17 kuesioner. Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan dan dijawab secara
tertulis yang akan digunakan untuk memperoleh tanggapan dan informasi dari responden terhadap aspek yang dikaji. Kuesioner dibuat sedemikian
rupa dengan mengacu pada berbagai sumber yang terkait langsung dengan program kelayakan dasar GMP dan SSOP pengolahan ikan, diantaranya:
1 Peraturan perundang-undangan terkait dengan kelayakan dasar pengolahan ikan; 2 Dokumen Supervisi SKP Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan; 2 SNI Pengolahan Ikan Pindang Nomor 2717:2009; 3 SNI 2326:2010 Metode pengambilan contoh
pada produk perikanan; 4 SNI 2346:2011 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori pada produk perikanan.
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan telah tersedia pada saat penelitian dilakukan. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh melalui penelusuran berbagai literatur diantaranya: 1 Dokumen yang dimiliki oleh Cindy Group yang diperoleh resmi dari
manajemen langsung, 2 Studi pustaka hasil penelitian terdahulu, 3 Informasi dari sumber terpercaya seperti laporan dan publikasi dari
lembagainstansi terkait, buku-buku, majalah, dan jurnal.
2. Penilaian Penerapan Program Kelayakan Dasar
Pelaksanaan penilaian penerapan program kelayakan dasar berpedoman pada pedoman kuesioner supervisi Sertifikat Kelayakan
Pengolahan SKP pada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, KKP. Ada 21 aspek yang menjadi perhatian dalam penilaian
penerapan kelayakan dasar tersebut. Aspek-aspek tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Aspek penilaian sertifikasi kelayakan dasar UPI
Klausul Aspek ManajemenAspek Teknis
I
Komitmen Manajemen Manajemen
II
Lingkungan Lokasi Area UPI
III
Bangunan Pintu, lantai, dinding, langit-
langitatap, jendela, ventilasi, penerangan, saluran pembuangan,
tempat penyimpanan bahan kimia.
IV
Penataan dan Pemeliharaan alat
Penataan dan penempatan alat, desinfeksi
V
Penerimaan Bahan BakuPenolongTambahan
Persyaratan dan pemakaian bahan Penerimaan bahan
VI
Bahan Pembungkus dan Pengemas
Bahan pembungkus dan pengemas VII Penyimpanan Produk
sesuai perlakuan Suhu Penanganan Produk segar,
mentah dan masak serta suhu penyimpanan produk beku. Cara
penyimpanan produk lainnya.
VIII Air Persyaratan Air dan saluran pipa air.
IX Es Es.
18
Klausul Aspek ManajemenAspek Teknis
X Peralatan dan Perlengkapan yang kontak
dengan produk Bahan dan desain
XI Fasilitas pencucian produk Desain kebersihan dan fasilitas pencucian pasokan air dan pencucian
XII Konstruksi dan Tata Letak Alur Proses
Konstruksi UPI, tata letak dan alur proses UPI, ruangan unit proses
XIII Kebersihan Ruangan dan Peralatan Pengolahan
Kondisi ruang pengolahan, Ketersediaaan peralatan kebersihan ,
kondisi peralatan pengolahan.
XIV Fasilitas Karyawan Bak cuci kaki, tempat cuci tangan,
ruang ganti pakaian, loker, dll. XV
Bahan Kimia dan Bahan Berbahaya
Pemberian label dan penyimpanan bahan kimia berbahaya, penggunaan
bahan kimia dan bahan berbahaya.
XVI Limbah Padat dan Limbah Lainnya
Penanganan limbah, tempat
penampungan limbah XVII Pengemasan dan Pelabelan Cara Pengemasan, penyimpanan
bahan pengemas, pemberian label pada kemasan dan bahan pembuat
kemasan dan label.
XVIII Kebersihan dan Kesehatan Karyawan
Pakaian kerja, tingkat kebersihan dan kesehatan karyawan
XIX Peningkatan kemampuanKeterampilan
SDM Pelatihan karyawan
XX Pengendalian
BinatangPengganggu Fasilitas pengendalian binatang
pengganggu
XXI
Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL
Instalasi pengolahan air limbah IPAL
Sumber: KKP, 2012 Untuk memudahkan pemeriksaan, daftar pertanyaan dan penilaian
berupa pernyataan negatif, disiapkan bentuk formulir kuesioner supervisi SKP. Pertanyaan lain yang berhubungan dapat diajukan untuk memperkuat
penilaian, dilakukan pencatatan atas hal-hal khusus yang ditemukan selama penilaian.
Penerapan kelayakan dasar pada UPI sering mengalami kendala- kendala teknis, sehingga melahirkan berbagai penyimpangan, baik terhadap
operasi sanitasi, keamanan pangan, keutuhan dan keterpaduan ekonomi, maupun penyimpangan lainnya. Bentuk-bentuk penyimpangan dalam
kelayakan dasar menurut Dirjen P2HP meliputi: a. Penyimpangan minor minor deficiency
Kegagalan sebagian dari sistem HACCP dalam hal operasi sanitasi tetapi persyaratan sanitasi masih dapat dipenuhi.
b. Penyimpangan mayor major deficiency