71
Tabel 27. Tanggapan responden masyarakat mengenai jalan masuk
No Kondisi jalan masuk TPA
Prosentase 1
Baik 21,25
2 Sangat Jelek
5 3
Jelek 17,5
4 Agak baik
56,25 Jumlah
100
Tabel 28. Tanggapan responden masyarakat mengenai gangguan lingkungan
No Gangguan lingkungan
Prosentase 1
Sedikit terganggu 25
2 Tidak terganggu
17,5 3
Sangat terganggu 16,25
4 Cukup terganggu
41,25 Jumlah
100
Memperhatikan tanggapan masyarakat terhadap keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang kebanyakan 82.5 menyatakan terganggu, umumnya 75
gangguan yang dirasakan adalah masalah bau. Keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang cukup mengganggu masyarakat. Prosentase data responden masyarakat
mengenai jenis ganggguan lingkungan dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Tanggapan responden masyarakat mengenai jenis gangguan lingkungan
No Jenis gangguan lingkungan
Prosentase 1
Bau menyengat 68,75
2 Rawan keamanan
2,5 3
Kumuhkotor 3,75
4 Sumur tercemar bau menyengat
6,25 5
Sumur tercemar bau menyengat, kumuhkotor 10
6 Bau menyengat kumuhkotor
6,25 7
Sumur tercemar 2,5
Jumlah 100
Secara umum kondisi sosial responden masyarakat berusia produktif, telah bertempat tinggal lama di dekat TPA sebagian besar tinggal diatas 10 tahun,
berpendidikan rendah, keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang cukup mengganggu masyarakat terutama bau sampah. Pekerjaan responden masyarakat
sekitar separuhnya adalah pekerja sebagai buruh dan karyawan. Sebagian responden masyarakat masih ada yang bekerja sebagai petani sekitar 13 dan
72
sebagai pemulung 5. Tanggapan responden masyarakat mengenai kondisi jalan lingkungan dan jalan akses TPA cukup baik.
5.1.2. Responden Pemulung
Jumlah responden pemulung dari segi usia 36,51 dalam usia produktif 21 sampai 30 tahun dan 23,81 dalam usia 31 sampai 40 tahun. Separuh pemulung
berusia muda dibawah 30 tahun dan sekitar 74 berusia dibawah 40 tahun. Hal ini menunjukkan pekerjaan pemulung pekerjaan berat dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Tingkat usia responden pemulung
No Usia pemulung th
Prosentase 1
21 14,29
2 21 - 30
36,51 3
31 - 40 23,81
4 41 - 50
12,7 5
50 12,7
Jumlah 100
Tingkat pendidikan pemulung sebanyak 63 orang dengan latar pendidikan tidak tamat SD mencapai 52,38 dan 40 hanya tamat SD. Pendidikan pemulung
sebagian besar 93,65 rendah yaitu hanya sampai sekolah dasar yang dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Tingkat pendidikan responden pemulung
No Pendidikan
Prosentase 1
Tidak tamat SD 52,38
2 Tamat SD
41,27 3
Tamat SLTP 4,76
4 Tamat SLTA
1,59 Jumlah
100
Kebanyakan pemulung merupakan pendatang yang berasal dari daerah lain, 44,44 baru menetap 1 sampai 3 tahun di kawasan Bantar Gebang dan 30,16
sudah menetap selama 4 sampai 7 tahun. Sedangkan yang menetap lebih dari 8 tahun sekitar 25,40. Hal tersebut menunjukkan pekerjaan pemulung merupakan
73
pekerjaan bersifat jangka menengah dimana sekitar 74 menjalani profesi selama 1
– 7 tahun lihat Tabel 32. Tabel 32. Lama tinggal responden pemulung
No Lama Bermukim
Prosentase 1
1-3 tahun 44.44
2 4-7 tahun
30.16 3
8-11 tahun 12.7
4 11 tahun
12.7 Jumlah
100
Penghasilan rata-rata pemulung antara Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000 rupiah perbulan diperoleh oleh 55,56 responden pemulung.
