Kunci Menghilangkan hama dari unit pengolahan
35 masuk kedalam ruang produksi. Saraf tikus yang memakan umpan tersebut
akan diserang sehingga menyebabkan tikus akan berusaha mencari tempat yang berair untuk minum, sehingga tikus mati diluar area pengolahan.
Tingkat Penerapan Program Kelayakan Dasar
Setiap unit usaha seharusnya memiliki dan melaksanakan rencana tertulis SSOP. Peran SSOP semakin dibutuhkan dalam sebuah perusahaan
sebagai pedoman dalam melakukan suatu pekerjaan. Tanpa adanya SSOP akan banyak menimbulkan permasalahan seperti bagaimana seharusnya
suatu proses pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana proses dijalankan untuk tetap mempertahankan higienitas mulai dari bahan
baku sampai dihasilkannya produk. Secara umum fungsi SSOP selain sebagai alat kotrol juga sebagai alat untuk menjaga konsistensi mutu output
perusahaan. SSOP harus dapat didesain bukan sebagai penghambat jalannya operasional perusahaan. Oleh karena itu desain dan aplikasi SSOP harus
dilihat dari kacamata bisnis.
Susianawati 2006 dalam penelitiannya menjelaskan bagaimana pentingnya penerapan kelayakan dasar pengolahan ikan. Dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan secara umum bahwa produknya telah memenuhi persyaratan SNI, kemudian dilihat korelasi antara pendidikan dan
pengalaman kerja dengan tingkat penerapan kelayakan dasar.
Menurut peraturan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Nomor Per.011DJ-P2HP2007, SKP adalah sertifikat yang
diberikan kepada UPI yang telah menerapkan GMP, serta memenuhi persyaratan SSOP dan GHP sesuai dengan standar dan regulasi dari otoritas
yang berkompeten. Hasil penilaian yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP terhadap Cindy Group
adalah nilai “A” dengan SKP No. Seri 178132SKPPDXII2013 berlaku hingga tanggal 23 Desember 2015 Lampiran 8. Namun, berdasarkan hasil
penilaian menggunakan daftar penilaian UPI yang diterbitkan oleh Ditjen P2HP tahun 2007 di lokasi penelitian, menunjukkan bahwa Cindy Group
memperoleh SKP dengan nilai “B” karena terdapat beberapa penyimpangan yang terdiri atas empat penyimpangan minor, dua penyimpangan mayor,
dan satu penyimpangan serius. Penyimpangan tersebut adalah: 1.
Penyimpangan minor
Penyimpangan minor adalah penyimpangan yang apabila tidak dilakukan tindakan koreksi atau dibiarkan secara terus menerus akan
berpotensi mempengaruhi mutu pangan DJP2HP, 2007. Penyimpangan minor yang terdapat di Cindy Group, yaitu: .
a. Tidak ada peringatan pada tempat penyimpanan bahan kimia. Hal ini akan membahayakan produk apabila terkontaminasi pada produk
pangan akan berpotensi memengaruhi mutu pangan itu sendiri. b. Tidak terdapat program pemantauan untuk membuang wadah dan
peralatan yang sudah rusak atau tidak digunakan tidak adanya form kontrol atas wadahperalatan yang digunakan. Hal ini dapat
menyebabkan tumpukan peralatan yang sudah tidak layak digunakan. Peralatanwadah yang rusak berpotensi menjadi media pertumbuhan
36 mikroorganisme yang dapat menyebabkan kontaminasi terhadap
produk sehingga berpotensi mempengaruhi keamanan produk. c. Tidak ada ruang istirahat, jika ada tidak memenuhi syarat.
Ruang istirahat karyawan menyatu dengan musholla, sehingga karyawan yang beristirahat kurang leluasa.
d. Pencegahan serangga dan tikus tidak efektif. Belum tersedianya alat pengendali hama berupa insect killer yang
dapat menarik perhatian serangga seperti lalat dan kecoa. Hal ini dapat menyebabkan serangga masih bebas berkeliaran di dalam
ruang pengolahan.