Tabel 9. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Jatiluwih Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase
SD 32
48.49 SMP
13 19.70
SMA 15
22.73 D1
1 1.52
D3 1
1.52 S1
2 3.03
S2 2
3.03 Jumlah
67 100.00
Sumber : Data Primer diolah 2013
Berdasarkan Tabel 9, rata-rata petani di Desa Jatiluwih masih berpendidikan SD. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani belum dapat mengambil keputusan
dengan baik dengan mempertimbangkan resiko yang akan dihadapinya.
a. Status Kepemilikan Lahan
Berdasarkan status kepemilikan lahan terdapat dua kelompok petani, yaitu petani yang menggarap lahannya sendiri pemilik dan petani yang menggarap lahan
orang lain sewa atau sakap. Karakteristik petani responden berdasarkan keikutsertaan status kepemilikan lahan disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Karakteristik responden petani padi sawah berdasarkan status kepemilikan lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013
Status Kepemilikan Lahan Jumlah orang
Persen Milik sendiri
34 51.52
Sewa 32
48.49 Jumlah
66 100.00
Sumber : Data Primer diolah 2013
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani di Desa Jatiluwih adalah petani pemilik atau petani yang memiliki tanah dan ia pulalah yang secara
langsung mengusahakan dan menggarap lahannya tersebut. Petani pemilik lahan sebesar 51.52 dari total responden, sedangkan yang merupakan petani penggarap
sebesar 48.49 dari total responden. Sebagian besar petani responden merupakan petani pemilik lahan yang menunjukkan bahwa sebagian besar lahan di Desa
Jatiluwih masih dimiliki dan diusahakan oleh masyarakat asli.
b. Status Usahatani
Karakteristik petani responden berdasarkan status usahatani disajikan pada Tabel 11. Berdasarkan tabel diketahui bahwa sebagian besar petani mengusahakan
usahatani padi sawah sebagai usaha pokok. Tabel 11. Karakteristik petani responden berdasarkan status usahatani
Status Usahatani Jumlah orang
Persen Utama
55 83.33
Sampingan 11
16.67 Jumlah
66 100.00
Sumber : Data Primer diolah 2013
Persentase jumlah petani yang mengusahakan usahatani padi sawah sebagai usaha pokok sebesar 83.33 dan persentase untuk petani yang mengusahakan
usahatani padi sawah sebagai usaha sampingan sebesar 16.67.
2. KARAKTERISTIK USAHATANI PADI BERAS MERAH
Sistem usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih dilakukan secara monokultur. Penanaman dilakukan dua kali dalam setahun. Musim tanam I MT I dilakukan
antara bulan Januari-Juni dan Musim Tanam II MT II dilakukan pada bulan Juni- Oktober 2013. Pola tanam yang dilakukan yaitu padi beras merah lokal kemudian
padi beras putih. Varietas padi yang umumnya digunakan di Desa Jatiluwih ini adalah padi Cendana lokal dan padi beras putih IR 64 atau Ciherang.
2.1. Proses Budidaya
Sistem budidaya padi sawah di Desa Jatiluwih dimulai dengan penyemaian yang dilanjutkan dengan pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan. Keragaan sistem usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih dijelaskan sebagai berikut :
2.1.1. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan cara membajak atau mencangkul. Cara membajak atau mencangkul dilakukan sedemikian rupa sehingga tanahnya terbalik,
yaitu yang semula berada di bagian atas menjadi di bagian bawah menjadi bagian atas. Tanah bagian bawah dibawa ke atas bertujuan untuk menganginkan tanah dan
memberi kesempatan kepada tanah untuk melepaskan racun-racun yang sangat mungkin terbentuk dalam tanah Siregar 1981.
Pengolahan lahan berguna untuk menstabilkan kondisi tanah, perbaikan sifat fisik tanah, dan perbaikan drainase tanah. Pengolahan tanah untuk lahan sawah yang
ada di Desa Jatiluwih sebagian besar dilakukan dengan menggunakan traktor, tetapi ada juga beberapa orang petani yang melakukannya dengan cara dibajak
menggunakan traktor tradisional dengan bantuan tenaga kerbau. Proses pengolahan lahan hanya dilakukan satu kali dalam satu musim tanam. Kegiatan ini dilakukan
sebelum memulai penanaman. Pada saat pengolahan lahan ini dilakukan juga pembuatan atau penguatan pematang sawah bedengan. Tanah dibiarkan selama