Responden Lapak METODE PENELITIAN

46

d. Responden Bandar

Bandar dalam penelitian ini adalah seorang pengusaha daur ulang biasannya melakukan spesialisasi dalam membeli dauran sampah dan omset pembeliannya relatif besar, sehingga dikenal bandar kertas, bandar plastik, bandar botolgelas dan bandar rongsokanbesi. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 10 responden.

e. Responden Pendukung

Pengambilan sampel responden pendukung diambil sebanyak 8 responden, yang terdiri dari pejabat Pemerintah Daerah Dinas Kebersihan dan Badan Pengelola Sampah, pakar dari Perguruan Tinggi, dan Praktisipengamat konsultan dan pakar sampah.

3.3. Metoda Analisis

3.3.1. Kebijakan Pengelolaan Sampah

Analisis kebijakan pengelolaan sampah dilakukan dengan analisis deskriptif yaitu mengkaji kebijakan yang ada berupa peraturan dan perundangan yang berlaku dan terkait dengan pengelolaan sampah.

3.3.2. Dampak Tempat Pembuangan Akhir

a. Fisika dan Kimia

Dampak pencemaran lingkungan di TPA Sampah Bantar Gebang perlu dilakukan observasi lapangan, pengujian laboratorium dan sumber penelitian terkait lainnya data sekunder dengan membandingkan persyaratan standar kualitas air, tanah, udara sesuai peraturankebijakan yang berlaku. Pengambilan sampel air dilakukan di Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik, Sumur Batu dan Taman Rahayu yaitu pada sumur gali penduduk yang bermukim di sekitar TPA. Cara pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan botol plastik berukuran 1,5 liter, sampel tersebut dimasukkan ke dalam cooler box untuk diawetkan. Contoh air dan lindi dianalisis di laboratorium. Data sekunder berupa data fisik dan kimia yang telah dilakukan oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta, gambaran umum serta data pelengkap lainnya. Air Sumur. Kualitas air sumur penduduk, diukur dengan mengambil sampel pada saat musim hujan dan musim kemarau, parameter yang digunakan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416 MenkesPerIX1990. 47 Titik pengambilan sampel sebagai verifikasi data sekunder dari Dinas Kebersihan berdasarkan aliran air tanah, diambil dari pompa atau sumur-sumur penduduk di Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik, Sumur Batu dan Taman Rahayu, radius 250 m, 500 m dan 750 m dari lokasi TPA Sampah Bantar Gebang. Masing- masing lokasi sampel diambil satu titik sehingga didapatkan 12 dua belas sampel air sumur. Data kesehatan didapat dari data sekunder BPS Kota Bekasi dan wawancara dengan masyarakat. Air Permukaan sungai . Sungai yang dijadikan sampel adalah sungai Ciketing, lebar sekitar 2 m, debit air 0,409 m 3 detik. Pengambilan sampel didasarkan pada sistem aliran air dan hulu sungai menuju hilir sungai atau dan tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah. Sampel diambil pada aliran sungai sebelum memasuki wilayah TPA dianggap sebagai hulu sungai dan aliran sungai sesudah melewati wilayah TPA dianggap sebagai hilir sungai, sehingga didapatkan dua sampel air sungai. Parameter kualitas air sungai sesuai dengan Baku Mutu Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Air lindi . Kualitas air lindi dan infiltrasi air hujan yang masuk ke dalam timbunan sampah dan terkontaminasi bercampur dengan senyawa-senyawa di dalam sampah membentuk lindi, diuji dari kualitas air lindi. Sampel diambil dari setiap zone karena pemanfaatannya berbeda waktu dan dari kolam-kolam bak pada unit IPAS, meliputi sampel pada inlet dan outlet, satu titik diambil satu sampel, sehingga didapatkan delapan sampel air lindi. Titik inlet adalah air lindi yang masuk ke dalam IPAS dan landfill, sedangkan outlet air lindi yang telah mengalami pengolahan dari IPAS. Parameternya sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No.20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Baku Mutu golongan B untuk Bahan Baku Air Minum, Baku Mutu golongan C Penggunaan air untuk Perikanan dan Pertanian. Air lindi disetarakan dengan air limbah cair yang baku mutunya diatur oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep5IMENLHIO1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan Industri . Udara. Kualitas udara tempat pembuangan akhir Bantar Gebang di uji berdasarkan kualitas udara. Pada umumnya diberi batasan sebagai udara yang mengandung satu atau lebih zat kimia dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk