81 dianggap tetap ceteris paribus, begitu pula pada model II, III, dan IV. Elastisitas
produksi  yang positif menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja berada pada daerah  rasional.  Faktor  produksi  tenaga  kerja  berpengaruh  nyata  terhadap
produksi  pada  selang  kepercayaan  99  pada  seluruh  model,  sehingga penambahan  tenaga  kerja  sebesar  1  akan  meningkatkan  perubahan  terhadap
produksi padi sawah. 9.  Biaya Transaksi X
9
Nilai  elastisitas  produksi  faktor  biaya  transaksi  sebesar  0.01134  pada model I, 0.00986 pada model II, 0.00284 pada model III, dan 0.00284 pada model
IV.  Elastisitas  produksi  yang  positif  pada  seluruh  model  menunjukkan  bahwa penggunaan faktor biaya transaksi berada pada daerah rasional. Berdasarkan hasil
uji-t  diketahui  bahwa  faktor  biaya  transaksi  tidak  berpengaruh  nyata  terhadap produksi  pada  selang  kepercayaan  99  pada  seluruh  model,  sehingga
penambahan  biaya  transaksi  sebesar  Rp  1  tidak  akan  mengakibatkan  perubahan secara signifikan terhadap produksi padi beras merah dengan faktor lain dianggap
tetap ceteris paribus. 10.  Dummy Tipe Petani D
1
Nilai elastisitas variabel dummy tipe petani sebesar -0.02506 pada model II dan  -0.00831  pada  model  IV.  Nilai  elastisitas  sebesar  -0.02506  pada  model  II
berarti  setiap  usahatani  petani  pemilik  akan  menghasilkan  produksi  padi  sawah 0.02506 lebih sedikit  dari  usahatani petani  penggarap, sedangkan nilai  elastisitas
sebesar  -0.00831  pada  model  IV  berarti  setiap  usahatani  petani  pemilik  akan menghasilkan  produksi  padi  sawah  0.00831  lebih  sedikit  dari  usahatani  petani
penggarap.  Berdasarkan  hasil  uji-t  diketahui  bahwa  dummy  tipe  petani  tidak berpengaruh nyata terhadap produksi pada selang kepercayaan 99 pada model II
dan IV. 11.  Dummy Luas Lahan D
2
Nilai elastisitas variabel  dummy luas lahan sebesar 0.10097 pada model  III dan  0.09945  pada  model  IV.  Nilai  elastisitas  sebesar  0.10097  pada  model  III
berarti setiap petani  yang luas lahan sawahnya lebih  besar atau sama dengan 0.5 hektar akan menghasilkan produksi padi sawah 0.10097 lebih banyak dari petani
yang luas lahan  sawahnya lebih kecil dari 0.5 hektar, sedangkan nilai  elastisitas
82 sebesar  0.09945  pada  model  IV  berarti  setiap  petani  yang  luas  lahan  sawahnya
lebih besar atau sama dengan 0.5 hektar akan menghasilkan produksi padi sawah 0.09945  lebih  banyak  dari  petani  yang  luas  lahan    sawahnya  lebih  kecil  dari  0.5
hektar.  Berdasarkan  hasil  uji-t  diketahui  bahwa  dummy  luas  lahan  berpengaruh nyata terhadap produksi pada selang kepercayaan 99 pada model III dan IV.
Pada seluruh model fungsi produksi Cobb-Douglas, nilai koefisien regresi selain  menunjukkan  elastisitas  dari  masing-masing  variabel  yang  bersangkutan,
penjumlahan dari nilai koefisien regresi tersebut merupakan pendugaaan terhadap keadaan  skala  usaha  proses  produksi  yang  berlangsung.  Penjumlahan  nilai
elastisitas dari faktor-faktor produksi dalam seluruh model fungsi produksi di atas adalah  sebesar  0.58.  Jumlah  elastisitas  produksi  yang  kurang  dari  1  tersebut
menunjukkan  bahwa  usahatani  padi  sawah  di  desa  Jatiluwih  berada  pada  skala yang  meningkat  decreasing  rate  atau  berada  pada  daerah  II,  artinya  bahwa
setiap output yang dihasilkan semakin meningkat hingga titik tertentu.
