Pelaku Investasi Sektor Pertanian

pada sub bidang ekonomi; Pelaksanaan perumusan kebijakan umum dan kebijakan strategis pada sub bidang yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi; Penyiapan petunjuk pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah pada sub bidang Ekonomi dan sub dibidang terkait; Pelaksanakan Musrenbang Provinsi; Memfasilitasi Forum SKPD dan Lintas SKPD Provinsi. Pelaksanaan koordinasi perencanaan pembangunan daerah sub bidang ekonomi dan sub bidang terkait; Pelaksanaan koordinasi evaluasi dan pengembangan pelaksanaan rencana pembangunan sesuai sub bidang ekonomi. b. Sub Bidang Pertanian, Sda Dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan koordinasi kebijakan pemerintahan dan perencanaan sub bidang Pertanian, SDA dan Lingkungan Hidup. Sub Bidang Pertanian, SDA dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi: Penyiapan dan pelaksanaan perumusan rencana dan kebijakan strategis Sub SDA, dan Lingkungan Hidup serta sub bidang terkait; Penyiapan petunjuk pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah pada Sub Bidang SDA dan Lingkup Hidup serta sub bidang terkait; Pengkoordinasian perencanaan pembangunan daerah sub bidang SDA dan Lingkungan Hidup dan Sub bidang terkait; Penyiapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD pada Sub Bidang SDA dan Lingkungan Hidup dan sub bid terkait; Pelaksanaan evaluasi dan mengembangkan pelaksanaan program pembangunan Sub bidang SDA dan Lingkungan Hidup serta Sub bidang terkait; 2. BKPMD merupakan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Penanaman Modal Daerah. BKPMD berfungsi dalam Perumusan kebijakan teknis di bidang Penanaman Modal Daerah. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Penanaman Modal Daerah. Pembinaan pelaksanaan tugas di bidang Penanaman Modal Daerah. 3. Komisi II DPRD Tk 1 Provinsi Jambi berfungsi sebagai badan legislatif yang mewakili masyarakat untuk kepentingan-kepentingan yang bersifat kepentingan publik, selain itu berfungsi dalam menetapkan anggaran serta pengawasan penggunaan anggaran pemerintah. Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Provinsi Jambi sesuai dengan Bidang Tugas dan Rencana Kerja Komisi dalam rangka melakukan pengawasan terhadap perkembangan perkebunan karet dan kelapa sawit serta pengolahan hasilnya, kegiatan ini juga dimaksud untuk mendukung program revitalisasi pertanian, perkebunan dan kehutanan yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah daerah. Bidang Ekonomi dan Keuangan, meliputi : Perindustrian dan Perdagangan, Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan, Ketahanan Pangan dan Logistik, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Keuangan dan Aset Daerah, Perpajakan dan Retribusi, Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, BUMD dan Perbankan, dan Penanaman Modal dan Perusahaan Patungan. 4. Kadin Provinsi Jambi merupakan badan yang berfungsi untuk koordinasi antara pengusaha satu dengan pengusaha yang lain. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri Kadin menyatakan bahwa Kamar Dagang dan Industri adalah wadah bagi pengusaha Provinsi Jambi dan bergerak dalam bidang perekonomian. Selain itu tugas Kadin adalah memajukan dan mengembangkan jiwa serta memajukan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan para pengusaha Provinsi Jambi agar dapat tumbuh dan berkembang secara dinamis dan mantap guna tercapainya pertumbuhan ekonomi, peningkatan pembangunan dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas; Memupuk dan meningkatkan partisipasi aktif para pengusaha Provinsi Jambi guna meningkatkan produksi nasional dengan cara kerja yang terampil, efisien, berdisiplin dan berdedikasi; Menyebarluaskan informasi mengenai kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi kepada para pengusaha Provinsi Jambi; Menyampaikan informasi mengenai permasalahan dan perkembangan perekonomian dunia yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi dan atau dunia usaha nasional, kepada Pemerintah dan para pengusaha Provinsi Jambi; Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan kegiatan lain yang bermanfaat dalam rangka membina dan mengembangkan kemampuan para pengusaha Provinsi Jambi, baik dilakukan sendiri maupun bekerja sama dengan Organisasi Perusahaan dan atau Organisasi Pengusaha; Menyelenggarakan dan meningkatkan hubungan dan kerja sama yang saling menunjang dan saling menguntungkan antar-pengusaha Provinsi Jambi, termasuk pengembangan keterkaitan antar bidang usaha industri dan bidang usaha sektor ekonomi lainnya; Menyelenggarakan dan meningkatkan hubungan dan kerja sama antara para