Eksternalitas Positif Pembuangan Sampah

16 operasi 10 tahun. Pekerja informal yang terserap pada sektor persampahan sebanyak 1200 sampai 2000 orang selain itu ada pihak swasta yang bergerak di bidang tersebut yaitu UDAU. Pendapatan pelaku pengumpulan barang bekas per- tahun sebesar Rp 293.232.000, sedangkan biaya pengeluaran pelaku pengumpulan barang bekas per-tahun sebesar Rp 98.496.000. Retribusi yang diperoleh sebesar Rp 320.300.000 per-tahun. Nilai manfaat dengan nilai tambah jalan diperoleh Rp 318.750.000. Nilai asset TPA Piyungan Rp 4.562.390.000, biaya investasi untuk pembangunan TPA Piyungan Rp 3.637.000.000 dan biaya operasional TPA Piyungan per-tahun Rp 153.922.000. Analisis biaya dan manfaat implikasi dari pembangunan TPA memberikan nilai NFV sebesar Rp 2.564.907.555 dan nilai NETBCR sebesar 1,054. Hal ini menunjukkan pembangunan TPA Piyungan layak dilaksanakan. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah Kota Bekasi, 2008. Mengukur dampak fisik, biologi dan ekonomi TPA Sampah Bantar Gebang dampak kualitas air tanah digunakan pendekatan perubahan perilaku konsumsi air rumah tangga. Dari hasil survey diketahui bahwa kualitas air tanah di wilayah ring I tidak layak untuk air minum dan mandi sedangkan kawasan ring II dan ring III tidak layak untuk air bersih. Dengan menggunakan pendekatan kebutuhan air untuk mandi sebanyak 80 literhari dan kebutuhan air untuk minum sebesar 5 literhari dengan harga air dorongan Rp 75 per-literoranghari. Penduduk kawasan ring I sebanyak 4.240 jiwa mengeluarkan uang untuk membeli air sebesar Rp 9.865.950.000. Sedangkan penduduk kawasan ring II sebanyak 13.246 jiwa dan penduduk kawasan ring III sebanyak 26.668 jiwa membayar Rp 5.463.228.750 untuk membeli air. Dari hasil survey diketahui bahwa rata-rata pengeluaran untuk biaya sakit saluran pernafasan penduduk kelurahandesa sekitar TPA sebesar Rp 1.394.004,88 seperti yang terlihat pada Tabel 1. Berdasarkan data dari Bekasi Dalam Angka Tahun 2006 tentang kunjungan pasien dan jenis penyakitnya untuk Kecamatan Bantar Gebang, dapat diperoleh data kunjungan pasien untuk masyarakat sekitar TPA dengan menggunakan faktor 0,57 sesuai dengan proporsi jumlah penduduk di sekitar TPA Sampah Bantar Gebang. Diasumsikan bahwa 75 dari penyakit yang diderita masyarakat sekitar 17 TPA Sampah Bantar Gebang disebabkan sampah di TPA dan 25 disebabkan faktor lain. Biaya rata-rata kunjungan pasien yang berobat untuk jenis penyakit umum dan mata sebesar Rp 50.000, dan untuk jenis penyakit anak, kulit dan paru diperlukan biaya sebesar Rp 75.000. Dari asumsi tersebut jumlah pengeluaran untuk biaya pengobatan yang ditanggung adalah Rp1.816.149 seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Pengeluaran biaya untuk penyakit saluran pernafasan Desa Jumlah Penderita Orang Biaya Sakit Rata- Rata Rporgbln Total Biaya RpTahun Ciketing Udik 9 111.428 12.034.224 Sumur Batu 10 121.000 14.520.000 Cikiwul 22 115.909 30.599.976 Jumlah 41 57.154.200 Rata-Rata Rporgtahun 1.394.004.88 Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2006 Tabel 2. Pengeluaran untuk biaya pengobatan menurut jenis penyakit Jenis Penyakit 2002 2003 2004 2005 2006 Umum 233.436.375 160.170 330.415 161.125 211.912 Kulit Paru 247.266.000 159.319 258.199 274.872 291.641 Mata 203.233.500 191.178 232.282 259.835 279.799 Anak 899.353.125 1.056.267 1.110.453 1.178.072 1.032.797 Jumlah 1.583.289.000 1.566.934 1.931.349 1.873.904 1.816.149 Sumber : Bekasi Dalam Angka Tahun 2006 Nilai kerugian karena tidak masuk kerja akibat sakit terkait dengan TPA Sampah Bantar Gebang adalah sebesar Rp 577.640 dengan menggunakan asumsi : jumlah penduduk yang sakit 1.125 jiwa, rata-rata tidak kerja karena sakit sebanyak 7 hari dan upah kerja Rp 20.000 per-hari pada tahun 2007. Nilai kerugian akibat gagal panen padi sawah karena luapan air permukaan pada musim hujan, sebesar Rp1,320.000.000. Asumsi yang digunakan luas sawah pada tahun 2008 sebanyak 160 ha, gagal panen 1 kali setiap tahunnya dan rata- rata produksi padi sekitar 3 tonha. DPLH Kota Bekasi, 2008 Dari hasil rekapitulasi nilai ekonomi terlihat bahwa setiap 1 ton sampah akan menghasilkan dampak negatif sebesar Rp 6.433,83 untuk perkiraan rendah dan Rp 8.672,04 untuk perkiraan tinggi dapat dilihat pada Tabel 3 DPLH Kota Bekasi, 2008. 18 Tabel 3. Rekapitulasi nilai ekonomi total tahun 2007 No. Jenis Dampak Nilai Ekonomi Rp MilyarTahun Perkiraan Rendah Perkiraan Tinggi 1 Menanggulani turunnya kualitas air 10,58 15,33 2 Pengobatan sakit karena kualitas air 1,58 1,81 3 Penurunan penghasilan absen kerja 0,58 0,58 4 Penurunan produksi pertanian 1,32 1,32 5 Penurunan kualitas udarapengobatan 1,39 1,39 Jumlah 15,45 20,43 Sumber : DPLH Kota Bekasi, 2008 Fakta yang terjadi adalah kompensasi tipping fee yang diberikan oleh Pemda DKI Jakarta untuk Pemkot Bekasi sebesar 4.500 tonhari x Rp 6.070 x 30 hari x 12 bulan = Rp 9,8 milyar per-tahun DPLH Kota Bekasi, 2008. Masyarakat di sekitar TPA Sampah Bantar Gebang setiap 3 bulan sekali menerima dana kompensasi sebesar Rp 200.000 dalam bentuk uang tunai dan Rp 100,000 dialokasikan melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM untuk pembangunan fisik DPLH Kota Bekasi, 2008.

