Struktur Nilai Tambah Peranan Sektor Pertanian terhadap Struktur Perekonomian Provinsi Jambi

Tabel 20. Distribusi Nilai Tambah Bruto Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 Besar Nilai Tambah Bruto Milyar Rupiah No. Kode Uraian Nilai Milyar Rp Distribusi 1 23 Pertambangan migas dan non migas serta penggalian 13 375,82 17,76 2 36 Bangunan 8 472,01 11,25 3 42 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 6 756,25 8,97 4 41 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan 4 594,67 6,10 5 39 Angkutan dan Jasa Angkutan 4 359,00 5,79 6 37 Perdagangan 3 795,62 5,04 7 34 Industri Lainnya 3 756,58 4,99 8 32 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 3 173,14 4,21 9 25 Industri CPO 2 869,07 3,81 10 8 Karet 2 684,93 3,56 Jumlah Peringkat 1-10 53 837,11 71,48 Sektor Lainnya 21 484,10 28,52 Total NTB 75 321,22 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam nilai tambah bruto untuk sepuluh besar adalah sektor industri karet, barang dari karet dan barang plastik; industri CPO dan Sektor karet, dalam sepuluh besar persentase sektor pertanian mencapai 11,58 persen. Ini menunjukkan peranan sektor pertanian terhadap nilai tambah bruto Provinsi jambi 2010 terbesar setelah sektor pertambangan migas dan non migas serta penggalian. Besarnya nilai tambah di tiap-tiap sektor ditentukan oleh besarnya output atau nilai produksi yang dihasilkan serta jumlah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Oleh sebab itu, suatu sektor yang memiliki output yang besar belum tentu memiliki nilai tambah yang besar, tergantung biaya produksi yang dikeluarkan. Sektor- sektor yang memiliki persentase peranan atau distribusi yang tinggi terhadap output dan nilai tambah, dapat dikatakan bahwa sektor tersbut merupakan sektor utama atau sektor kunci di Provinsi Jambi.

6.2. Analisis Keterkaitan

Keterkaitan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keterkaitan ke depan forward linkage dan keterkaitan ke belakang backward linkage, dimana masing-masing memiliki keterkaitan langsung yang diperoleh dari matrik koefisien teknis dan keterkaitan langsung dan tidak langsung yang diperoleh dari matrik kebalikan Leontief.

6.2.1. Keterkaitan ke Belakang

Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa dalam sepuluh besar sektor ekonomi keterkaitan langsung ke belakang hampir secara keseluruhan didominasi oleh sektor pertanian. Tabel 21. Klasifikasi 10 Besar Sektor Ekonomi Keterkaitan Langsung ke Belakang No. Kode Uraian Nilai 1 8 Karet 0,40 2 18 Telur 0,39 3 29 Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu 0,39 4 25 Industri CPO 0,37 5 31 Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu 0,36 6 26 Industri Penggilingan, Padi, Biji-bijian dan Tepung 0,35 7 30 Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 0,35 8 13 Pinang 0,34 9 10 Kelapa sawit 0,34 10 37 Perdagangan 0,33 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Sektor karet; telur; Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu; Industri CPO; Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu; Industri Penggilingan, Padi, Biji-bijian dan Tepung; Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya; pinang; dan kelapa sawit memiliki keterkaitan output langsung ke belakang tertinggi. Ini dapat diartikan apabila terjadi peningkatan terhadap permintaan akhir sebesar satu satuan sektor tersebut misal sektor karet akan membutuhkan input sebesar 0,40 125 dari sektor-sektor lain yang menyediakan input secara langsung termasuk dari sektor itu sendiri. Tabel 22. Klasifikasi 10 Besar Sektor Ekonomi Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang No. Kode Uraian Nilai 1 8 Karet 1,61 2 25 Industri CPO 1,55 3 29 Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu 1,53 4 13 Pinang 1,48 5 30 Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 1,46 6 31 Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu 1,46 7 18 Telur 1,45 8 10 Kelapa sawit 1,44 9 32 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 1,42 10 37 Perdagangan 1,42 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Sektor yang memiliki keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke belakang didominasi oleh sektor pertanian baik on-farm maupun off-farmnya sektor tersebut adalah sektor karet; Industri CPO; Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu; Pinang; Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya; Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu; Telur; Kelapa sawit; Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik Tabel 22. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan terhadap sektor tersebut maka akan membutuhkan input untuk proses produksi dari sektor lainnya termasuk dari sektor itu sendiri sebesar nilai keterkaitannya.

6.2.2. Keterkaitan Ke Depan

Dari Tabel 23 dapat diketahui bahwa sektor Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan memiliki keterkaitan output langsung ke depan tertinggi yaitu sebesar 1,47. Sektor pertanian yang termasuk sepuluh besar 126