2.4. Irigasi
Irigasi adalah usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan-bangunan dan saluran-saluran untuk mengalirkan air guna keperluan pertanian, membagi-
bagikan air ke sawah-sawah atau ladang-ladang dengan cara yang teratur dan membuang air yang tidak diperlukannya lagi setelah air itu dipergunakan dengan
sebaik-baiknya. Di Indonesia, irigasi yang dikelola oleh pemerintah dulu disebut ―irigasi rakyat‖ atau ―irigasi tradisional‖, tetapi menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku resminya disebut ―irigasi pedesaan‖ atau ―irigasi desa‖.
Irigasi tersebut telah dibangun dengan atau tanpa bantuan dari pemerintah dan dikelola sepenuhnya oleh petani yang bersangkutan. Irigasi sejenis ini dapat disebut
―irigasi petani‖ Gandakoesoemah 1975.
2.5. Kelembagaan
Yang dimaksud lembaga institution adalah organisasi atau kaidah-kaidah, baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota
masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu Mubyarto 1989. Menurut Ambler et al. 1991,
indikator keragaan performance kelembagaan terdiri dari efisiensi teknis, efisiensi ekonomis, dan efisiensi sosial. Organisasi yang efisien secara teknis adalah organisasi
yang dapat mengoperasikan sarana fisik yang ada sedemikian rupa sehingga jaringannya dapat mencapai efisiensi teknis yang setinggi mungkin. Efisiensi
ekonomis menurut teori ekonomi murni, setiap tindakan memerlukan biaya dan setiap tindakan juga dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai. Nilai yang diharapkan itu
lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan, maka orang terdorong untuk melakukannya. Kemampuan organisasi petani pengelola air untuk memperhitungkan
faktor-faktor ekonomis tidak dapat diabaikan. Tidak ada definisi yang pasti tentang efisiensi sosial. Efisiensi sosial bertalian
dengan rasa senang dan rasa adil dari petani setempat, yang kadang-kadang teramat sulit untuk diukur dengan orang luar. Tingkat efisiensi sosial yang tinggi adalah
ketika petani meras bahwa sistem yang sedang berlaku itu sudah adil. Organisasi
pemakai air merupakan suatu mekanisme dimana petani secara aktif berpartisipasi dalam pengelolaan irigasi. Aspek-aspek kebijaksanaan terhadap organisasi petani
pemakai air, terdiri dari : a. Status hukum;
b. Status pemilikan sarana fisik; c. Hak pemakai air;
d. Wewenang wilayah hidrologis; e. Kewajiban serta wewenang keuangan; serta
f. Keterlibatan dalam desain dan konstruksi fasilitas fisik jaringan irigasi. Kelembagaan pangan merupakan salah satu komponen penting dalam
menunjang kerangka dasar perumusan kebijakan pangan dan pembangunan pertanian untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan yang dimaksud disini
adalah suatu aturan yang dikenal, diikuti, dan ditegakkan secara baik oleh anggota masyarakat, yang memberi naungan dan hambatan constraints bagi individu atau
anggota masyarakat. Pendekatan dan kerangka analisis yang ditempuh dalam penelusuran ekonomi kelembagaan pangan lebih banyak bersifat kualitatif, walaupun
beberapa penarikan kesimpulan juga dilakukan berdasarkan data kuantitatif dan informasi relevan lain. Fokus analisis kelembagaan mencakup 2 aspek penting, yaitu:
aturan main dan organisasi, terutama yang berhubungan erat dengan skema kebijakan publik bidang pangan Arifin 2005.
2.6. Subak
Subak adalah masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio-agraris religius, yang secara historis didirikan sejak dulu kala dan berkembang terus sebagai
organisasi penguasa tanah dalam bidang pengaturan air dan lain-lain, persawahan dari suatu sumber di dalam suatu daerah Gandakoesoemah 1975. Ciri khas Subak
terdapat dalam hal pelaksanaan kegiatan ritual keagamaan yang sangat padat dan terkait erat dengan tahap-tahap pertumbuhan tanaman padi. Fungsi utama Subak
adalah pengelolaan air untuk memproduksi pangan, khususnya beras, yang