Sedangkan penghasilan rata-rata pemulung diatas 1.000.000 rupiah per bulan diperoleh oleh 34,93 responden pemulung. Besaran penghasilan tersebut masih
cukup layak untuk mencukupi kebutuhan hidup pemulung secara sederhana, gambaran tingkatan penghasilan dapat dilihat pada Tabel 33
. Tabel 33. Tingkat penghasilanpendapatan per bulan sebagai pemulung
No Penghasilan
Prosentase 1
0,5juta 9.52
2 0,5 - 1 juta
55.56 3
2 - 2.5 juta 1.59
4 1 - 1.5 juta
31.75 5
1.5 - 2 juta 1.59
Jumlah 100.00
Sebagian besar responden 93,65 mengandalkan penghasilan dari pengumpulan sampah sebagai pekerjaan utama dan tidak mempunyai pekerjaan
sampingansambilan lainnya. Hal menunjukkan kegiatan daur ulang sampah merupakan pekerjaan utama pemulung, dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Pekerjaan sambilansampingan responden pemulung
No Pekerjaan sambilan
Prosentase 1
Petani 1.8
2 Pedagang
1.8 3
Buruh 1.8
4 Tidak ada
94.65 Jumlah
100
Sekitar 69 responden pemulung berpendapat bahwa jalan lingkungan sekitar TPA dalam kondisi agak baik atau baik, dan 19,05 responden
beranggapan kondisi jalan jelek atau sangat jelek, dapat dilihat pada Tabel 35 .
74
Tabel 35. Tanggapan responden pemulung mengenai jalan lingkungan sekitar TPA
No Kondisi jalan lingkungan
Prosentase 1
Agak baik 47,62
2 Baik
22,22 3
Sangat Jelek 1,59
4 Jelek
19,05 5
Tidak Jawab 9,52
Jumlah 100
Tanggapan responden pemulung terhadap kondisi jalan masuk ke TPA sebanyak 34,92 menyatakan baik dan 41,27 agak baik serta sekitar 9,52
kondisi jalan masuk adalah dalam keadaan jelek. Mereka berarti berpandangan jalan masuk TPA sampah sebagian besar berpendapat positif lihat Tabel 36.
Tabel 36. Tanggapan responden pemulung mengenai jalan masuk ke TPA
No Kondisi jalan masuk TPA
Prosentase 1
Baik 34,92
2 Sangat Jelek
14,29 3
Jelek 9,52
4 Agak baik
41,27 Jumlah
100
Hanya 17,46 responden yang menyatakan tidak ada gangguan lingkungan akibat TPA, selebihnya merasa terganggu, dapat dilihat pada Tabel 45. Dimana
52,38 responden merasakan bau yang busuk, 6,35 merasa lingkungan kumuhkotor, 11,11 sumur tercemar dan 1,59 rawan keamanan. Hal tersebut
menunjukkan lingkungan sekitarnya bagi sebagian besar pemulung tidak nyaman seperti yang terlihat pada Tabel 37 dan Tabel 38.