pengusaha Provinsi Jambi dan para pengusaha luar negeri seiring dengan kebutuhan dan kepentingan pembangunan di bidang ekonomi dan sesuai dengan tujuan pembangunan nasional; Menyelenggarakan analisis dan statistik serta menyelenggarakan pusat informasi usaha dan mengadakan promosi di dalam dan di luar negeri; Menyelenggarakan upaya penyeimbangan dan pelestarian alam serta mencegah timbulnya kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup; Menyiapkan dan memberikan keterangan yang diperlukan para pengusaha Provinsi Jambi untuk keperluan perdagangan, industri dan jasa, baik untuk keperluan di dalam maupun di luar negeri; Menyumbangkan pendapat dan saran kepada Pemerintah dan lembaga lainnya berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam kebijaksanaan ekonomi nasional; Menyiapkan dan melaksanakan usaha menengah, mendamaikan dan menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara para pengusaha Provinsi Jambi danatau perusahaan Provinsi Jambi, dan antara pengusaha dan perusahaan Provinsi Jambi dengan pengusaha dan perusahaan asing; Mendorong para pengusaha Provinsi Jambi untuk bergabung dalam Organisasi Perusahaan danatau Organisasi Pengusaha anggota Kadin demi meningkatkan profesionalisme. Fungsi Kadin Kamar Dagang dan Industri merupakan wadah komunikasi dan konsultasi antar pengusaha Provinsi Jambi dan antara pengusaha Provinsi Jambi dan Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah perdagangan, perindustrian, dan jasa. 5. Pengusaha dalam kaitan investasi memiliki tugas dan fungsi sebagai pelaku teknis dilapangan yang memiliki badan usaha kelompok maupun perorangan guna menjalankan proses investasi untuk menghasilkan output yang bertujuan profit oriented. Berikut urutan prioritas pelaku investasi sektor pertanian Provinsi Jambi. Hasil pengolahan AHP berikutnya adalah pada pelaku investasi sektor pertanian. Pada Tabel 37 diketahui pelaku investasi sektor pertanian di Provinsi Jambi untuk faktor infrastruktur sebagai faktor yang mempengaruhi investasi sektor pertanian adalah BAPEDDA yaitu selaku pihak pemerintah, dengan nilai 0,618. Hal ini dikarenakan pihak penyedia untuk infrastruktur publik adalah pemerintah. Selanjutnya adalah Komisi II DPRD Tk.1 Provinsi Jambi dengan nilai 0,190, diikuti dengan Kadin Provinsi Jambi dengan nilai 0,057, Pengusaha 1 dan pengusaha 2 yang memiliki peranan yang sama dengan nilai 0,046, dan terakhir BKPMD dengan nilai 0,044. BKPMD merupakan bagian dari pihak pemerintah, meskipun demikian peranan BKPMD tidaklah banyak dikarenakan peranan BKPMD yang hanya membantu dalam mengeluarkan perizinan usaha dan tidak terlalu mengambil peranan penting dalam kebijakan terkait dengan infrastruktur. BAPEDDA memiliki nilai 0,536 untuk faktor ekonomi sebagai faktor yang mempengaruhi investasi sektor pertanian. BAPEDDA masih menjadi pelaku utama dalam faktor ini, hal ini disebabkan BAPEDDA yang fungsinya sebagai leader dalam hal investasi daerah, sumber perekonomian dan distribusi pendapatan daerah dilaksanakan oleh BAPEDDA. Pelaku selanjutnya dalam faktor ekonomi diikuti oleh Komisi II DPRD Tk 1 Provinsi Jambi dengan nilai 0,193. Pelaku ini berperan dalam hal Budgeting yaitu terkait dengan anggaran- anggaran pemerintah dan aliran dana untuk investasi pemerintah. Pelaku yang menjadi prioritas selanjutnya adalah Pengusaha 1 dan pengusaha 2 yang meiliki nilai yang sama yaitu dengan nilai 0,094, diikuti oleh pelaku KADIN Provinsi Jambi dengan nilai 0,050, dan terakhir BKPMD dengan nilai 0,032, meskipun BKPMD merupakan pelaku dimana dengan prioritas terakhir namun BKPMD berperan dalam perizinan mendirikan usaha dan investasi dan penting peranannya dalam faktor ekonomi dikarenakan didalam faktor ekonomi terkait dengan modal dan pasar dimana ketentuan-ketentuan modal dan pasar ini harus disetujui oleh pihak BKPMD serta perizinan ekspor dan impor. Tabel 37. Urutan Nilai Prioritas Pelaku Investasi Sektor Pertanian Provinsi Jambi Faktor Investasi Sektor Pertanian Pelaku Nilai Prioritas Infrastruktur BAPEDDA 0,618 1 BKPMD 0,044 5 Komisi II DPRD Tk 1 0,190 2 KADIN 0,057 3 Pengusaha 1 0,046 4 Pengusaha 2 0,046 4 Ekonomi BAPEDDA 0,536 1 BKPMD 0,032 5 Komisi II DPRD Tk 1 0,193 2 KADIN 0,050 4 Pengusaha 1 0,094 3 Pengusaha 2 0,094 3 Teknologi BAPEDDA 0,075 3 BKPMD 0,030 4 Komisi II DPRD Tk 1 0,030 4 KADIN 0,101 2 Pengusaha 1 0,382 1 Pengusaha 2 0,382 1 Ketenagakerjaan BAPEDDA 0,065 3 BKPMD 0,065 3 Komisi II DPRD Tk 1 0,047 4 KADIN 0,088 2 Pengusaha 1 0,367 1 Pengusaha 2 0,367 1 Kapasitas Produksi BAPEDDA 0,075 3 BKPMD 0,033 4 Komisi II DPRD Tk 1 0,030 5 KADIN 0,160 2 Pengusaha 1 0,351 1 Pengusaha 2 0,351 1 