Nilai manfaat keberadaan jalan akses ke TPA dengan rumus:

IV. GAMBARAN UMUM

4.1. Kondisi Geografis Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang

Luas wilayah Kecamatan Bantar Gebang Bekasi adalah 1.997,4 ha yang terdiri dari lahan perumahan dan permukiman 1.552,4 ha 77,72, lahan sawah seluas 197,6 ha 9,89, pertanian darat 13,9 ha 0,70, dan penggunaan lain- lain seluas 233,5 ha 11,69 . Karena adanya pemekaran wilayah, Kecamatan Bantar Gebang berubah dari 6 desa 1 Desa Ciketing Udik, 2 Desa Cikiwul, 3 Desa Sumsur Batu, 4 Desa Layung Sari, 5 Desa Padutenan, 6 Cimuning, menjadi 4 kelurahan yaitu Kelurahan 1 Ciketing Udik, 2 Kelurahan Cikiwul, 3 Kelurahan Sumur Batu, dan 4 Kelurahan Bantar Gebang. Dari empat kelurahan yang ada, tiga kelurahan diperuntukkan sebagai Lokasi Pembuangan Akhir Sampah seluas 108 ha, yaitu Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Cikiwul, dan Kelurahan Sumur Batu. Berdasarkan fungsinya Kecamatan Bantar Gebang diperuntukkan bagi jalur industri ringan, Desa Pedurenan, Desa Mustika Jaya dan Desa Mustika Sari diperuntukkan sebagai jalur perumahan dan Desa Sumur Batu untuk area hortikultura. Penggunaaan lahan terbesar di Kecamatan Bantar Gebang adalah lahan pemukiman yang mencapai 77,72. Banyak lahan pertanian darat dan lahan sawah telah dijadikan lahan perumahan untuk menampung para pendatang karena Kota Bekasi merupakan daerah penyangga bagi provinsi DKI Jakarta. Pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah Kecamatan Bantar Gebang merupakan daya tarik tersendiri bagi penduduk daerah lain. Hal ini terutama disebabkan oleh banyaknya perusahaan-perusahaan yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Jumlah penduduk Kecamatan Bantar Gebang pada tahun 1997 adalah 68.255 jiwa dan pada tahun 1998 meningkat menjadi 70.559 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak adalah desa Bantar Gebang, Mustika Jaya, dan Pedurenan. Sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997 terjadi peningkatan urbanisasi yang signifikan dan ditandai dengan peningkatan jumlah pendatang yang mendirikan perumahan liar di sekitar TPA. Kondisi lingkungan yang buruk berpengaruh pada kesehatan penduduk khususnya anak-anak yang diperlihatkan dengan penampilan yang tidak sehat. Hal ini diperburuk lagi dengan keikutsertaan 58 anak-anak membantu orang tuanya memilah sampah berupa plastik, botol, kaca, kain, dan benda-benda lain yang memiliki nilai tukar yang cukup berarti. Penyakit yang diderita oleh penduduk di sekitar TPA Sampah Bantar Gebang adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA, penyakit gigi, infeksi kulit, anemia, diare, disentri, pneumonia, dan infeksi telinga. Ditinjau dari mata pencaharian, sebagian besar penduduk di Kecamatan Bantar Gebang pada tahun 1989 bekerja pada sektor pertanian, baik sebagai petani maupun buruh tani. Terjadi pergeseran mata pencaharian dimana 40,36 penduduk Desa Ciketing Udik, Desa Cikiwul, dan Desa Sumur Batu bekerja di sektor pertanian pada tahun 1998 menjadi hanya 16,81 pada tahun 2007. Hal ini terjadi karena perubahan tata guna lahan dimana tanah pertanian diperuntukan menjadi perumahan.

