Peran Kesempatan Analisis Keunggulan Kompetitif Komoditas Ikan Tuna Nasional

menguji histamine yang terdapat pada ikan dan menetapkan batas histamin yang dapat dikandung. Ikan tuna hasil tangkapan harus mendapatkan SNI Standarisasi Nasional Indonesia agar bisa diekspor. Pemerintah saat ini telah banyak membantu perkembangan komoditas ikan tuna, namun ada hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah terkait dengan ketersediaan ikan tuna di alam. Pemerintah sebaikknya melakukan pengawasan yang ketat terhadap semua daerah perairan Indonesia dari pencurian ikan. Kasus pencurian ikan ini akan membawa dampak negatif terhadap perkembangan komoditas ikan tuna nasional. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama oleh semua aparat pemerintahan untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam Indonesia. Peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk peningkatan daya saing ikan tuna nasiona, hal ini terkait dengan pembenahan infrastruktur, penciptaan iklim bisnis yang mendukung, dan peningkatan terhadap akses pembiayaan.

6.3.6. Peran Kesempatan

Peran kesempatan yang berada pada ruang lingkup komoditas ikan tuna untuk meningkatkan daya saing diantara lain perkembangan teknologi budidaya dan era perdagangan bebas. Penjelasan mengenai peran kesempatan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Pekembangan Teknologi budidaya. Ikan tuna yang selama dihasilkan berasal dari tangkapan di alam. Namun, sifat ikan tuna yang selalu bermigrasi membuat para nelayan sulit mendapatkan jumlah dan ukuran tuna yang seragam. Industri pengolahan ikan membutuhkan bahan baku yang stabil. Permasalahan ini membuat beberapa negara mulai mencoba teknologi budidaya ikan tuna. Penemuan teknologi budidaya ini dapat mengatasi masalah kesulitan bahan baku. Teknik ini memudahkan para nelayan atau eksportir untuk mengekspor ikan tuna dalam bentuk yang seragam dan kualitas mutu yang terjamin. Teknik budidaya dapat dilakukan pada kondisi perairan yang cocok untuk budidaya tuna diantaranya adalah suhu perairan berkisar 15 – 28 C, perairan budidaya tidak tercemari oleh buangan lumpur sungai, aliran arus laut yang cukup, tingkat penetrasi cahaya yang cukup besar dan tingkat oksigen terlarut yang tinggi. Bentuk jaring apung harus dirubah dari kubus dan segiempat ke bentuk lingkaran untuk menyesuaikan dengan tipe berenang tuna. Teknik budidaya ikan tuna dibedakan menjadi dua jenis yaitu 27 : aPenggemukkan Anak Tuna Pertama anak-anak ikan tuna ditangkap dilaut dengan menggunakan purse seine yang berukuran 120 cm dan berat sekitar 30-50 kg. Ikan yang telah terjaring tetap dibiarkan dilaut dan ditarik dengan kapal berkecepatan 1-2 knot. Ikan kemudian dipindahkan ke jaring apung bagian dalam yang terbuat dari plastik polyetilene hitam, berdiameter 30- 40 meter m , dengan kedalam jaring 12-20 m atau lima meter diatas permukaan dasar laut dan ukuran mata jaring 60-90 milimeter mm. Jaring apung luar memiliki ukuran mata jaring 150-200 mm dan berfungsi untuk menjaga ikan dari predator, namun menurut penelitian jaring luar ini tidak diperlukan sehingga dapat menghemat biaya. Satu jaring apung standar dapat menampung 2000 ekor anak tuna tergantung diameter jaring dan daya tamping maksimum yang diijinkan, idealnya 4 kg per meter kubik air. Ikan diberi makan dua kali sehari dengan ikan makarel atau sarden, namun saat ini bisa memakai makanan buatan pellet yang lebih tinggi tingkat konsumsi pakannya dan dapat menghemat biaya. Ikan dipelihara sekitar tiga hingga lima bulan atau sampai mencapai ukuran konsumsi. b Penanganan Induk hingga Pemeliharaan Benih Calon induk dipelihara sejak masih benih yang berasal dari hasil tangkapan trap net trolling net. Calon induk diberi makan ikan segar seperti teri, makarel, horse makarel, dan cumi-cumi serta berbagai vitamin dan enzim ditambahkan dalam pakan. Pemberian pakan dua hingga lima persen dari berat tubuh dan dilakukan satu atau dua kali sehari. Kemudian proses pemijahan dilakukan untuk ikan tuna yang telah berumur lima tahun. Proses pemijahan dilakukan didalam jaring berdiameter 30 m dan kedalam tujuh meter pada suhu 21,8-25,6 C. Telur ikan tuna menetas setelah 32 jam pada suhu 24 C selama setengah jam. 27 Sumber:Anonim. 2008. Budidaya Tuna: Suatu Keniscayaan. http:www.kamusilmiah.companganbudidaya-tuna-suatu-keniscayaan-bagian-ii. Diakses tanggal 20 Oktober 2009. Setelah menetas proses pemeliharaannya sama seperti budidaya penggemukkan anak ikan tuna. 2 Era Pedagangan Bebas Era perdagangan bebas membuat hampir seluruh bentuk perdagangan tidak mempunyai batas. Setiap negara dapat masuk ke negara lain dan membuka usaha atau melakukan kerjasama. Era ini dapat membuat hambatan perdagangan menjadi berkurang, hal ini merupakan peluang untuk komoditas ikan tuna agar dapat diekspor ke neagara lain. Namun, tidak semua negara akan melonggarkan peraturan yang terutama negara seperti Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa yang selama ini sangat ketat dengan berbagai peraturannya.

6.4. Analsisi SWOT dan Strategi Kebijkan

Analisis SWOT digunakan untuk menenetukan faktor apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada komoditas ikan tuna dalam perdagangan internasional. Faktor internal dilihat berdasarkan faktor kekuatan dan kelemahan. Faktor eksternal dilihat berdasarkan faktor ancaman dan peluang. Berikut penjelasan mengenai faktor tersebut: 1 Faktor Kekuatan Faktor kekuatan merupakan keunggulan yag dimiliki oleh komoditas ikan tuna negara Indonesia dibandingkan dengan negara lain yang menjadi pengekspor ikan tuna. Faktor kekuatan tersebut adalah: aIndonesia memiliki laut yang luas dan posisi yang baik untuk penangkapan ikan tuna. Indonesia memiliki luas perarian sebesar 5,8 juta km 2 . Negara Indonesia diapit oleh dua samuder yaitu Samuder Hindia dan Samuder Pasifik. Indonesia memiliki potensi yang baik sebagai negara produsen tuna. Posisi Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa menguntungkan untuk produksi tuna Indonesia, hal ini dikarenakan sebagai berikut DKP 2005: iv Adanya massa air barat dan timur yang melintas di Samudera Hindia dengan membawa partikel dan kaya akan makanan biota laut.