4.3. Uji Beda Pendapatan Usahatani Padi Pemilik dan Penggarap
Uji beda pendapatan dalam penelitian ini adalah uji beda pendapatan atas biaya total usahatani padi di Desa Jatiluwih. Hasil uji beda pendapatan usahatani
padi pemilik dan penggarap dapat dilihat pada Tabel 37. Tabel 37. Hasil Uji Beda Pendapatan
No Uraian
Pemilik Penggarap
Mean Std. Dev
Std. Error Mean
Mean Std. Dev
Std. Error Mean
1. Pendapatan
atas  biaya total
per hektar
27318840 5505993.70
944270.13 14815352.04
6519681.01 1152527.66
Sig. 2-
tailed Equal
variances assumed
0.000 Equal
variances not
assumed 0.000
Sumber : Data Primer diolah 2013
Uji beda pendapatan atas biaya total usahatani padi di Desa Jatiluwih juga dibedakan  antara  petani  pemilik  dan  penggarap.  Hasil  uji  menunjukkan  bahwa  t
83 hitung  sebesar  8.435.  T  tabel  diperoleh  dengan  df  sebesar  64  dengan  sig  5  1-
tailed =  1.671 sehingga T tabel   T hitung 1.671  8.435 maka tolak H
0.
Hal tersebut  berarti  bahwa  secara  statistik  pendapatan  atas  biaya  total  usahatani  padi
pemilik dan penggarap berbeda nyata.
84
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi sawah di daerah
penelitian adalah benih X1, pupuk Kandang X2, pupuk Urea X3, pupuk KCl X4, pestisida cair X6, Hari Orang Kerja X8, dan dummy luas lahan
D2 dengan koefisien determinasi pendugaan sebesar 75.4. 2.
Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani padi sawah di daerah penelitian secara umum dikatakan menguntungkan dan layak untuk
diusahakan. 3.
Hasil analisis biaya transaksi menunjukkan bahwa rata-rata biaya transaksi yang dikeluarkan oleh petani padi di desa Jatiluwih adalah sebesar
Rp .
341 .
666.70 sehingga RC ratio atas biaya total menjadi 2.43 sehingga usahatani padi sistem Subak masih layak untuk diusahakan dan dilestarikan.
5.2. Saran
1. Petani sebaiknya mengurangi pengunaan pupuk KCl, NPK, dan pestisida padat
karena penambahan pupuk dan pestisida tersebut dapat mengurangi hasil panen.
2. Diperlukannya pembinaan dan penyuluhan dari Dinas Pertanian mengenai
pengoptimalan penggunaan faktor-faktor produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida sesuai dengan luas lahan garapan petani, terutama pada usahatani
lahan sempit. 3.
Penelitian selanjutnya perlu dilakukan analisis terhadap nilai ekonomi air sistem Subak.
DAFTAR PUSTAKA
Agroinovasi. 2012.
Inovasi Teknologi
Tanaman Pangan
Mendukung Kesejahteraan Petani.  Jakarta Selatan :  Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Ambler, John S. 1991. Irigasi Indonesia, Dinamika Kelembagaan Petani. Jakarta :
LP3ES. Amri,  Alfian  Nur.  2011.  Analisis  Efisiensi  Produksi  dan  Pendapatan  Ubi  Kayu
Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Arifin, Bustanul. 2005. Ekonomi Kelembagaan Pangan. Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia.
BPS. 2013. Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan
2010. [diunduh
2013 Maret
30]. Tersedia
pada: http:bps.go.idtab_subview.php?kat=1tabel=1daftar=1id_subyek=12
notab=1. BPS.  2014.  Penduduk  15  Tahun  Ke  Atas  yang  Bekerja  menurut  Lapangan
Pekerjaan  Utama  2004 –  2013.  [diunduh  2014  April  4].  Tersedia  pada:
http:www.bps.go.idtab_subview.php?kat=1tabel=1daftar=1id_subye k=06notab=2.