Tabel 37. Tanggapan responden pemulung mengenai gangguan lingkungan
No Gangguan lingkungan
Prosentase 1
Sedikit terganggu 4,76
2 Tidak terganggu
17,46 3
Sangat terganggu 3,17
4 Cukup terganggu
69,84 5
Tidak jawab 4,76
Jumlah 100
75
Tabel 38. Tanggapan responden pemulung mengenai jenis gangguan lingkungan
No Jenis gangguan lingkungan
Prosentase 1
Bau menyengat kumuhkotor 6,35
2 Bau menyengat kumuhkotor rawan keamanan
3,17 3
Kumuhkotor 9,52
4 Sumur tercemar kumuhkotor
1,59 5
Sumur tercemar bau menyengat, kumuhkotor 11,11
6 Sumur tercemar, Bau menyengat kumuhkotor
rawan keamanan 1,59
7 Bau menyengat
52,38 8
Tidak jawab 14,29
Jumlah 100,00
Secara umum kondisi sosial responden pemulung berusia produktif, dimana sekitar 70 berusia dibawah 40 tahun, berpendidikan rendah yaitu 90
pendidikan sekolah dasar, sekitar 44 bekerja sebagai pemulung di bawah 3 tahun. Hampir seluruh responden pemulung 93,65 mengandalkan penghasilan
dari pengumpulan sampah sebagai pekerjaan utama dan tidak mempunyai pekerjaan sampingansambilan lainnya. Penghasilan responden pemulung
sebagian besar 86 antara Rp 500.000,- sampai Rp 1.500.000,- masih cukup layak untuk mencukupi kebutuhan hidup pemulung secara sederhana Tanggapan
terhadap kondisi lingkungan menurut responden keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang cukup mengganggu pemulung terutama bau sampah. Tanggapan
responden mengenai kondisi jalan lingkungan dan jalan akses TPA baik. 5.1.3. Responden Pemilik Lapak
Jumlah responden pemilik lapak sebanyak 20 orang dengan usia responden yang berusia lebih dari 50 tahun mencapai 20, antara 41 sampai 50 tahun
mencapai 30 responden, 30 responden berumur 31 sampai 40 tahun dan 20 responden berumur 21 sampai 30 tahun, berarti 80 usia produktif lihat Tabel 39.
Tabel 39. Tingkat usia responden pemilik lapak
No Usia pemilik lapak th
Prosentase 1
21 - 30 20
2 31 - 40
30 3
41 - 50 30
4 50
20 Jumlah
100
76
Tingkat pendidikan responden cukup rendah terdiri dari 10 tamat SLTA, 15 tamat SLTP, 55 tamat dan tidak tamat SD, lihat pada Tabel 40.
Tabel 40. Tingkat pendidikan responden pemilik lapak
No Pendidikan
Prosentase 1
Tidak tamat SD 15
2 Tamat SD
40 3
Tamat SLTP 15
4 Tidak tamat SLTP
10 5
Tamat SLTA 10
6 Tidak tamat SLTA
5 7
Tidak jawab 5
Jumlah 100
Responden pemilik lapak rata-rata yang sudah lama menetap di sekitar TPA sampah yaitu lama menetap lebih dari 8 tahun mencapai 80, sedangkan yang
kurang dari 8 tahun mencapai 20, dapat di lihat pada Tabel 41 .
Tabel 41. Lama menetapberusaha responden pemilik lapak
No Lama Bermukim
Prosentase 1
1-3 tahun 15
2 4-7 tahun
5 3
8-11 tahun 25
4 11 tahun
55 Jumlah
100
Penghasilan rata-rata pemilik lapak antara Rp 500.000 sampai dengan Rp
1.000.000 rupiah perbulan diperoleh oleh 25 responden pemilik lapak. Sedangkan penghasilan rata-rata pemilik lapak diatas Rp 3.000.000 rupiah
perbulan diperoleh oleh 5 responden pemilik lapak. Selain itu 20 responden berpenghasilan antara Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 2.000.000, 5 responden
berpenghasilan antara Rp 2.000.000 sampai dengan Rp 2.500.000, dan 20 responden berpenghasilan antara Rp 2.500.000 sampai dengan Rp 3.000.000. Ini
menunjukkan bahwa 80 responden pemilik lapak mempunyai penghasilan lebih dari Rp 1.000.000 perbulan dari hasil usaha lapaknya dapat dilihat pada Tabel 42.
77
Tabel 42. Tingkat penghasilanpendapatan per bulan sebagai pemilik lapak
No Penghasilan Rpbulan
Prosentase 1
500 ribu 5
2 500 - 1 juta
25 3
1 - 1.5 juta 20
4 1.5 - 2 juta
20 5
2 - 2.5 juta 5
6 2.5 - 3 juta
20 7
3 juta 5
Jumlah 100
Dari hasil analisa data lapangan dan wawancara dengan responden pemilik lapak, tanggapan mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan lingkungan di
lokasi TPA, 55 responden memberikan tanggapan yang baik atau agak baik mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan lingkungan di lokasi TPA dan 35
responden memberikan tanggapan agak baik mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan masuk ke lokasi TPA. Tanggapan responden pemilik lapak
mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan dapat dilihat pada Tabel 43. Tabel 43. Tanggapan responden pemilik lapak mengenai kondisi sarana dan
prasarana jalan lingkungan ke lokasi TPA
No Kondisi jalan lingkungan
Prosentase 1
Agak baik 35
2 Baik
20 3
Jelek 25
4 Sangat Jelek
5 5
Tidak Jawab 15
Jumlah 100
Masalah lingkungan mendapat perhatian dari responden pemilik lapak, sebanyak 42,11 merasakan adanya gangguan lingkungan dengan adanya TPA
Sampah Bantar Gebang, namun sebagian besar 57,89 merasa tidak terganggu karena merupakan tempat responden mencari nafkah dapat dilihat pada Tabel 44.
Tabel 44. Tanggapan responden pemilik lapak mengenai adanya gangguan lingkungan dengan adanya TPA Sampah Bantar Gebang
No Gangguan lingkungan
Prosentase 1
Tidak terganggu 57,89
2 Sedikit terganggu
26,32 3
Cukup terganggu 10,53
4 Sangat terganggu
5,26 Jumlah
100
78
Adanya bau yang busuk dirasakan oleh 64,29 responden. Sebagian besar pemilik lapak menyadari lingkungan kerjanya tidak nyaman. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 45. Tabel 45. Tanggapan responden pemilik lapak mengenai jenis gangguan
lingkungan dengan adanya TPA Sampah Bantar Gebang.
No Jenis gangguan lingkungan
Prosentase 1
Bau menyengat 64,29
2 Rawan keamanan
7,14 3
Kumuhkotor 7,14
4 Sumur tercemar
21,43 Jumlah
100
Secara umum kondisi sosial responden pemilik lapak 80 berusia produktif, dimana sekitar 70 berusia di atas 30 tahun, yang berpendidikan rendah yaitu
pendidikan sekolah dasar sekitar 37, dan sekitar 80 bekerja sebagai pemilik lapak di atas 8 tahun. Responden pemilik lapak sekitar 50 berpenghasilan di atas
Rp 1.500.000,-. Tanggapan terhadap kondisi lingkungan menurut responden keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang cukup mengganggu pemilik lapak
terutama bau sampah sekitar 64. Tanggapan responden mengenai kondisi jalan lingkungan dan jalan akses TPA cukup baik.
5.1.4. Responden Bandar Usia responden terdiri dari 25 berusia 31 sd 40 dan 75 berusia antara
41 sd 50 tahun, dapat dilihat pada Tabel 46. Tabel 46. Tingkat usia responden bandar
No Usia Bandar th
Prosentase 1
31 - 40 25
2 41 - 50
75 Jumlah
100
Responden pemilik bandar sebanyak 8 orang dengan pendidikan Tamat SLTP ke atas sebanyak 50, sedangkan sisanya tidak tamat SD 12,5, tamat
SD 25, tidak tamat SLTP 12,5. Hal tersebut menunjukkan tingkat pendidikan para responden pemilik bandar cukup menunjang pekerjaannya dapat dilihat pada
Tabel 47.
79
Tabel 47. Tingkat pendidikan responden bandar
No Pendidikan
Prosentase 1
Tidak tamat SD 12,5
2 Tamat SD
25 3
Tidak tamat SLTP 12,5
4 Tamat SLTP
37,5 5
Tamat SLTA 12,5
Jumlah 100
Responden pemilik lapak yang sudah lama menetap atau berusaha di sekitar TPA lebih dari 11 tahun mencapai 87,50, sedangkan yang kurang dari 11 tahun
mencapai 12,50, dapat di lihat pada Tabel 48. Tabel 48. Lama menetapberusaha responden bandar
No Lama Bermukim
Prosentase 1
8-11 tahun 12,5
2 11 tahun
87,5 Jumlah
100
Penghasilan rata-rata bandar antara Rp 500.000 sampai dengan Rp 3.000.000 rupiah perbulan. Sedangkan penghasilan rata-rata bandar diatas Rp
3.000.000 rupiah perbulan diperoleh oleh 75 responden bandar. Selain itu 12,50 responden berpenghasilan antara Rp 1.000.000 sampai dengan Rp
1.500.000, 12,50 responden berpenghasilan kurang dari Rp 500.000,- sampai dengan Rp 2.500.000, dan 20 responden berpenghasilan antara Rp 2.500.000
sampai dengan Rp 3.000.000. Ini menunjukkan bahwa 80 responden pemilik lapak mempunyai penghasilan lebih dari Rp 1.000.000 perbulan dari hasil usaha
lapaknya dapat dilihat pada Tabel 49. Tabel 49. Tingkat penghasilanpendapatan per bulan sebagai bandar
No Penghasilan Rpbulan
Prosentase 1
500 ribu 12,5
2 1 - 1.5 juta
12,5 3
3 juta 75
Jumlah 100
Tanggapan mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan lingkungan di lokasi TPA, 12,5 responden menyatakan sangat jelek dan 12,50 menyatakan
jelek, dapat dilihat pada Tabel 50.
80
Tabel 50. Tanggapan responden mengenai kondisi jalan lingkungan ke lokasi TPA
No Kondisi jalan lingkungan
Prosentase 1
Agak baik 50
2 Baik
25 3
Sangat Jelek 12,5
4 Jelek
12,5 Jumlah
100
Hasil survai menunjukkan 75 responden memberikan tanggapan baik dan kondisi jalan masuk dan jalan lingkungan di lokasi TPA seperti yang terlihat pada
Tabel 51. Tabel 51. Tanggapan responden mengenai kondisi jalan masuk ke lokasi TPA
No Kondisi jalan masuk TPA
Prosentase 1
Agak baik 50
2 Baik
25 3
Sangat Jelek 12,5
4 Jelek
12,5 Jumlah
100
Sebagian besar responden bandar tidak merasa terganggu dengan lingkungan TPA dimana dipilih oleh 75 responden, sedangkan 12,5 sedikit
tidak terganggu dan 12,5 sangat terganggu, dapat dilihat pada Tabel 52. Tabel 52. Tanggapan responden bandar mengenai gangguan lingkungan
No Gangguan lingkungan
Prosentase 1
Tidak terganggu 75
2 Sedikit terganggu
12,5 3
Sangat terganggu 12,5
Jumlah 100
Responden bandar menyatakan bahwa gangguan terbesar berupa rawan keamanan sebesar 36,59, diikuti gangguan lingkungan yang kumuhkotor
sebesar 24,39 dan bau busuk 12,20 serta gangguan karena sumur tercemar hanya dipilih oleh 2,44 responden. Hal ini menunjukkan para Bandar
berpendapat masalah keamanan merupakan masalah cukup mengkhawatirkan mereka, mengingat besarnya aset yang harus mereka jaga berupa material daur-
ulang sampah yang bernilai puluhan sampai ratusan juta rupiah. Sedangkan mengenai masalah ketidaknyamanan lingkungan tidak cukup berarti bagi para
Bandar karena sumber pendapatan mereka memang dari TPA sampah. Pendapat
81
responden Bandar terhadap jenis gangguan lingkungan dapat dilihat pada Tabel 53.
Tabel 53. Tanggapan responden bandar mengenai jenis gangguan lingkungan
No Jenis gangguan lingkungan
Prosentase 1
Bau menyengat 12,2
2 Rawan keamanan
36,59 3
Kumuhkotor 24,39
4 Sumur tercemar
2,44 5
Tidak jawab 24,39
Jumlah 100
Secara umum kondisi sosial responden bandar sekitar 75 berusia di atas 40 tahun, yang berpendidikan rendah yaitu pendidikan sekolah dasar sekitar 37,
dan sekitar 87,5 bekerja sebagai bandar di atas 10 tahun. Responden bandar sekitar 75 berpenghasilan di atas Rp 3.000.000,-. Tanggapan terhadap kondisi
lingkungan menurut responden keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang cukup mengganggu bandar adalah masalah keamanan sekitar 36 dan kumuh kotor
sekitar 24. Tanggapan responden mengenai kondisi jalan lingkungan dan jalan akses TPA 75 cukup baik dan 25 menganggap jelek.
5.2. Kebijakan Pengelolaan Sampah
5.2.1 Peraturan Perundangan Tentang Sampah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21PRTM2006 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Nasional Sistem
Pengelolaan Persampahan 15 September 2006 dilakukan pendekatan atau paradigma baru yaitu bahwa sampah dapat dikurangi, digunakan kembali dan atau
didaur ulang; atau yang sering dikenal dengan istilah 3R Reduce, Reuse,Recycle. Hal ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru karena sudah banyak dilakukan oleh
negara maju dan berhasil meningkatkan efisiensi pengelolaan yang signifikan. Dengan mengurangi sampah sejak di sumbernya maka beban pengelolaan kota
akan dapat dikurangi dan anggaran serta fasilitas akan dapat semakin efisien dimanfaatkan. Beban pencemaran dapat dikurangi dan lebih jauh lagi dapat turut
menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
82
Hal di atas sesuai dengan Undang –undang No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Persampahan Pasal 9 berbunyi: Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan kabupatenkota mempunyai kewenangan:
Ayat 1 Butir b menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupatenkota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah; butir d menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu TPST, danatau tempat pemrosesan akhir sampah;
Pasal 9 Ayat 2 yang berbunyi: Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
1 butir d merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupatenkota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
a. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru.
Penjelasan UU No. 18 Tahun 2008 menyatakan: Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada kumpul-angkut-buang sudah saatnya ditinggalkan
dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumberdaya yang mempunyai nilai ekonomi dan
dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang
komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan
sehingga menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan
dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang,
sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
b. Kompensasi.
Undang-Undang Pengelolaan Persampahan 182008 Pasal 25 1 Pemerintah dan pemerintah daerah secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat
memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir
83
sampah. Pasal 25 Ayat 2 Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa: a. relokasi; b. pemulihan lingkungan; c. biaya kesehatan dan pengobatan;
danatau d. kompensasi dalam bentuk lain. Pasal 25 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai dampak negatif dan kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dan ayat 2 diatur dengan peraturan pemerintah PP. Pasal 25 Ayat 4 Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian kompensasi oleh pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan peraturan pemerintah danatau peraturan daerah.
c. Sanksi.
Sanksi yang diberikan kepada Pengelola TPA melakukan pelanggaran operasional TPA ada pada Pasal 40 Ayat 1 Pengelola sampah yang secara
melawan hukum dan dengan sengaja melakukan kegiatan pengelolaan sampah dengan tidak memperhatikan norma, standar, prosedur, atau kriteria yang dapat
mengakibatkan gangguan
kesehatan masyarakat,
gangguan keamanan,
pencemaran lingkungan, danatau perusakan lingkungan diancam dengan pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun dan
denda paling sedikit Rp100.000.000,00 seratus juta rupiah dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 lima miliar rupiah.
Peraturan Pemerintah PP dan Peraturan Daerah Perda. Pasal 47 1 Peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang diamanatkan Undang-Undang
ini diselesaikan paling lambat 1 satu tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. 2 Peraturan daerah yang diamanatkan Undang-Undang ini
diselesaikan paling lama 3 tiga tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Peraturan sebelum Undang-Undang No. 18 Tahun 2008. Pasal 48 Pada saat berlakunya Undang-Undang ini semua peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pengelolaan sampah yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Berlakunya Undang-Undang No. 18 Tahun 2008. Pasal 49 Undang-Undang
ini mulai berlaku pada tanggal Diundangkan. Tanggal diundangkan adalah tanggal 7 Mei 2008.