Pendapatan Usahatani TINJAUAN PUSTAKA

penggunaan, perubahan, dan yang lainnya dari suatu lembaga dan organisasi. Biaya transaksi dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Biaya Transaksi Pasar Biaya transaksi pasar adalah seluruh biaya yang dikeluarkan agar barang atau jasa dapat sampai di pasar. Biaya ini mencakup biaya persiapan kontrak, biaya monitoring dan penegakan kontrak, biaya informasi, biaya iklan, biaya mendatangi konsumen, biaya pameran, biaya komunikasi, biaya pengujian kualitas, dan biaya mencari pegawai. 2. Biaya Transaksi Manajerial Biaya transaksi manajerial adalah biaya yang terkait upaya menciptakan keteraturan, yaitu : 1. Biaya membuat, mempertahankan atau mengubah rancangan atau struktur organisasi, meliputi biaya personal management, mempertahankan kemungkinan pengambilalihan pihak lain, public relation, dan lobby; 2. Biaya menjalankan organisasi, meliputi biaya informasi biaya pembuatan keputusan, pengawasan pelaksanaan perintah sesuai keputusan, mengukur kinerja pegawai, biaya agen, manajemen informasi. 3. Biaya Transaksi Politik Biaya transaksi politik adalah biaya terkait pembuatan tata aturan atau kelembagaan public goods sehingga transaksi pasar dan manajerial bisa berlangsung dengan baik yang meliputi : 1. Biaya pembuatan setting up, pemeliharaan, pengubahan organisasi politik formal dan informal, seperti biaya penetapan kerangka hukum, struktur administrasi pemerintahan, militer, sistem pendidikan, pengadilan, dll; 2. Biaya menjalankan bentuk pemerintahan, peraturan pemerintah atau masyarakat yang bertata negara, seperti biaya legislasi, pertahanan, administrasi hukum, pendidikan, termasuk di dalamnya biaya pencarian atau pengumpulan dan pengolahan informasi yang diperlukan agar tata pemerintahan dapat berjalan. Biaya upaya pelibatan masyarakat dalam proses politik juga termasuk dalam biaya transaksi politik.

2.8. Beras Merah

Beras merah mengandung pigmen antosianin yang termasuk komponen flavonoid, yaitu turunan polifenol yang mempunyai kemampuan antioksidan, antikanker, dan antiatherogenik. Masyarakat di Indonesia yang mengonsumsi beras merah masih sedikit, umumnya varietas lokal, seperti Jembar Beureum, Cere Beurem dari Jawa Barat, Lembah Pasaman dari Sumatera Barat, Gunung Sari dari Bali, dan ketan merah Mandoti dari Sulawesi Selatan. Preferensi konsumen terhadap beras merah telah diteliti di tujuh provinsi pada tahun 2005. Dari 86 responden yang dikunjungi di Bali, 38 mengonsumsi beras merah lokal setiap hari, 16 mengonsumsi lebih dari 6 bulan sekali dan sisanya mengonsumsi 3-6 bulan sekali Indrasari et al. 2010. Agroinovasi 2012 menyatakan beras merah mempunyai khasiat yang lebih dibandingkan dengan beras putih. Kandungan asitonin dalam beras merah dapat menjadi sumber antioksidan yang baik bagi kesehatan. Komposisi gizi beras merah per 100 gram terdiri atas protein 7.5 g, lemak 0.9 g, karbohidrat 77.6 g, kalsium 16 mg, fosfor 163 g, zat besi 0.3 g, dan vitamin B1 0.21 g. Konsumsi beras merah tanpa penyosohan ternyata mengandung banyak serat, minyak alami, dan lemak esensial yang berguna bagi tubuh manusia. Kebutuhan beras merah terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan. Hal ini mendorong produsen beras untuk menyediakan beras merah di pasaran. Kendala yang dihadapi adalah terbatasnya verietas unggul beras merah di petani. Sebagian besar varietas beras merah yang ada berasal dari beras merah lokal yang berumur panjang 5-6 bulan. Persediaan yang terbatas membuat harga beras merah lebih mahal dari beras putih.

2.9. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini tentunya peneliti mengacu kepada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa penelitian sebelumnya yang menjadi acuan bagi peneliti.