4.1.1 Iklim

Temperatur udara rata-rata berkisar antara 24ºC-33ºC sepanjang tahun. Suhu tertinggi terjadi pada bulan Desember-April. Tekanan udara umumnya sepanjang tahun, yaitu kurang lebih 1.012,5mm dan kelembaban udara bervariasi setiap bulan, yaitu berkisar 70 - 99. Iklim di daerah ini sama seperti pada umumnya daerah lain di Indonesia yaitu beriklim tropis dengan pergantian musim kemarau dan penghujan, diselingi musim pancaroba. Pada umumnya angin bertiup dari arah utara ke barat, dengan kecepatan normal berkisar antara 0,5 – 1,5 mdet. Data curah hujan rata-rata tiap bulannya di Kecamatan Bantar Gebang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Curah hujan di Kecamatan Bantar Gebang B ulan C urah H u ja nmm J anua ri 1 9 0 P eb ruari 1 3 5 Maret 2 2 0 Ap ril 1 8 2 Mei 7 9 J uni 1 6 8 J uli 1 2 8 Ag ust us 1 1 8 Sep temb er 2 2 4 O kto b er 2 4 8 N o p emb er 3 0 0 D esemb er 1 9 9 Sumber: BPS, Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2007 59 Jumlah hari hujan berk isar 149 hari dalam satu tahun. Hujan dalam satu tahun rata-rata 2.230 mm bervariasi antara 79 –300 mm tiap bulannya, dengan pola hujan sebagai berikut : musim kering: Juni –September; musim normal: Oktober, November, April dan Mei; dan musim basah: Desember, Januari, Pebruari dan Maret.

4.1.2 Geologi dan Topografi

Struktur geologi Kecamatan Bantar Gebang dan sekitarnya sebagian besar didominasi oleh satuan batuan Aluvium dan satuan batuan Tufa berumur kuarter. Lapisan batuan yang umurnya lebih tua menutupi kedua batuan di atas. Aluvium yang menutupi Bantar Gebang dan sekitarnya adalah aluvium sungai dan pantai. Aluvium sungai umumnya terdapat di lembah-lembah sungai, batuannya berupa: pasir, kerikil, lanau dan lempung. Aluvium sungai penyebarannya cukup luas dan umumnya dipakai sebagai daerah persawahan. Sebagian besar wilayah Bantar Gebang ditutupi oleh batuan Tufa terutama dari lapisan pasir dan lempung tipis. Lapisan batuan ini dikenal dengan sebutan kipas aluvium Jakarta –Bogor, tebalnya berkisar 10-30 meter. Sebagian alas dari batu-batuan di atas adalah batuan yang bersifat lempungan, batuan ini berumur tersier dan umumnya bersifat kedap air dengan penyebaran paling luas di sebelah selatan.

4.1.3 Topografi

Kecamatan Bantar Gebang konsistensi terletak pada daerah yang relatif datar, secara umum tanahnya melandai dari selatan ke utara. Sungai mengalir sebagian besar dari arah selatan ke utara, kemiringan tanah di sebelah utara jalan regional berkisar antara 0 - 25 dan dibagian Selatan 0 - 2. Lahan TPA Sampah Bantar Gebang yang digunakan, dahulu sebagian besar merupakan area bekas galian yang sekarang sudah berupa tanah gundul. Secara umum dapat dikatakan bahwa ketinggian muka tanah di wilayah Kecamatan Bantar Gebang berkisar antara 8 – 24 meter dari permukaan laut dan memiliki relief yang datar. 60

4.2 Kualitas Air

4.2.1. Kualitas Air Lindi di Instalasi Pengolahan Air Sampah IPAS TPA Sampah Bantar Gebang

Kualitas Air Lindi di Instalasi Pengolahan Air Sampah IPAS TPA Sampah Bantar Gebang Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta, beberapa parameter sudah melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan, yaitu: zat padat terlarut, ammonia, besi total, BOD dan COD. Efisiensi IPAS untuk menurunkan parameter zat padat terlarut, ammonia, BOD dan COD, masing-masing 73,77, 48,39, 87,48 dan 79,23. Pada tahun 2007 efisiensi IPAS 2 cukup baik, dimana hanya parameter sulfida yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan dengan efisiensi 94,42, namun pada tahun 2008 terjadi penurunan kinerja dimana parameter amonia dan COD melebihi baku mutu.Pada tahun 2007 efisiensi IPAS 3 cukup baik, dimana parameter COD yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan dengan efisiensi 94,24, namun pada tahun 2008 terjadi penurunan kinerja dimana parameter amonia dan COD melebihi baku mutu.Parameter pencemar yang masih melebihi baku mutu adalah zat padat terlarut TDS, Amonia NH3, merkuri, Nitrat, COD dan BOD.

