2. KARAKTERISTIK USAHATANI PADI BERAS MERAH
Sistem usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih dilakukan secara monokultur. Penanaman dilakukan dua kali dalam setahun. Musim tanam I MT I dilakukan
antara bulan Januari-Juni dan Musim Tanam II MT II dilakukan pada bulan Juni- Oktober 2013. Pola tanam yang dilakukan yaitu padi beras merah lokal kemudian
padi beras putih. Varietas padi yang umumnya digunakan di Desa Jatiluwih ini adalah padi Cendana lokal dan padi beras putih IR 64 atau Ciherang.
2.1. Proses Budidaya
Sistem budidaya padi sawah di Desa Jatiluwih dimulai dengan penyemaian yang dilanjutkan dengan pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan. Keragaan sistem usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih dijelaskan sebagai berikut :
2.1.1. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan cara membajak atau mencangkul. Cara membajak atau mencangkul dilakukan sedemikian rupa sehingga tanahnya terbalik,
yaitu yang semula berada di bagian atas menjadi di bagian bawah menjadi bagian atas. Tanah bagian bawah dibawa ke atas bertujuan untuk menganginkan tanah dan
memberi kesempatan kepada tanah untuk melepaskan racun-racun yang sangat mungkin terbentuk dalam tanah Siregar 1981.
Pengolahan lahan berguna untuk menstabilkan kondisi tanah, perbaikan sifat fisik tanah, dan perbaikan drainase tanah. Pengolahan tanah untuk lahan sawah yang
ada di Desa Jatiluwih sebagian besar dilakukan dengan menggunakan traktor, tetapi ada juga beberapa orang petani yang melakukannya dengan cara dibajak
menggunakan traktor tradisional dengan bantuan tenaga kerbau. Proses pengolahan lahan hanya dilakukan satu kali dalam satu musim tanam. Kegiatan ini dilakukan
sebelum memulai penanaman. Pada saat pengolahan lahan ini dilakukan juga pembuatan atau penguatan pematang sawah bedengan. Tanah dibiarkan selama
beberapa hari hingga akhirnya dapat ditanami bibit padi yang telah disiapkan sebelumnya.
Proses pengolahan lahan yang dilakukan pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih sebagian besar menggunakan traktor, tetapi ada juga yang menggunakan
tenaga kerbau. Biaya sewa untuk pembajakan dengan traktor adalah sebesar Rp
. 1
. 000
. 000ha. Biaya tersebut sudah termasuk upah tenaga kerja manusia yang
menjalankan traktor. Kegiatan tersebut dilakukan oleh dua orang tenaga kerja pria.
2.1.2. Penyemaian
Petani mulai dengan persiapan-persiapan untuk menanami sawahnya dengan padi, pekerjaan yang paling pertama dilakukannya ialah mempersiapkan di salah satu
sudut dari sawahnya itu, sebidang tanah dimana petani yang bersangkutan menyebarkan benih untuk memperoleh bibit yang diperlukannya. Petani di Desa
Jatiluwih menaburkan benih di permukaan bedengan dengan cara uritan. Uritan dilakukan tanpa melepaskan butir-butirgabah yang masih melekat kepada mayang
bulir, petani memegang bulir pada kedua ujungnya dan menghindarkan bulir jatuh di permukaan bedengan.
Jenis benih padi yang disemai di Desa Jatiluwih adalah padi Cendana atau padi beras merah lokal. Kegiatan penyemaian dilakukan pada lahan yang telah disiapkan
untuk tempat penyemaian. Benih akan dicabut setelah 14-18 hari dan ditanam ke lahan sawah.
2.1.3. Penanaman
Penanaman benih padi beras merah ini sebagian besar menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Penanaman padi atau dikenal dengan ‗tandur‘ ini dilakukan
dengan sistem borongan. Jarak tanam benih padi di Desa Jatiluwih adalah 25 x 25 cm.
2.1.4. Penyiangan
Rerumputan pada umumnya tumbuh dari biji rerumputan yang datang diterbangkan angin dari segala penjuru. Rerumputan tersebut perlu dihilangkan
dengan jalan menyiang yaitu suatu pekerjaan dimana rerumputan itu satu demi satu