Komposisi Permintaan Domestik Kondisi Permintaan

listrik. Air bersih dan listrik umumnya sangat susah didapat di daerah pantai. Keadaan ini menyebabkan rendahnya tingkat sanitasi dan kehigienisan tempat pendaratan ikan dan pengolahan ikan. Kondisi jalan yang dilalui dalam proses pendistribusian ikan tuna dari nelayan ke pengumpul atau eksportir masih buruk terutama untuk wilayah Indonesia bagian Timur. Keadaan ini membuat jarak tempuh semakin lama dan berakibat terhadap kemunduran kesegaran ikan tuna. Kondisi sitem transportasi yang dimiliki seperti bandar udara dan pelabuhan sudah dimiliki. Bandar udara yang dipakai untuk pengiriman ekspor biasanya Bali dan Jakarta, namun untuk maskaspainya berasal dari negara asing, sebab maskapai dalam negeri masih belum mampu memenuhi permintaan jasa penerbangan ekspor bahan makanan segar Fahruddin 2003. Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan Indonesia PIPP 2006 diacu dalam Kusumastanto 2007 mencatat sampai saat ini terdapat 670 unit pelabuhan di seluruh Indonesia, yang terdiri dari lima unit Pelabuhan Perikanan Samudera PPS, dua belas unit Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN, 46 unit Pelabuhan Perikanan Pantai PPP dan 607 unit Pelabuhan Pendaratan Ikan PPI. Unit pelabuhan yang ada hanya sedikit saja yang berstandar internasional seperti PPS Jakarta. Sumberdaya infrastruktur untuk komoditas ikan tuna saat ini dapat dikategorikan masih rendah. Sumberdaya infrastruktur yang ada harus diperbaiki kondisinya, sehingga mampu menunjang peningkatan kualitas dan kuantita ikan tuna nasional.

6.3.2. Kondisi Permintaan

Faktor kondisi permintaan yang mempengaruhi daya saing komoditas ikan tuna nasional adalah sebagai berikut:

6.3.2.1. Komposisi Permintaan Domestik

Komposisi permintaan domestik menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap daya saing komoditas ikan tuna nasional. Tingkat pertumbuhan permintaan negara asal yang cepat mengarahkan perusahaan dalam negara untuk melakukan peningkatan melalui penerapan teknologi yang baru dan perbaikan fasilitas, walaupun biaya investasi yang dibutuhkan juga besar. Karakter permintaan domestik akan membantu perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Karakteristik permintaan domestik meliputi: 1 Struktur Segmen Permintaan Struktur segmentasi permintaan konsumen ikan tuna dibedakan menjadi menengah ke atas dan menengah ke bawah. Konsumen menengah ke atas umumnya membeli produk ikan tuna di pasar swalayan supermarket dalam bentuk fillet atau kalengan. Konsumen menengah ke bawah umumnya membeli ikan tuna dalam bentuk utuh dan dilakukan di pasar tradisional. Ikan tuna yang diperdagangkan di pasar tradisional biasanya adalah cakalang dan tongkol, sedangkan untuk jenis yang lain umumnya untuk dijual ke pasar swalayan atau di ekspor. 2 Pengalaman dan Selera Pembeli yang Tinggi Selera masyarakat terhadap produk ikan tuna umumnya lebih menyenangi mengkonsumsi secara segar. Kawasan Uni Eropa dan Amerika Serikat termasuk yang menyenangi mengkonsumsi ikan tuna dalam bentuk kalengan, sebab lebih praktis untuk diolah. Ikan tuna termasuk dalam makanan yang sering dikonsumsi di seruluh dunia, namun ikan tuna memiliki dampak negatif terhadap kesehatan jika dikonsumsi dalam keadaan sudah tidak baik. Ikan tuna terutama jenis cakalang, jika mutunya telah bekurang dapat menyebabkan gatal-gatal pada manusia. Kasus ini membuat pembeli menuntut terjaminnya kualitas ikan yang dipasarkan. Negara-negara tujuan ekspor telah menetapkan standar tertentu untuk komoditas ikan tuna yang akan di impor, dengan tujuan untuk melindungi konsumen dalam negerinya dari efek negatif tersebut. Oleh karena itu, aspek mutu menjadi faktor terpenting dalam komoditas ikan tuna. 3 Antisipasi Kebutuhan Pembeli Antisipasi perusahaan dalam negeri masih kurang baik dalam memenuhi kebutuhan pembeli. Perusahaan ikan tuna nasional belum mampu secara maksimal memenuhi permintaan ikan tuna dengan standar dan jumlah yang sesuai. Perusahaan yang dapat memenuhi standar dan selera konsumen luar negeri masih terbatas jumlahnya.

6.3.2.2. Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan