Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

menentukan program pembangunan di sektor pertanian. Bagi pihak swasta, penelitian ini berguna sebagai panduan dan bahan pertimbangan untuk menanamkan modalnya di sektor pertanian di Provinsi Jambi. 3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan dengan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penelitian maka dibutuhkan ruang lingkup untuk mengetahui batasan-batasan penelitian. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis peranan investasi sektor pertanian terhadap pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi dengan menggunakan pendekatan analisis input-output, yang kemudian dilanjutkan dengan pendekatan analisis AHP Analitycal Hierarchy Process guna melengkapi informasi yang tidak dapat dihasilkan dari analisa Input-Output seperti penentuan prioritas faktor-faktor investasi, pelaku investasi, kendala investasi, serta kebijakan atau keputusan yang diambil dalam berinvestasi. Tabel dasar input output Provinsi Jambi yang digunakan, yaitu Tabel Transaksi Total Atas Dasar Harga Produsen ADHP Provinsi Jambi tahun 2007 yang telah dipublikasikan kemudian di update ke Tahun 2010 dengan data agregasi dari Tabel dasar Input-Output Tahun 2007 sebanyak 42 sektor ekonomi dengan menggunakan metode RAS. Peranan investasi sektor pertanian yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi sub sektor tanaman pangan dan bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Sektor Pertanian dalam Produk Domestik Regional Bruto Tidak dipungkiri bahwa sektor pertanian adalah sektor utama dalam perekonomian nasional Indonesia, baik dilihat dari sumbangannya dalam pendapatan nasional, maupun jumlah penduduk yang hidupnya tergantung padanya. Bahkan beberapa kali terbukti sektor pertanian menjadi semacam penyangga perekonomian pada saat-saat resesi dunia memberikan pengaruh buruknya dan melemahkan sendi-sendinya. Usaha sektor pertanian yang menggunakan kandungan lokal dalam hal ini menguntungkan sehingga dijadikan sebagai pemicu peningkatan ekspor. Selain itu umumnya banyak menyerap tenaga kerja yang bersifat padat karya. Kondisi di atas menunjukkan bahwa pertanian merupakan alternatif upaya yang terus didorong pengembangannya dalam rangka perolehan devisa sekaligus penyerapan tenaga kerja Nainggolan, 1998. Menurut Simatupang 2000, sektor pertanian mampu bertahan dan tetap tumbuh positif pada periode krisis. Bukti empiris menunjukkan ketika ekspor produksi nonpertanian akan melakukan pemutusan hubungan kerja, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian mengalami peningkatan. Fenomena ini menunjukkan tiga karakteristik sektor pertanian yang sangat esensial dalam pembangunan ekonomi yaitu: 1 Usaha pertanian berbasis pada sumberdaya domestik dan permintaan terhadap produknya tidak elastis terhadap pendapatan maupun harga sehingga tangguh dalam menghadapi gejolak ekonomi; 2 penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian sangat fleksibel sehingga sektor pertanian dapat berfungsi sebagai jaring pengaman dalam keadaan darurat, dan 3