VII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1
Hasil Herfindahl Index HI dan Concentration Ratio CR menunjukkan bahwa stuktur pasar untuk komoditas ikan tuna baik untuk ikan tuna segar,
beku dan olahan adalah pasar monopolistik yang cenderung mengarah ke oligopoli. Posisi Indonesia di pasar monopolistic masih sangat baik karena
dapat menentukan harga, namun harus melakukan diferensiasi produk. Pergeseran pasar yang cenderung mengarah ke oligopoli akan membuat
posisi Indonesia dalam pasar ikan tuna internasional hanya sebagai pengikut pasar, sehingga Indonesia tidak memiliki kekuasaan untuk menetapkan harga
dan harus mengikuti harga yang ditetapkan oleh pemimpin pasar. 2
Hasil indeks RCA menunjukkan bahwa untuk komoditas ikan tuna segar dan olahan memiliki daya saing komparatif dengan nilai indeks lebih dari satu.
Komoditas ikan tuna beku Indonesia tidak memiliki keunggulan komparatif sebab nilai indeks RCA dibawah satu.
3 Berdasarkan analisis keunggulan kompetitif melalui Teori Berlian Porter,
maka disimpulkan bahwa komoditas ikan tuna Indonesia tidak memiliki keunggulan kompetitif
. Daya saing komoditas ikan tuna nasional sangat
lemah karena berbagai masalah yang dihadapi oleh industri ikan tuna nasional, seperti kondisi faktor sumberdaya yang masih rendah, struktur
persaingan yang ketat, dan industri terkait dan pendukung yang kinerjanya masih rendah. Industri ikan tuna nasional memang memiliki kondisi
permintaan yang baik, adanya dukungan oleh pemerintah, dan munculnya kesempatan untuk melakukan pengembangan ikan tuna nasional. Namun, hal
ini akan sulit terjadi jika keadaan faktor sumberdaya masih memiliki masalah yang sangat besar.
4 Analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan strategi kebijakan antara lain
meningkatkan produktivitas ikan tuna melalui pemberian pinjaman modal ke nelayan dan menerapkan teknologi budidaya, memperluas pasar dengan cara
melakukan kerjasama dengan negara lain di luar tujuan ekspor dan mendaftar sebagai anggota lembaga manajemen perikanan nasional, melakukan
kerjasama dengan pihak asing, melakukan pembenahan menajemen perikanan perusahaan dengan cara melakukan pelatihan karyawan tentang penanganan
ikan pasca panen dan HACCP, meningkatkan teknologi peralatan yang digunakan, meningkatkan mutu ikan melalui sosialisasi pentingnya
penanganan ikan yang tepat kepada nelayan dan pihak yang terkait dan pembenahan kualitas SDM terutama untuk melakukan pengawasan dan uji
laboratorium, memperbaiki sarana dan prasarana pendukung seperti sistem transportasi serta memperbaiki kondisi perikanan nasional.
8.2. Saran