4.2.2. Kualitas Air Sungai Ciketing

Lokasi sampel air sungai dilakukan di Sungai Ciketing. Titik hulu diambil di dekat gerbang masuk TPA Sampah Bantar Gebang dan titik hilir diambil dekat IPAS 1. Baku mutu yang digunakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, Baku Mutu Golongan B untuk bahan baku air minum dan C untuk peternakan, perikanan dan pertanian. Air Sungai Ciketing pada lokasi sebelah hilir kawasan mengalami penambahan beban pencemaran dari TPA Sampah Bantar Gebang. Penambahan beban pencemaran tersebut berupa bahan organik BOD dan COD, nitrogen amoniak, padatan terlarut TSS dan sebagian logam mangan dan sulfida mempunyai kecenderungan makin meningkat melebihi baku mutu. Kualitas air sungai pada titik hulu dan hilir Sungai Ciketing tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. 61 Tabel 8. Hasil pengukuran kualitas air Sungai Ciketing pada titik hulu TPA Sampah Bantar Gebang tahun 2004 - 2008 No. Parameter Satuan Baku Mutu Tahun 1989 2004 2005 2006 2007 2008 1 Zat Padat Tersuspensi TSS mgl 200 50 295 85 42 420 265 2 pH - 5-9 6,8 7,2 6,9 7,6 6,8 6,8 3 Phosfat PO4 mgl 5-9 0,11 1,14 0,18 2,06 0,56 0,62 4 Merkuri Hg mgl 0,001 0,001 0,001 0,001 5 Mangan Mn mgl 0,5 0,41 0,65 0,86 0,71 8,92 0,81 6 Ammonia NH3 mgl 0,02 0,26 0,28 9,23 8,88 7 Sulfida H2S mgl 0,002 0,21 5,79 1,86 8 Minyak dan Lemak mgl 1 0,16 0,05 0,67 1,18 9 BOD5 mgl 30 5 19,6 10,4 24,6 218 82,8 10 Organik KMnO4 mgl 0,2 6,88 28,72 18,26 47,07 555,56 131,02 11 COD mgl 50 7,87 44,34 23,64 87,55 227,36 274,51 Sumber : Dinas Kebersihan DKI Jakarta = Tidak ada data Tabel 9. Hasil pengukuran kualitas air Sungai Ciketing pada titik hilir TPA Sampah Bantar Gebang tahun 2004 - 2008 No. Parameter Satuan Baku Mutu Tahun 1989 2004 2005 2006 2007 2008 1 Zat Padat Tersuspensi TSS mgl 200 45 1036 97 508 1154 1152 2 pH - 5-9 6,8 7,6 7,6 8 7,8 7,2 3 Phosfat PO4 mgl 5-9 0,154 2,5 0,38 4,69 2,88 0,79 4 Merkuri Hg mgl 0,001 5 Mangan Mn mgl 0,5 0,41 2,31 1,24 0,86 20,19 0,74 6 Ammonia NH3 mgl 0,02 0,31 11,6 106 70,5 7 Sulfida H2S mgl 0,002 0,27 10,99 7,32 8 Minyak dan Lemak mgl 1 0,93 3,74 1,33 9 BOD5 mgl 30 5 570 86,6 551,1 298,8 417,6 10 Organik KMnO4 mgl 0,2 7,04 636,98 104,61 982 1370,37 590,38 11 COD mgl 50 7,87 1285,71 145,83 1543,86 1010,44 1450,98 Sumber : Dinas Kebersihan DKI Jakarta = Tidak ada data