Sumberdaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK

memerlukan pembenahan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ikan tuna nasional.

6.3.1.3. Sumberdaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK

Sumberdaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi daya saing ikan tuna nasional adalah, ketersediaan pengetahuan teknis ekspor, kertersediaan pengetahuan untuk penangkapan pengetahuan tentang penyimpanan ikan setelah pengangkapan, lembaga penelitian, asosiasi pengusaha, dan asosiasi perdagangan. Pengetahuan tentang teknis ekspor telah dimiliki oleh Indonesia terutama untuk negara tujuan utama terdapat pada Lampiran 10,11 dan 12. Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan sumber daya tuna disesuaikan dengan sifat dan tingkah laku ikan sasaran. Tuna merupakan ikan perenang cepat yang bergerombol. Oleh karena itu, alat penangkap ikan yang digunakan haruslah yang sesuai dengan perilaku ikan tersebut. Ada lima macam alat penangkap tuna, yaitu rawai tuna long line, huhate pole and line, pancing tangan handline, pukat cincin purse seine, dan jaring insang gillnet. Ikan tuna setelah ditangkap harus dijaga kesegarannya, sehingga dibutuhkan penanganan yang tepat pasca penangkapan. Kesegaran ikan tuna dapat ditangani dengan pemberian suhu rendah melalui proses pendinginan dan pembekuan. Penerapan suhu rendah adalah untuk menghindarkan hasil perikanan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh autolisa atau karena pertumbuhan mikroba. Aktifitas enzim maupun pertumbuhan mikroba sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada kondisi tertentu aktifitasnya menjadi optimum dan pada kondisi lain aktifitasnya dapat menurun, terhambat bahkan terhenti. Suhu optimum dimana enzim dan mikroba mempunyai aktifitas yang paling baik biasanya terletak pada suhu di antara sedikit di bawah dan di atas suhu kamar. Berdasarkan peraturan dari International Institut of Refrigeration, Paris suhu penyimpanan untuk ikan berlemak termasuk ikan tuna dibagi menjadi beberapa jenis menurut waktu penyimpanan, empat bulan pada suhu -18 C, delapan bulan pada suhu -25 C dan 24 bulan pada suhu -30 C. Suhu penyimpanan beku bagi produk ikan yang akan dimanfaatkan untuk sashimi, dianjurkan pada suhu -50 C hingga -60 C. Lembaga penelitian dalam hal ini terkait dengan adanya badan strandadisasi nasional BSN yang berguna untuk mengawasi mutu ikan yang dihasilkan agar sesuai dengan ketentuan negara tujuan ekspor. Komoditas ikan tuna memiliki asosiasi yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengurus tentang ikan tuna yaitu dengan dibentuknya Asosiasi Ikan Tuna Nasional Astuin dan adanya Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia Apiki yang merupakan gabungan pengusaha pengolahan ikan termasuk ikan tuna dan Asosiasi Tuna Longline Indonesia.

6.3.1.4. Sumberdaya Modal