Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

1.5. Perumusan Masalah

Keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang yang melibatkan banyak aktor memerlukan adanya kebijakan yang komprensif yang memperhatikan dampak fisik, kimia, biologi, ekonomi, sosial dan budaya. Dampak yang timbul dari fisik dan kimia diantaranya adalah pencemaran air, udara berupa bau, dan emisi gas rumah kaca. Sampah menimbulkan bau tidak sedap, baik pada lokasi TPA maupun daerah sekitarnya dan jalur yang dilewati. Dampak bau bukan bersifat sementara, melainkan selama TPA Sampah Bantar Gebang masih berfungsi dan kegiatan masih berlangsung, maka bau tidak sedap akan terjadi. Secara nyata, kegiatan TPA sampah Bantar Gebang akan berdampak terhadap kualitas udara, khususnya bau, dan meningkatnya kadar SO 2 dan NH 2 di udara secara permanen selama kegiatan proyek berlangsung. Secara otomatis, dengan tercemarnya udara, maka kesehatan lingkungan penduduk di sekitar TPA Sampah Bantar Gebang akan terganggu, terutama penyakit ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Atas. Dampak tidak langsung dari adanya timbunan sampah adalah menurunnya nilai harga tanah disekitar TPA Sampah Bantar Gebang . Dampak yang timbul dari ekonomi diantaranya adalah berkembangnya usaha daur ulang sampah. Dampak yang timbul dari sosial budaya diantaranya adalah terjadinya perebutan lahan konflik, kebiasaan hidup tidak sehat kumuh, dan terjadinya interaksi budaya antar pemulung yang berlatar belakang budaya berbeda. Dampak-dampak tersebut perlu dilakukan pengkajian dari berbagai pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kelembagaan dan pendekatan valuasi ekonomi. Pendekatan kelembagaan memperhatikan kebijakan-kebijakan yang digunakan untuk mendirikan TPA Sampah Bantar Gebang dan kebijakan-kebijakan yang digunakan untuk mengelola TPA Sampah Bantar Gebang sampai penelitian ini dilakukan. Pendekatan valuasi ekonomi digunakan untuk melihat dampak positif maupun negatif yang diekonomikan. Penelitian-penelitian terdahulu umumnya melihat dari aspek fisik kimia diantaranya adalah Anwar 2007, melakukan percobaan penelitian untuk mengolah sampah: Biodegradable, yang difermentasi secara anaerobik menghasilkan 90 pembentukan gas metana dalam masa produksi 35 hari. Gani 2007 menyatakan sampah yang lama terurai dapat diolah menghasilkan arang dan asap Cair dengan teknologi pirolisis. Sedangkan untuk sampah yang mudah terurai menggunakan decomposer, secara aerobik menghasilkan kompos dalam waktu antara 20-30 hari. Ahadis 2005 yang melakukan penelitian dampak sampah terhadap lingkungan perairan sekitarnya di TPA Sampah Bantar Gebang Bekasi, menyatakan beberapa parameter yang ditelaah berada diatas baku mutu lingkungan seperti kesadahan Ca, BOD, COD, nitrut, nitrat, koliform dan E Coli. Secara keseluruhan telah terjadi peningkatan pencemaran di perairan sekitar TPA Sampah BantarGebang dikarenakan pengelolaan yang tidak efisien terkait dengan penutupan sampah. Kondisi ini akan mempengaruhi biaya eksternal yang akan bertambah besar bila inefisiensi semakin meningkat. Royadi 2006, menggunakan analisis AHP dengan empat tingkat struktur hirarkir yaitu fokus, aktor pemerintah, swasta, dan masyarakat, kriteria fisik kimia, mikrobiologi, dan sosial ekonomi dan kesehatan dan alternatif kebijakan, menyatakan faktor dominan dalam pemanfaatan TPA Sampah pascaoperasi adalah keterlibatan swasta, negara donor dan teknologi. Sedangkan Saraswati 2007 menyatakan faktor utama yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan pengelolaan sampah adalah sosialisasi untuk pemahaman 3R, juga diperlukan adanya peraturan tentang sistem insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R dan pemasaran untuk kompos dan produk daur ulang, dan Saribanon 2007 menyebutkan diperlukan penyebarluasan informasi mengenai pengelolaan sampah, membentuk forum komunikasi antar lembaga lokal dan menggandeng kemitraan dengan pihak swasta. Penelitian yang telah dilakukan tersebut belum pernah membahas valuasi ekonomi TPA Sampah Bantar Gebang, oleh karena itu penelitian Valuasi Ekonomi TPA Sampah Bantar Gebang diperlukan. Permasalahan-permasalahan yang timbul dari adanya pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang adalah: 1. Kebijakan pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang belum berjalan dengan baik. 2. Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang mempunyai dampak fisik kimia dan ekonomi yang bersifat negatif maupun positif. 3. Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang meningkatkan biaya eksternalitas. 4. Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang kurang bermanfaat secara ekonomi. 5. Pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang tidak sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Besaran manfaat dan biaya nilai ekonomi lingkungan TPA Sampah Bantar Gebang dapat dijadikan koreksi terhadap biaya pengelolaan sampah dan retribusi sampah yang dibebankan kepada masyarakat pengguna jasa. 2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang.