adanya aktivitas pemulung sampah yang membangun gubuk-gubuk dan menumpuk sampah di sekitar tempat permukiman mereka dan di sepanjang jalan masuk TPA Sampah Bantar
Gebang. Pengelolaan persampahan yang terjadi di TPA Sampah Bantar Gebang melibatkan
masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha produsen, penjual, pedagang dan jasa. Pengelolaan sampah di masyarakat masih bermasalah karena rendahnya peran dan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Dari sisi pemerintah, permasalahan terjadi karena kurangnya sarana, prasarana, sumberdaya manusia dan keterbatasan dana, serta
masih kurangnya dukungan pemerintah terhadap upaya komunitas masyarakat yang telah berhasil dalam pengelolaan sampah. Dukungan penghargaan, dukungan pendanaan, teknis,
manajemen, maupun bentuk dukungan lainnya, seperti adanya sistem insentif dan disinsentif bagi pelaku usaha belum diberikan oleh pemerintah. Pelaku usaha masih menggunakan bahan
produksi maupun produk dan kemasan yang tidak ramah lingkungan, dan masih rendahnya pelaku usaha yang memanfaatkan sampah sebagai bahan baku serta sumber energi.
Rendahnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dan tidak aktifnya pelaku usaha untuk memanfaatkan dan mengelola sampah menyebabkan perlunya tempat
pembuangan akhir sampah. TPA Sampah Bantar Gebang yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dapat menimbulkan berbagai dampak baik itu dampak positif maupun
dampak negatif. Di TPA Sampah Bantar Gebang terdapat + 4500 orang pemulung, + 300 orang lapak dan + 45 orang bandar Dinas Kebersihan DKI, 2005.
Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang yang melibatkan banyak aktor tersebut perlu diketahui seberapa besar manfaat dan biaya dari keberadaan tempat pembuangan akhir
sampah Bantar Gebang. Adanya manfaat dan biaya pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang memerlukan kebijakan yang komprehensif dan memperhatikan masa yang akan datang.
1.2. Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup wilayah atau lokasi penelitian adalah TPA Sampah Bantar Gebang. Sampah yang diteliti adalah sampah berasal dari Kota Jakarta, baik sampah yang dapat didaur ulang
recycleable maupun sampah yang dapat dijadikan kompos compostable. Objek penelitian dilakukan di TPA Sampah Bantar Gebang dan masyarakat sekitar
lokasi TPA, pemulung, lapak dan bandar. Lingkup penelitian ini adalah melakukan valuasi ekonomi terhadap dampak keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang yang ditinjau dari
pendekatan ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian Valuasi Ekonomi Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang untuk menentukan Kebijakan di Masa Depan adalah:
5. Mengulas implementasi kebijakan pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang. 6. Mengidentifikasi dampak-dampak yang terjadi pada Pengelolaan TPA Sampah Bantar
Gebang. 7. Menghitung eksternalitas Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang.
8. Menghitung Nilai Ekonomi Total Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang. 9. Merumuskan kebijakan dan strategi Pengelolaan TPA Sampah yang terpadu.
1.4. Kerangka Pemikiran
Keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang dianggap merupakan masalah dan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Dampak langsung ataupun tidak langsung yang terjadi di
lingkungan TPA Sampah Bantar Gebang adalah dampak ekonomi, dampak sosial dan dampak lingkungan. Pencemaran air dan udara merupakan masalah yang menjadi dampak
negatif dari kegiatan pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang. Dampak kerusakan lingkungan dihitung dan dikonversi berdasarkan nilai kerugian ketidaknyamanan lingkungan,
kesehatan dan penurunan nilai properti. Dampak positif dari keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang adalah sampah yang ada sebagian dapat didaur ulang sehingga kegiatan tersebut
merupakan peluang usaha dan kerja masyarakat. Penilaian dampak lingkungan TPA Sampah Bantar Gebang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan valuasi ekonomi atau penilaian ekonomi guna untuk mengetahui manfaat dan biaya dari TPA Sampah Bantar Gebang. Eksternalitas merupakan pengaruh
positif dan atau negatif yang diterima oleh beberapa pihak sebagai akibat kegiatan ekonomi, produksi, konsumsi atau pertukaran yang dilakukan oleh pihak pertama, dan pihak pertama
tidak memperhitungkan dampak kegiatan tersebut European Comission, 2000. Perhitungan besarnya eksternalitas Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang dalam analisis ekonomi
dengan mengukur biaya dan manfaat ekonomis suatu proyek melalui tahapan yaitu identifikasi biaya dan manfaat, penilaian manfaat dan biaya dengan skenario kegiatan
pengelolaan TPA. Identifikasi biaya suatu proyek diperoleh dari perhitungan biaya masyarakat, meliputi biaya perorangan biaya eksplisit dan biaya implisit dan biaya yang
dikeluarkan oleh pihak lain Irham, 2001. Penelitian menggunakan pendekatan valuasi ekonomi atau lebih dikenal dengan sebutan Nilai Ekonomi Total NET yaitu nilai ekonomi
dari aset lingkungan hidup yang dapat dipecah-pecah ke dalam suatu set bagian komponen.
Berdasarkan hukum biaya dan manfaat a benefit –cost rule, keputusan untuk
mengembangkan suatu aset lingkungan hidup wajib memberikan manfaat bersih lebih besar dari manfaat bersih konservasi, dengan demikian manfaat konservasi diukur dengan NET dari
aset lingkungan hidup yang diinterpretasikan sebagai NET dari perubahan kualitas lingkungan hidup PSSAL, 2005. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pemikiran pendekatan penelitian
Negatif
Eksternalitas Negatif Eksternalitas Positif
Valuasi ekonomi Penilaian Biaya dan Manfaat
Positif Dampak
fisik-kimia,ekonomi, sosial dan budaya
Nilai Ekonomi Biaya Nilai Ekonomi Manfaat
Nilai Ekonomi Total
Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan TPA Sampah Kebijakan Pengelolaan Sampah
1.5. Perumusan Masalah