merupakan makanan pokok utama bagi orang Bali, seperti halnya juga kebanyakan penduduk Asia Sutawan et al. 2005.
Sebagai lembaga adat, Subak berlandaskan pula falsafah ―Tri Hita Karana‖, yaitu hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara manusia dengan manusia,
manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhannya. Menurut Gandakoesoemah 1975, Subak dalam penyelenggaraan usahataninya tidak terlepas kaitannya dengan
landasan Tri Hita Karana tiga penyebab kebaikan, dimana terdapat tiga unsur, yaitu:
1. Unsur Parahyangan dengan membangun Pura Subak sebagai perwujudan bakti ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi Wasa;
2. Unsur Pawongan perwujudan hubungan yang harmonis diantara para anggota Subak yang diikat dengan susunan organisasi dan peraturan-peraturan yang dibuat
lewat musyawarah mufakat; 3. Unsur Palemahan, yang berwujud lahan persawahan serta semua prasarana dan
sarana irigasi dari Subak itu yang dikelola dengan penuh tanggung jawab. Supartama et al. 2013 menyatakan bahwa konsep Tri Hita Karana memiliki
hubungan timbal balik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan manusia sehingga kegiatan usahatani berjalan dengan baik dan
harmonis. Dalam pelaksanaan kegiatannya, Subak mempunyai landasan operasional yang disebut paras paros salunglung subayantaka sarpanaya, artinya segala baik
buruk atau berat ringan dipikul bersama. Hal itu menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan Subak berdasarkan atas prinsip kerja sama atau gotong royong.
2.7. Konsep Biaya Transaksi
Richter dan Furubotn 2000 menyatakan bahwa transaksi adalah perpindahan barang, jasa, informasi, pengetahuan, dan lain-lain, dari satu tempat komunitas ke
tempat komunitas lain atau pemindahan barang dari produsen ke konsumen atau pemindahan barang dari satu individu ke individu yang lain. Biaya transaksi
mencakup biaya untuk mengolah sumber daya alam sehingga dapat dimanfaatkan,
penggunaan, perubahan, dan yang lainnya dari suatu lembaga dan organisasi. Biaya transaksi dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Biaya Transaksi Pasar Biaya transaksi pasar adalah seluruh biaya yang dikeluarkan agar barang
atau jasa dapat sampai di pasar. Biaya ini mencakup biaya persiapan kontrak, biaya monitoring dan penegakan kontrak, biaya informasi, biaya iklan, biaya
mendatangi konsumen, biaya pameran, biaya komunikasi, biaya pengujian kualitas, dan biaya mencari pegawai.
2. Biaya Transaksi Manajerial Biaya transaksi manajerial adalah biaya yang terkait upaya menciptakan
keteraturan, yaitu : 1. Biaya membuat, mempertahankan atau mengubah rancangan atau struktur organisasi, meliputi biaya personal management,
mempertahankan kemungkinan pengambilalihan pihak lain, public relation, dan lobby; 2. Biaya menjalankan organisasi, meliputi biaya informasi biaya
pembuatan keputusan, pengawasan pelaksanaan perintah sesuai keputusan, mengukur kinerja pegawai, biaya agen, manajemen informasi.
3. Biaya Transaksi Politik Biaya transaksi politik adalah biaya terkait pembuatan tata aturan atau
kelembagaan public goods sehingga transaksi pasar dan manajerial bisa berlangsung dengan baik yang meliputi : 1. Biaya pembuatan setting up,
pemeliharaan, pengubahan organisasi politik formal dan informal, seperti biaya penetapan kerangka hukum, struktur administrasi pemerintahan, militer, sistem
pendidikan, pengadilan, dll; 2. Biaya menjalankan bentuk pemerintahan, peraturan pemerintah atau masyarakat yang bertata negara, seperti biaya legislasi,
pertahanan, administrasi hukum, pendidikan, termasuk di dalamnya biaya pencarian atau pengumpulan dan pengolahan informasi yang diperlukan agar tata
pemerintahan dapat berjalan. Biaya upaya pelibatan masyarakat dalam proses politik juga termasuk dalam biaya transaksi politik.