Analisis Struktur Pasar Komoditas Ikan Tuna di Pasar Internasional

VI. ANALISIS DAYA SAING

6.1. Analisis Struktur Pasar Komoditas Ikan Tuna di Pasar Internasional

Struktur pasar komoditas ikan tuna di pasar internasional dan penguasaan pangsa pasar masing-masing negara produsen sekaligus ekspotir komoditas ikan tuna dapat diukur dengan menggunakan rumus HI dan CR. Nilai perhitungan HI dan CR ikan tuna dibagi menurut bentuk produk yang diperdagangkan yaitu segar fresh or chilled, beku frozen, dan olahan preserved hasil tersebut ditampilkan pada Tabel 13. Tabel 13. Nilai Herfindahl Index HI dan Concentration Ratio CR Negara Pengekspor Komoditas Ikan Tuna Tahun 1998-2007 Tahun Segar Fresh or Chilled Beku Frozen Olahan Preserved Jumlah Eksportir HI CR4 Jumlah Eksportir HI CR4 Jumlah Eksportir HI CR4 1998 36 875 46 33 510 35 39 1810 63 1999 37 1193 54 37 647 38 40 1863 63 2000 41 943 54 45 513 33 46 952 52 2001 44 820 51 45 453 33 42 1473 62 2002 48 713 42 41 450 35 46 1448 63 2003 49 748 43 41 352 32 49 1407 60 2004 48 826 47 42 310 29 49 1613 63 2005 47 576 38 43 273 27 49 1863 65 2006 42 1026 53 42 357 31 48 1725 65 2007 41 719 42 40 432 32 47 1894 65 Sumber : UN Comtrade 1998-2007, diolah Berdasarkan hasil perihitungan yang diperoleh, nilai HI untuk komoditas ikan tuna segar dunia pada tahun 1998-2007 memiliki tingkat konsentrasi pasar rendah Herfindahl Index berkisar antara 0-1000, tetapi pada tahun 1999 dan 2006 komoditas ikan tuna segar dunia memiliki tingkat konsentrasi pasar sedang Herfindahl Index berkisar antara 1000-1800. Pasar komoditas ikan tuna segar dunia memunjukkan struktur pasar monopolistik dan cenderung ke oligopoli untuk tahun 1998-2007, hanya pada tahun 1999 dan 2006 sruktur pasar berubah menjadi oligopoli. Hal ini dikarenakan nilai HI yang rendah berkisar antara 576 hingga 1193 dan banyaknya jumlah negara yang terlibat dalam pasar sangat banyak. Negara yang terlibat dalam kegiatan ekspor ikan tuna segar berkisar antara 36-49 negara, dimana tahun 1998 memiliki jumlah negara yang paling sedikit terlibat dalam ekspor ini yaitu sebesar 38 negara dan yang tertinggi pada tahun 2003 sebanyak 51 negara. Sejak tahun 1998 hingga 2003 jumlah negara yang terlibat mengalami kenaikan dan sejak tahun 2004 hingga 2007 negara yang terlibat mengalami penurunan. Rasio tingkat konsentrasi yang ditunjukkan dengan nilai CR4 memperlihatkan kecendrungan dimana empat negara produsen terbesar menguasai 38-54 persen pasar selama tahun 1998-2007. Hal ini memperlihatkan bahwa komoditas tersebut berada dalam pasar persaingan monopolistik concentration ratio berkisar antara 0-50 persen, dan pada tahun 1999-2001 dan 2006 pasar menunjukkan dalam struktur pasar yang oligopoli dimana penguasaan pasar melebihi dar 50 persen. Selama periode 1998-2007 negara yang mendominasi dalam pasar adalah Australia, Spanyol, Indonesia, Ekuador, EU-27. Spanyol memiliki pangsa pasar tertinggi pada tahun 1998-2003 dan EU-27 pada tahun 2004-2007. Nilai HI dan CR4 menunjukkan bahwa komoditas ikan tuna segar berada dalam pasar monopolistik yang cenderung mengarah ke oligopoli. Hal ini berarti Indonesia masih memiliki kesempatan untuk menentukan harga, namun produk harus terdiferensiasi. Diferensiasi produk yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki mutu produk yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan produsen lain. Nilai HI dan CR4 ini berarti Indonesia masih memiliki keunggulan untuk bersaing dengan produsen lainnya. Komoditas ikan tuna beku pada tahun 1998-2007 memiliki tingkat konsentrasi pasar rendah Herfindahl Index berkisar antara 0-1000. Pasar komoditas ikan tuna beku dunia menunjukkan struktur pasar persaingan sempurna yang cenderung monopolistik. Hal ini terlihat dari nilai HI yang kecil berkisar antara 273 hingga 647 dan jumlah negara yang terlibat dalam pasar jumlahnya banyak. Negara yang terlibat dalam pasar komoditas ikan tuna beku pada tahun 1998-2007 antara 33-45 negara, dimana dari tahun 1998-2001 mengalami kenaikkan dan penurunan terjadi sejak tahun 2003-2007 mengalami fluktuasi jumlah negara yang terlibat. Rasio tingkat konsentrasi yang ditunjukkan dengan nilai CR4 memperlihatkan kecendrungan dimana empat negara produsen terbesar menguasai 29-38 persen pasar selama tahun 1998-2007. Hal ini memperlihatkan bahwa komoditas ikan tuna beku berada dalam struktur pasar persaingan sempurna yang cenderung monopolistik concentration ratio berkisar antara 0-50 persen. Negara yang mendominasi pasar komoditas ikan tuna beku pada tahun 1998-2007 adalah Perancis, Spanyol, EU-27, Korea, Jepang, Panama, dan Australia yang saling bergantian menguasasi pasar komoditas tersebut. Negara Korea memiliki pangasa pasar terbesar disetiap tahunnya. Nilai HI dan CR4 menunjukkan bahwa komoditas ikan tuna beku berada dalam pasar monopolistik. Hal ini berarti Indonesia masih memiliki kesempatan untuk bersaing dalam pasar tersebut, namun produk yang dihasilkan harus memiliki keunggulan dibandingkan produk negara lain terutama negara penguasa pasar. Diferensiasi produk yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki mutu produk yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan produsen lain. Komoditas ikan tuna beku memiliki nilai HI berkisar antara 952 hingga 1894. Komoditas ikan tuna olahan pada tahun 1998-1999, 2005, dan 2007 memiliki tingkat konsentrasi pasar tinggi. Tahun 2000 memiliki tingkat konsentrasi pasar rendah, dan pada tahun 2001-2004 dan 2006 memiliki tingkat konsentrasi pasar sedang. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 1998-1999, 2005, dan 2007 komoditas tersebut berada dalam struktur pasar yang sedikit monopoli yang cenderung oligopoli. Tahun 2000 komoditas ini berada dalam struktur pasar monopoolistik yang mengarah ke oligopoli, dan pada tahun 2001- 2004 dan 2006 berada dalam pasar oligopoli. Saat pasar berada dalam struktur monopoli yang cenderung oligopoli negara yang terlibat masih banyak, tetapi hanya beberapa negara yang mampu menguasai pasar. Jumlah negara yang terlibat dalam pasar komoditas ini berkisar antara 39-49 negara. Rasio tingkat konsentrasi yang ditunjukkan dengan CR4 memperlihatkan kecendrungan dimana empat negara produsen terbesar menguasai pasar lebih dari 60 persen selama tahun 1998-2007, kecuali pada tahun 2000 dimana CR4 hanya 52 persen. Hal ini memperlihatkan bahwa komoditas ikan tuna olahan berada dalam struktur pasar yang cenderung oligopoli. Negara yang mendominasi pasar komoditas ikan tuna olahan ini selama tahun 1998-2007 adalah Thailand, Spanyol, Perancis, Ekuador, Seychelles, Mauritus, dan Filipina. Nilai HI dan CR4 menunjukkan bahwa komoditas ikan tuna olahan berada dalam pasar oligopoli. Indonesia tidak termasuk dalam negara yang menguasai pasar. Hal ini berarti Indonesia hanya berperan sebagai pengikut pasar dan tidak memiliki kesempatan untuk menentukan harga. Analisis struktur pasar komoditas ikan tuna baik untuk ikan tuna segar, beku, dan olahan berdasarkan nilai HI dan CR4 berada dalam pasar monopolistic yang cenderung mengarah ke oligopoli. Hal ini menyebabkan Indonesia masih memiliki potensi untuk tetap bersaing di pasar internasional dan dapat menetapkan harga, namun untuk mengatasi persaingan Indonesia harus melakukan diferensiasi produk. Pasar yang mengarah ke strukutr pasar oligopli harus diantisipasi dengan baik, sebab jika tidak Indonesia dalam pasar hanya akan berperan sebagai pengikut pasar tanpa kesempatan untuk menentukkan harga di pasaran. Posisi ini mengakibatkan Indonesia tidak dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan harga maupun produk, tanpa terlebih dahulu mengacu kepada keputusan pemimpin pasar. Namun, Indonesia masih memiliki peluang untuk tetap bersaing dalam pasar internasional karena untuk komoditas ikan tuna segar Indonesia masih termasuk negara yang memiliki penguasaan pasar yang cukup baik dan untuk ikan tuna beku dan olahan harus ditingkatkan ekspornya besarnya ekspor dan market share ada pada Lampiran 4 sampai dengan 9.

6.2. Analisis Keunggulan Komparatif Komoditas Ikan Tuna Nasional