BPS.  2014.  Rata-rata  Konsumsi  Kalori  KKal  per  Kapita  Sehari  Menurut Kelompok  Makanan  1999,  2002-2013.  [diunduh  2014  April  4].  Tersedia
pada:http:www.bps.go.idtab_subview.php?kat=1tabel=1daftar=1id_s ubyek=05notab=5.
BPS.  2014.  Tabel  Luas  Panen-  Produktivitas-  Produksi  Tanaman  Padi  Provinsi Bali.
[diunduh 2014
April 6].
Tersedia pada:
http:bps.go.idtnmn_pgn.php?kat=3id_subyek=53notab=0. BPS.  2014.  Tabel  Luas  Panen-  Produktivitas-  Produksi  Tanaman  Padi  Provinsi
Indonesia. [diunduh
2014 April
4]. Tersedia
pada: http:www.bps.go.idtnmn_pgn.php?kat=3id_subyek=53notab=0.
BPS  Provinsi  Bali.  2014.  Luas  Panen,  Rata-Rata  Produksi,  dan  Produksi  Padi Sawah  dan  Padi  Ladang  Menurut  KabupatenKota  di  Bali  Tahun  2012.
[diunduh 2014
April 6].
Tersedia pada:
http:bali.bps.go.idtabel_detail.php?ed=607002od=7id=7. Coelli, D.S. Prasada Rao, George E. Battese. 1998. An Introduction to Efficiency
and Productivity Analysis. United States : Kluwer Academic Publishers. Damayanti,  Fitria  Silvi.  2007.  Analisis  Pendapatan  dan  Efisiensi  Produksi
Usahatani  Padi  Sawah  Kasus  di  Desa  Purwoadi,  Kecamatan  Trimurjo,
86 Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Debertin,  David  L.  1986.  Agricultural  Production  Economics.  New  York  : Macmillan Publishing Company.
Furubotn EG and Rudolf Richter. 2000. Institutions and Economic Theory :   The Contribution of the New Institutional Economics. The University of Michigan
Press. Gandakoesoemah, R. 1975. Ilmu Irigasi. Bandung : Sumur Bandung.
Gudjarati,  Damodar.  2003.  Ekonometrika  Dasar.  Zain  Sumarno  dan  Zein [penerjemah]. Jakarta : Erlangga.
Gunawan,  Suminar  Setiati  Achmadi,  Laksmi  Arianti.  2008.  Pedoman  Penyajian Karya Ilmiah. Bogor : IPB Press.
Indrasari  Siti  Dewi,  Wibowo  Prihadi,  Purwani  E.Y.  2010.  Evaluasi  Mutu  Fisik, Mutu  Giling,  dan  Kandungan  Antosianin  Kultivar  Beras  Merah.  Jurnal
Penelitian Tanaman Pangan. 291: 56-62. Juanda, Bambang. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor :  IPB
Press. Monografi Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Desa Jatiluwih. 2011.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES. Novita,  Ade.  2011.  Analisis  Efisiensi  Produksi  dan  Pendapatan  Usaha
Penggemukan  Sapi  Potong  Serta  Keberlanjutannya  Studi  Kasus  PT  Andini Persada  Sejahtera,  Cikalong  Bandung.  Skripsi.  Fakultas  Ekonomi  dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Rahim, A. Hastuti, D. 2007. Ekonomika Pertanian. Jakarta : PT. Penebar Swadaya. Siregar, Hadrian. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Jakarta : PT. Sastra
Hudaya. Sirtha,  Nyoman.  2008.  Subak,  Konsep  Pertanian  Religius,  Persfektif  Hukum,
Budaya, dan Agama Hindu. Surabaya : Paramita. Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada. Soekartawi  et.al.  1986.  Ilmu  Usahatani  untuk  Pengembangan  Petani  Kecil.
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia UI-Press.