Zona penyangga. Zona penyangga adalah zona yang berfungsi sebagai

89 Ketentuan teknis mengatur ketentuan pola ruang pada zona penyangga. Pada TPA yang belum memiliki zona penyangga ditetapkan zona penyangga pada area – 500 meter sekeliling TPA dengan pemanfaatan sebagai berikut: 1 0 – 100 meter diharuskan berupa sabuk hijau; 2 101 – 500 meter pertanian non pangan, hutan. Ketentuan pemanfaatan ruang: 1 Sabuk hijau dengan tanaman keras yang boleh dipadukan dengan tanaman perdu terutama tanaman yang dapat menyerap racun dengan ketentuan sebagai berikut: a Jenis tanaman adalah tanaman tinggi dikombinasi dengan tanaman perdu yang mudah tumbuh dan rimbun terutama tanaman yang dapat menyerap bau; dan b Kerapatan pohon adalah minimum 5 m, 2 Pemrosesan sampah utama on situ, 3 Instalasi pengolahan sampah menjadi energi, atau instalasi pembakaran incenerator bersama unit pengelolaan limbahnya dan 4 Kegiatan budi daya perumahan tidak diperbolehkan pada zona penyangga. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 12. Sumber: Ditjen Penataan Ruang, 2008 Gambar 12. Pembagian zona di sekitar TPA lama tanpa penyangga Memperhatikan pedoman pemanfaatan lahan yang telah dikemukakan, TPA Sampah Bantar Gebang belum mempunyai zona penyangga seperti yang telah dipersyaratkan dalam pedoman.

5.2.3 Kriteria teknis prasarana dan sarana kegiatan pengelolaan sampah.

Kriteria teknis prasarana dan sarana kegiatan pengelolaan sampah di TPA menurut Ditjen Penataan Ruang Dep.PU 2008 adalah: 1 Tidak menggunakan air tanah setempat dalam kegiatan pengolahan sampah; 2 Ketersediaan sistem drainase yang baik; dan 3 Ketersediaan fasilitas parkir dan bongkar muat 90 sampah terpilah yang akan didaur ulang di lokasi lain, sedangkan jalan masuk ke TPA, dipersyaratkan: 1 Dapat dilalui truk sampah dua arah dengan lebar badan jalan minimum 7 meter; 2 Jalan kelas I dengan kemampuan memikul beban 10 ton dan kecepatan 30 kmjam dan 3 Drainase permanen terpadu dengan jalan dan bila diperlukan didukung oleh drainase lokal tak permanen. Memperhatikan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, TPA Sampah Bantar Gebang sebagian telah melaksanakan kriteria yang ditetapkan. TPA Sampah Bantar Gebang belum mempunyai fasilitas parkir dan bongkar muat sampah terpilah dan masih menggunakan air tanah dalam pengelolaan sampah.

5.3. Dampak Lingkungan yang Terjadi di TPA

Berdasarkan hasil pemantauan pada lokasi sebelah hilir TPA ternyata parameter TSS, Mn dan sulfida yang ada telah melampaui baku mutu yang d ijinkan, berarti terjadi peningkatan konsentrasi parameter pencemar. Hal ini menunjukkan adanya kontribusi dari TPA Sampah Bantar Gebang dalam meningkatkan nilai konsentrasi parameter pencemar pada badan air Sungai Ciketing, kontribusi ini berasal dari pembuangan air lindi olahan dari IPAS yang berada di lokasi TPA Sampah Bantar Gebang. Gambaran besaran cemaran dapat dilihat pada Tabel 54. Tabel 54. Hasil pengukuran kualitas air Sungai Ciketing pada titik hulu dan hilir TPA Sampah Bantar Gebang tahun 2009 No. Parameter Satuan Baku Mutu Hulu Hilir 1 Total Suspensi Solid TSS mgl 100 12 71 2 Klorida Cl mgl 50 10 49 3 Phosfat PO 4 mgl 0,4 7 99 4 Ammonium mgl 2 58.2 138 5 Nitrat NO 3 mgl 10 20 270 6 Nitrit NO 2 mgl 2 0.1 0.8 7 COD mgl 50 262 665 8 BOD 5 mgl 30 64 315 9 Angka Permanganat mgl 10 82.5 430.7 10 pH - 5-9 6.93 8.1 11 Temperatur C T+3 c 24.2 24.2