mampu mendorong dan meningkatkan, menjamin mutu barang dan atau atau jasa serta mampu memfasilitasi masuknya produk nasional dalam transaksi
pasar global. Sistem dan kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk barang dan atau atau jasa Negara Indonesia di pasar
global.
26
Stadarisasi yang telah dilakukan untuk ikan tuna Indonesia tercantum pada Lampiran 3.
5.6. Konsep Nilai Tukar
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor dapat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian baik dalam negeri dan luar negeri.
Perdagangan ikan tuna di pasar internasional menggunakan mata uang US , untuk perhitungan nilai tukar yang digunakan untuk setiap negara tujuan ekspor
utama Yen, Dollar Hongkong HKD, New Taiwan Dollar NTD, Baht, SGD, Vietnam New Dollar VND, Australia Dollar AUD, US , dan Euro diperoleh
dengan menggunakan rumus:
Tabel 12. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uaang Negara Tujuan Ekspor
Utama Tahun 1998-2007
Tahun Yen
HKD NTD
Bath SGD
VND AUD
USD EURO
1998 61,30
1.036 239,95
219 4.834
0,68 4.923
8.025 -
1999 62,34
914 220,04
189 4.252
0,51 4.622
7.100 8.387
2000 89,00
1.230 307,28
222 5.546
0,62 5.318
9.595 7.732
2001 84,38
1.333 303,43
230 2.945
0,67 5.375
10.256 9.175
2002 77,17
1.146 279,83
221 5.395
0,64 5.163
9.675 9.321
2003 76,94
1.090 252,33
210 5.057
0,56 5.681
8.685 9.986
2004 84,34
1.195 264,65
225 5.317
0,57 6.779
8.845 11.565
2005 86,91
1.303 301,92
241 5.835
0,61 7.214
9.712 12,067
2006 78,60
1.160 279,06
241 5.770
0,57 6.848
9.165 11.512
2007 77,31
1.208 289,97
283 6.567
0,57 7.729
9.139 12.524
Sumber: Bank Indonesia 2007
26
Sumber: [BSN]. Badan Standarisasi Nasional. 2009. http:www.bsn.go.idbsnprofile.php. Diakses tanggal 28 oktober 2009.
Pada tahun 1998 nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar AS mengalami penurunan karena terjadinya krisis ekonomi. Puncaknya pada tahun
2000 nilai rupiah terus melememah hingga Rp.10.256US . Negara Belanda dan Belgia awalnya memakai mata uang Deutsche mark dan Franc, namun sejak tahun
1998 bergabung ke dalam persatuan Uni Eropa sehingga mata uang yang dipakai oleh kedua negara tersebut menjadi Euro. Nilai Tukar Rupiah terhadap mata uang
negara tujuan ekspor utama ikan dijelaskan pada Tabel 12.
5.7. Teknologi Penangkapan Ikan Tuna
Ikan merupakan jenis pangan yang cepat membusuk, karena kadar air yang tinggi dalam komposisi tubuhnya. Kualitas mutu dan kesegaran ikan harus dijaga
sejak ikan mulai ditangkap dan dipasarkan. Penanganan ikan dilakukan untuk mempertahankan kesegaran dan mutu ikan sehingga ikan masih memenuhhi
standar untuk bisa di ekspor dan dikonsumsi dengan cara menghambat terjadinya pembusukan ikan. Proses penanganan ikan tuna mulai dari penangkapan hingga
di dermaga adalah sebagai berikut: 1
Penanganan ikan tuna di atas kapal aUsahakan ikan tuna tetap dalam keadaan hidup dan tidak terlalu banyak
berontak ketika ditarik ke kapal. Ikan yang banyak memberontak akan mengalami stress dan cepat mengalami rigor mortis. Ikan tuna yang telah
ditangkap diangkat ke kapal dengan papan luncur dari tepi kapal atau umumnya kapal dibuat cekung sehingga ikan akan meluncur sendiri saat
ditarik ke atas kapal. b Ikan yang masih memberontak harus ditenangkan dengan menutup atau
menekan mata ikan dengan telapak tangan dan diselimuti dengan karung goni basah. Ikan kemudian dipingsankan dengan memukul kepalanya
dengan menggunakan palu berkepala karet. cIkan yang telah pingsan dimatikan dengan cara menusuk pusat saraf otak
dari belakang mata menggunakan paku pembunuh killing spike. Paku pembunuh ini ditancapkan ke pusat saraf sedalam 5-10 cm, kemudian
diputar-putar untuk merusak otak.
d Pisau ditusukkan tepat dibelakang siri dada pectoral fin dengan rapi serta tidak boleh ada sisa sirip atau duri yang tersisa dilantai, sebab dapat
melukai ikan lain yang berdampka pada penurunan kualitas kemiringan sekitar 45
sedalam 5-10 cm, disusul pemotongan urat nadi tulang belakang bagian ekor.
eSirip perut kemudian dipotong dengan posisi ikan terlentang dan sirip perut dipotong sedekat mungkin ked aging, namun tidak boleh sampai
menyentuh dagingnya. f Isi perut dikeluarkan dengan cara pemotongaan dengan pisau mulai dari
bagian bekas sirip perut kea rah dubur dan isi perut tidak boleh tersayat. Isi perut dikeluarkan dengan memotong ujung usus pada dubur dan ikan
dibalik agar sisa darah keluar. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati danikan lainnya.
g Penutup insang dibuka untuk memutuskan isthimus joint sambungan antara dua insang dan badan yang terletak di bagian bawah ikan dan
selaput insang bagian bawah kemudian dipotong denga pisau. h Sirip dada dipotong sedekat mungkin dengan daging dan saat penarikan
tidak boleh terlalu kuat sebab dapat menyebabkan lubang pada daging. i Penutup insang dipotong dengan cara menyayat dari arah bawah perut
menggunakan pisau gergaji dan diikuti dengan pemotongan insang bagian depan sehingga insang dapat dikeluarkan.
