41 keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk, V. Cholerae
kerap ditemukan. Gejala-gejala kolera dapat bervariasi dari diare cair yang ringan sampai diare akut yang ditandai dengan kotoran yang berwujud
seperti air cucian beras. Gejala awal penyakit ini umumnya terjadi dengan tiba-tiba, dengan masa inkubasi antara enam jam sampai lima hari. Kram
perut, mual, muntah, dehidrasi, dan shock turunnya laju aliran darah secara tiba-tiba. Kematian dapat terjadi apabila korban kehilangan cairan dan
elektrolit dalam jumlah besar. Penyakit ini disebabkan karena korban mengkonsumsi bakteri hidup yang kemudian melekat pada usus halus dan
menghasilkan racun kolera.
Metode yang digunakan untuk pengujian contoh mengacu pada SNI 01.2332.4 tahun 2006. Pengujian dilakukan secara kualitatif dengan metode
pengkayaan enrichment yaitu contoh yang diuji ditumbuhkan terlebih dahulu pada media pengkayaan dan dideteksi dengan menumbuhkan pada
media agar selektif. Koloni-koloni yang diduga V. Cholerae pada media agar selektif diisolasi kemudian dilanjutkan dengan konfirmasi melalui uji
biokimia dan uji serologi untuk meyakinkan ada atau tidaknya V. Cholerae. Hasil pengujian terhadap lima contoh produk ikan pindang bandeng yang di
produksi oleh Cindy Group dinyatakan negatif.
5. Hasil Uji Staphyloccocus aureus.
Staphyloccocus aureus merupakan bakteri coccus gram positif, susunannya bergerombol dan tidak teratur seperti anggur. S. aureus tumbuh
pada media cair dan padat seperti NA Nutrient Agar dan BAP Blood Agar Plate dan dengan aktif melakukan metabolisme, mampu fermentasi
karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen dari putih hingga kuning. Gejala keracunan makanan yang terkena bakteri S. aureus sifatnya
ringan dan akan sembuh dengan sendirinya meskipun tanpa pengobatan. Gejala keracunan makanannya sendiri biasanya muncul cukup cepat yakni
antara 2-8 jam setelah makanan yang tercemar dikonsumsi. Korban yang terkontaminasi bakteri ini akan merasakan gejala yang relatif singkat yakni
antara 3-6 jam.
Metode yang digunakan untuk pengujian contoh mengacu pada SNI 2332.9 tahun 2011. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode
cawan hitung plate count agar sebar. Metode cawan hitung agar sebar adalah dengan cara menuangkan media Baird Parker Agar kedalam cawan
petri steril, dibiarkan membeku, kemudian contoh sebanyak satu ml disebar diatas permukaan media. Konfirmasi koloni terduga S. aureus dilakukan
dengan uji koagulase dan uji tambahan. Metode ini sesuai untuk menganalisis makanan yang diduga mengandung koloni lebih dari 100
Staphylococcus aureus per gram.
Hasil pengujian terhadap lima contoh produk ikan pindang bandeng yang di produksi oleh Cindy Group berada dibawah ambang batas jumlah
standar SNI 1,0 x 10
3
koloni g
-1
. Secara keseluruhan rataan hasil uji bakteri S. aureus adalah sebesar 3,2 x 10
2
koloni g
-1
, sehingga dikatakan bahwa jumlah nilai S. aureus pada contoh ikan pindang Bandeng dari Cindy Group
masih berada di bawah ambang batas jumlah standar SNI Ikan pindang bandeng 2717:2009. Nilai pengujian digunakan untuk mengukur derajat
pencemaran, sehingga dilihat dari hasil uji contoh produk dapat dikatakan