Menurut Bank Dunia 2010, Pemerintah sangat bertanggungjawab untuk melakukan perbaikan kinerjanya dalam membangun fondasi dasar dari suatu iklim investasi di suatu wilayah termasuk dalam kaitannya dengan investasi yaitu infrastruktur dan masalah ekonomi. Hal ini sejalan dengan hasil dari penelitian Bank Dunia yang melakukan penelititan terhadap empat faktor yang mempengaruhi iklim investasi di suatu wilayah yaitu faktor stabilitas dan kepastian hak, peraturan dan perpajakan, pendanaan dan infrastruktur, dan para pekerja serta pasar tenaga kerja. Pemerintah pada dasarnya merupakan pelaku utama yang mempengaruhi investasi karena pemerintah merupakan pembuat peraturan dan juga pelaksana peraturan sehingga menjadikan pemerintah sangat berperan dalam mempengaruhi investasi di suatu daerah. Peran DPRD Tk 1 lebih pada pengawasan dan penetapan anggaran. Namun pelaku ini sangat penting dikarenakan tugasnya dalam Bidang Ekonomi dan Keuangan yang meliputi: Perindustrian dan Perdagangan, Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan, Ketahanan Pangan dan Logistik, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Keuangan dan Aset Daerah, Perpajakan dan Retribusi, Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, BUMD dan Perbankan, dan Penanaman Modal dan Perusahaan Patungan.

6.7.4. Kendala Investasi Sektor Pertanian

Menurut KPPOD, 2010, terlihat bahwa perhatian utama para pelaku usaha terletak pada kualitas tenaga kerja, dalam hal ini produktivitas tenaga kerja dibandingkan dengan biaya tenaga kerja. Para pelaku usaha rela membayar lebih besar biaya tenaga kerja, jika tenaga kerja memiliki kualitas dan produktivitas yang baik. Dalam aktivitas usaha, selain kapital, dan input produksi, tenaga kerja dipandang sebagai salah satu faktor produksi yang mempunyai peran penting. Tenaga kerja merupakan motor penggerak kegiatan usaha. Faktor ketenagakerjaan, baik ketersediaan, produktivitas, besaran upah, dan lain sebagainya, menempati pengaruh penting dalam membentuk iklim usaha dan kemajuan suatu perusahaan. persoalan yang terjadi pada infrastruktur fisik di Provinsi Jambi mendapat perhatian yang cukup serius bagi kalangan investor. Tampaknya masalah krisis listrik yang dialami oleh Provinsi Jambi dalam tahun belakangan ini, juga dirasakan cukup mengganggu kalangan dunia usaha. Suatu kegiatan usaha tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan infrastruktur fisik. Semakin besar skala usaha, maka kebutuhan akan infrastruktur fisik juga semakin besar. Infrastruktur fisik merupakan pendukung bagi kelancaran kegiatan usaha. Tabel 38. Urutan Nilai Proiritas Kendala Untuk Faktor Infrastruktur Pelaku Kendala Nilai Prioritas BAPEDDA Ketersediaan air bersih dan listrik 0,520 1 Ketersediaan jalan raya 0,255 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,045 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,045 3 Upah tenaga kerja 0,045 3 Pendidikan tenaga kerja 0,045 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,045 3 BKPMD Ketersediaan air bersih dan listrik 0,582 1 Ketersediaan jalan raya 0,222 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,039 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,039 3 Upah tenaga kerja 0,039 3 Pendidikan tenaga kerja 0,039 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,039 3 Komisi II DPRD Tk 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,576 1 Ketersediaan jalan raya 0,248 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,035 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,035 3 Upah tenaga kerja 0,035 3 Pendidikan tenaga kerja 0,035 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,035 3 KADIN Ketersediaan air bersih dan listrik 0,520 1 Ketersediaan jalan raya 0,255 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,045 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,045 3 Upah tenaga kerja 0,045 3 Pendidikan tenaga kerja 0,045 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,045 3 Pengusaha 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,576 1 Ketersediaan jalan raya 0,248 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,035 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,035 3 Upah tenaga kerja 0,035 3 Pendidikan tenaga kerja 0,035 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,035 3 Pengusaha 2 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,520 1 Ketersediaan jalan raya 0,255 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,045 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,045 4 Upah tenaga kerja 0,045 3 Pendidikan tenaga kerja 0,045 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,045 3