j Ikan dicuci dengan sikat halus dan air dingin untuk membersihkan rongga perut, rongga insang, dan permukaan badan.
k Jika ikan dipesan tanpa kepala dan ekor, maka kepala dipotong dengan kapak khusus dan ekor dipotong dengan pisau gergaji.
l Ikan yang telah bersih dibawa ke ruang pendingin dengan suhu 0 C selama
tiga jam untuk dibekukan. Proses ini dilakukan jika kapal memiliki sarana pembekuan, jika tidak tersedia maka ikan akan langsung ditaruh dalam
palka yang telah diisi es balok. m Ikan yang telah beku diatur dalam palka pendingin denga rapi sehingga
ikan tidak bersentuhan dengan dinding palka. Palka berisi es balok dan saat diatur usahakan ekor ikan mengarah ke lubang palka agar mudah
diangkut saat proses pembongkaran. Ikan tuna disimpan berdasarkan mutunya saat ditangkap.
n Sisa semua proses pemotongan dan pengeluaran perut ikan dikumpulkan dan tidak boleh dibuang ke laut.
2 Pembongkaran palka pendingin
aPembongkaran ikan dari palka pendingin dapat dilakukan dengan menggunakan katrol dengan mengikat ekor ikan. Ikan dikelurkan dari
palka sebaiknya dibungkus dengan kain pendingin biasanya terbuat dari kain terpal atau karung tebal yang dalam keadaan basah dan dikaitkan
pada mata katrol. Lubang palka harus dilindungi dengan tenda agar terhindar dari sinar matahari dan saat ikan dikeluarkan harus dijaga agar
tidak bertabrakan dengan lubang palka yang mungkin dapat merusak kulit atau tubuh ikan.
b Ikan diturunkan dari kapal ke pelabuhan dengan papan luncur dan diberi tenda pelindung. Permukaan papan peluncur harus halus dan dalam
keadaan basah oleh air yang terus mengalir dengan suhu sekitar 0 C.
Panjang papan luncur lebih dari 2,5 m, maka ikan harus dibungkus dengan plastik, kain atau karung tebal.
3 Pembongkaran ikan di darat atau pelabuhan
a Saat kapal sudah bersandar di pelabuhan, ikan yang sudah dikeluarkan dari palka keudian dipindahkan ke darat oleh petugas. Petugas yang diluar
bertugas menerima ikan yang diluncurkan dari atas kapal. Ikan kemudian diletakkan di atas kereta dorong yang dipermukaannya telah dibasahi
dengan air. Ikan tetap dilindngi dengan kain yang harus selalu dalam keadaan basah.
b Ikan yang diangkut tidak boleh saling menumpuk atau salaing bertumpang tindih dan pengangkutan ke pabrik harus dilakukan secepat mungkin untuk
menghambat proses pembusukan
VI. ANALISIS DAYA SAING
6.1. Analisis Struktur Pasar Komoditas Ikan Tuna di Pasar Internasional
Struktur pasar komoditas ikan tuna di pasar internasional dan penguasaan pangsa pasar masing-masing negara produsen sekaligus ekspotir komoditas ikan
tuna dapat diukur dengan menggunakan rumus HI dan CR. Nilai perhitungan HI dan CR ikan tuna dibagi menurut bentuk produk yang diperdagangkan yaitu segar
fresh or chilled, beku frozen, dan olahan preserved hasil tersebut ditampilkan pada Tabel 13.
Tabel 13. Nilai Herfindahl Index HI dan Concentration Ratio CR Negara
Pengekspor Komoditas Ikan Tuna Tahun 1998-2007
Tahun Segar Fresh or Chilled
Beku Frozen Olahan Preserved
Jumlah Eksportir
HI CR4
Jumlah Eksportir
HI CR4
Jumlah Eksportir
HI CR4
1998 36
875 46
33 510
35 39
1810 63
1999 37
1193 54
37 647
38 40
1863 63
2000 41
943 54
45 513
33 46
952 52
2001 44
820 51
45 453
33 42
1473 62
2002 48
713 42
41 450
35 46
1448 63
2003 49
748 43
41 352
32 49
1407 60
2004 48
826 47
42 310
29 49
1613 63
2005 47
576 38
43 273
27 49
1863 65
2006 42
1026 53
42 357
31 48
1725 65
2007 41
719 42
40 432
32 47
1894 65
Sumber : UN Comtrade 1998-2007, diolah
Berdasarkan hasil perihitungan yang diperoleh, nilai HI untuk komoditas ikan tuna segar dunia pada tahun 1998-2007 memiliki tingkat konsentrasi pasar
rendah Herfindahl Index berkisar antara 0-1000, tetapi pada tahun 1999 dan 2006 komoditas ikan tuna segar dunia memiliki tingkat konsentrasi pasar sedang
Herfindahl Index berkisar antara 1000-1800. Pasar komoditas ikan tuna segar dunia memunjukkan struktur pasar
monopolistik dan cenderung ke oligopoli untuk tahun 1998-2007, hanya pada tahun 1999 dan 2006 sruktur pasar berubah menjadi oligopoli. Hal ini
dikarenakan nilai HI yang rendah berkisar antara 576 hingga 1193 dan banyaknya jumlah negara yang terlibat dalam pasar sangat banyak. Negara yang terlibat
dalam kegiatan ekspor ikan tuna segar berkisar antara 36-49 negara, dimana tahun 1998 memiliki jumlah negara yang paling sedikit terlibat dalam ekspor ini