2.2.3. Perhitungan konversi ekonomi

Untuk perhitungan menggunakan persamaan linier sederhana DEFRA, 2004 yaitu : WTAa = WTAb x PPP GNI per capita a PPP GNI per kapita a dimana, WTAa = WTA negara a WTAb = WTA negara b PPP GNI per kapita a = PPP GNI per kapita negara a PPP GNI per kapita b = PPP GNI per kapita negara b Penyesuaian spasial kedua dibuat dengan data yang ada dengan memperkirakan untuk tahun yang akan dikonversikan. Sementara konversi memerlukan memilih antara harga indeks, indeks harga yang diberikan adalah memisahkan oleh komoditi dan kategori layanan yang lebih mencerminkan sementara perubahan relatif harga khusus untuk subgroups. WTA studi mengukur manfaat kesehatan dan lingkungan dan biaya manfaat dalam hal pendapatan dan terkait konsumsi. WTA sesuai berdasarkan perkiraan dapat meningkat atau menurun dengan menggunakan CPI Consumer Price Index. Digunaan sebagai 19 dasar perkiraan nilai WTA untuk sesuai waktu yang akan ditentukan lihat Eisworth dan Shaw 1997; Kesehatan Kanada, Research Triangle Institute dan USEPA, 2002. WTA ni = WTA n1 x CPI ni CPI n1 dimana, WTA ni = WTA pada tahun berdasarkan data yang ada WTA n1 = WTA pada tahun yang dikonversikan CPI ni = CPI pada tahun berdasarkan data yang ada CPI n1 = CPI pada tahun yang dikonversikan

2.3. Valuasi Ekonomi

Valuasi Ekonomi menurut PSSAL 2005 adalah ilmu tentang pembuatan pilihan-pilihan making choices. Dalam pembuatan pilihan-pilihan dari alternatif yang dihadapkan kepada pilihan tentang lingkungan hidup lebih kompleks, dibandingkan dengan pembuatan pilihan dalam konteks barang-barang privat murni purely private goods. Oleh karena itu, prinsip dasar pada valuasi ekonomi adalah perkiraan harga yang didasari pada kemampuan masyarakat membayar WTP yang diberikan kepada jasa lingkungan atau kemauan menerima kompensasi untuk suatu gangguanpenurunan kualitas lingkungan WTA. Dalam konteks lingkungan hidup, yang harus dibandingkan adalah satu barang dengan harga priced good, private good, dan satu barang tanpa harga unpriced good, public good . Tujuan utama dari valuasi ekonomi barang-barang dan jasa lingkungan environmental goods and services adalah untuk dapat menempatkan lingkungan supaya dikenal sebagai bagiankomponen integral dari setiap sistem ekonomi. Dengan demikian valuasi lingkungan harus merupakan suatu bagian integral dari prioritas sektoral, dalam mendeterminasi keseimbangan antara konservasi dan pembangunan, dan dalam memilih standard lingkungan. DEFRA, 2004. Menurut Irawan 2007, suatu lingkungan bukan hanya menghasilkan barang dan jasa yang dapat langsung dinilai harganya berdasarkan harga pasar, tetapi juga memberikan jasa lingkungan yang belum ada mekanisme pasarnya. Valuasi ekonomi dengan pendekatan nilai ekonomi total merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk maksud tersebut.