14
menurut Turner 2000 adalah: komposisi sampah, Luas TPA, karakteriktik fisik lokasi TPA, umur TPA, tata ruang spatial TPA dan teknik operasi TPA.
Lokasi TPA Sampah Bantar Gebang yang dekat permukiman menimbulkan biaya ekternalitas antara lain penurunan kualitas air, kualitas udara misal
kebisingan, bau, kabut debu, timbulnya keresahan dan konflik sosial terutama antara masyarakat dengan pemulung, berkurangnya nilai estetika akibat pemulung
membangun gubuk-gubuk dan menumpuk sampah hasil daur ulang di sekitar tempat permukiman mereka dan di sepanjang jalan masuk TPA Sampah Bantar
Gebang serta penurunan tingkat kesehatan. Slamet 2007, menyatakan bahwa kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan
permasalahan pencemaran udara, tanah, air, menimbulkan turunnya harga tanah karena daerah yang turun kadar estetikanya, bau dan memperbanyak populasi
lalat dan tikus. Berdasarkan Nengsih 2002 dalam KLH 2007 untuk 1 juta ton sampah
menghasilkan emisi sebesar 0,005 juta ton CH4.Biaya sosial karbon dioksida adalah harga kerusakan dari perubahan iklim agregat di seluruh dunia. Biaya ini
diperkirakan sebesar US 12 per ton CO
2
untuk tahun 2005 dan diperkirakan meningkat dari waktu ke waktu menurut IPCC 2007 dalam UNEP 2009
Identifikasi biaya suatu proyek diperoleh dari perhitungan biaya masyarakat. Biaya masyarakat meliputi biaya perorangan biaya eksplisit dan biaya implisit,
dan biaya yang dikeluarkan oleh pihak lain. Biaya eksplisit merupakan biaya yang dikeluarkan badan pengelola TPA Sampah Bantar Gebang untuk membeli atau
menyewa faktor-faktor produksi yang diperlukan. Biaya eksplisit ini diperhitungkan dari biaya operasional TPA Sampah Bantar Gebang, dan biaya
pengadaan alat-alat berat. Biaya implisit merupakan biaya pengeluaran faktor- faktor produksi yang dimiliki dan digunakan oleh badan usaha TPA Sampah
Bantar Gebang, seperti biaya investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan TPA Sampah Bantar Gebang. Biaya yang dikeluarkan oleh pihak lain diperhitungkan
dari dampak negative externality dan positive externality dari keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang tehadap masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi.
Dampak eksternalitas negatif berasal dari penurunan kualitas air dan kualitas udara yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan. Dampak eksternalitas
15
negatif lainnya adalah penurunan nilai propertiharga tanah, dan social cost terjadinya konflik sosial dan menurunnya nilai estetika atau ketidak-nyamanan
dan biaya pengobatan. Besarnya biaya sosial diperkirakan dengan terlebih dahulu pengumpulan data primer, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik
deskriptif DPLH, Kota Bekasi, 2008.
2.2.2. Eksternalitas Positif Pembuangan Sampah
Eksternalitas yang bersifat menguntungkan dengan keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang adalah memberikan peluang kesempatan kerja dalam
memanfaatkan sampah dan pemanfaatan sampah organik. Perkiraan biaya eksternalitas positif berupa manfaat yang diperoleh masyarakat sejak keberadaan
TPA Sampah Bantar Gebang dimasukkan kedalam identifikasi manfaatpenilaian manfaat.
Identifikasi manfaat suatu proyek didasarkan pada pendekatan eksternalitas positifsocial benefit, yang diperoleh dari para pelaku pemulung, lapak, bandar
yang memanfaatkan sampah menjadi barang ekonomi. Eksternalitas positif yang diperoleh dari para pelaku yang memanfaatkan sampah adalah melalui jumlah
penerimaan upah para pekerja sebagai pemulung, lapak maupun bandar. Metoda yang digunakan untuk mengukur nilai tersebut adalah replacement cost atau biaya
pengganti. Eksternalitas positif lainnya adalah menghitung besarnya nilai manfaat gas CH
4.
apabila digunakan sebagai energi Turner, 2000. Penelitian Matahelumual 2007, mengenai sifat-sifat fisika, kimia, biologi
delapan percontohan air di kecamatan Bantar Gebang tahun 2002 menunjukkan bahwa percontohan air tersebut tidak memenuhi persyaratan air minum
berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No. 416 tahun 1990. Hasil ini sesuai dengan penilaian sistem STORET yang menyimpulkan bahwa mutu air tersebut
tergolong buruk. Utama 2000, menyatakan bahwa pengelolaan persampahan dapat
memberikan net-benefit yang berkelanjutan terutama bagi sektor informal perkotaan apabila manajemen pengelolaan persampahan dilakukan secara
profesional dan efisien untuk menjaga kerusakan pada lingkungan. Penelitian Utama, 2000, di TPA Piyungan 16 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta
dengan luas lahan 12,5 ha dan mampu menampung 2,7 m³ sampah dengan masa
16
operasi 10 tahun. Pekerja informal yang terserap pada sektor persampahan sebanyak 1200 sampai 2000 orang selain itu ada pihak swasta yang bergerak di
bidang tersebut yaitu UDAU. Pendapatan pelaku pengumpulan barang bekas per- tahun sebesar Rp 293.232.000, sedangkan biaya pengeluaran pelaku pengumpulan
barang bekas per-tahun sebesar Rp 98.496.000. Retribusi yang diperoleh sebesar Rp 320.300.000 per-tahun. Nilai manfaat dengan nilai tambah jalan diperoleh Rp
318.750.000. Nilai asset TPA Piyungan Rp 4.562.390.000, biaya investasi untuk pembangunan TPA Piyungan Rp 3.637.000.000 dan biaya operasional TPA
Piyungan per-tahun Rp 153.922.000. Analisis biaya dan manfaat implikasi dari pembangunan TPA memberikan nilai NFV sebesar Rp 2.564.907.555 dan nilai
NETBCR sebesar 1,054. Hal ini menunjukkan pembangunan TPA Piyungan layak dilaksanakan. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah Kota
Bekasi, 2008. Mengukur dampak fisik, biologi dan ekonomi TPA Sampah Bantar Gebang
dampak kualitas air tanah digunakan pendekatan perubahan perilaku konsumsi air rumah tangga. Dari hasil survey diketahui bahwa kualitas air tanah di wilayah ring
I tidak layak untuk air minum dan mandi sedangkan kawasan ring II dan ring III tidak layak untuk air bersih. Dengan menggunakan pendekatan kebutuhan air
untuk mandi sebanyak 80 literhari dan kebutuhan air untuk minum sebesar 5 literhari dengan harga air dorongan Rp 75 per-literoranghari. Penduduk
kawasan ring I sebanyak 4.240 jiwa mengeluarkan uang untuk membeli air sebesar Rp 9.865.950.000. Sedangkan penduduk kawasan ring II sebanyak 13.246
jiwa dan penduduk kawasan ring III sebanyak 26.668 jiwa membayar Rp 5.463.228.750 untuk membeli air.
Dari hasil survey diketahui bahwa rata-rata pengeluaran untuk biaya sakit saluran pernafasan penduduk kelurahandesa sekitar TPA sebesar Rp 1.394.004,88
seperti yang terlihat pada Tabel 1. Berdasarkan data dari Bekasi Dalam Angka Tahun 2006 tentang kunjungan
pasien dan jenis penyakitnya untuk Kecamatan Bantar Gebang, dapat diperoleh data kunjungan pasien untuk masyarakat sekitar TPA dengan menggunakan faktor
0,57 sesuai dengan proporsi jumlah penduduk di sekitar TPA Sampah Bantar Gebang. Diasumsikan bahwa 75 dari penyakit yang diderita masyarakat sekitar