia coli

Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah Escherichia coli, karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus manusia dan umumnya bukan patogen penyebab penyakit. Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora dan merupakan flora normal di usus. Bakteri E coli merupakan bakteri yang sangat mudah tumbuh pada produk perikanan bila tidak ditangani secara benar. Bakteri ini dapat merugikan manusia, jika makanan yang dikonsumsi telah terkontaminasi, sehingga dalam menggunakan produk perikanan kandungan bakteri tersebut harus rendah atau tidak ada sama sekali. Berdasarkan pengujian terhadap lima contoh produk ikan pindang bandeng yang di produksi oleh Cindy Group dikultur pada media EMBA dinyatakan tidak teridentifikasi bakteri E. coli Lampiran 6. EMBA adalah media selektif dan media differensial. Media diferensial merupakan media yang dapat menumbuhkan beberapa jenis bakteri dan menyebabkan koloni- koloni suatu bakteri tertentu mendapatkan bentuk yang khas. Media yang digunakan pada pengujian produk ini adalah Eosin Methylene Blue Agar EMBA yang dapat menumbuhkan bakteri kelompok Enterobacteriaceae, salah satunya adalah E. coli yang akan tumbuh dengan membentuk koloni berwarna hijau dengan kilap logam. EMBA juga mengandung karbohidrat laktosa, sehingga media ini cocok untuk menguji produk yang mensyaratkan hasil uji dengan kandungan E. coli negatif. Gambar 6 Grafik Nilai ALT