Ruang Lingkup Penelitian The Role Investment Of Agricultural Sector In Economic Growth Jambi Provinces: " The Input-Output Approach And Analitycal Hierarchy Process (Ahp)”
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peranan Sektor Pertanian dalam Produk Domestik Regional Bruto
Tidak dipungkiri bahwa sektor pertanian adalah sektor utama dalam perekonomian nasional Indonesia, baik dilihat dari sumbangannya dalam
pendapatan nasional, maupun jumlah penduduk yang hidupnya tergantung padanya. Bahkan beberapa kali terbukti sektor pertanian menjadi semacam
penyangga perekonomian pada saat-saat resesi dunia memberikan pengaruh buruknya dan melemahkan sendi-sendinya.
Usaha sektor pertanian yang menggunakan kandungan lokal dalam hal ini menguntungkan sehingga dijadikan sebagai pemicu peningkatan ekspor. Selain itu
umumnya banyak menyerap tenaga kerja yang bersifat padat karya. Kondisi di atas menunjukkan bahwa pertanian merupakan alternatif upaya yang terus
didorong pengembangannya dalam rangka perolehan devisa sekaligus penyerapan tenaga kerja Nainggolan, 1998.
Menurut Simatupang 2000, sektor pertanian mampu bertahan dan tetap tumbuh positif pada periode krisis. Bukti empiris menunjukkan ketika ekspor
produksi nonpertanian akan melakukan pemutusan hubungan kerja, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian mengalami peningkatan. Fenomena ini
menunjukkan tiga karakteristik sektor pertanian yang sangat esensial dalam pembangunan ekonomi yaitu: 1 Usaha pertanian berbasis pada sumberdaya
domestik dan permintaan terhadap produknya tidak elastis terhadap pendapatan maupun harga sehingga tangguh dalam menghadapi gejolak ekonomi; 2
penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian sangat fleksibel sehingga sektor pertanian dapat berfungsi sebagai jaring pengaman dalam keadaan darurat, dan 3
produksi pertanian relatif stabil, karena memiliki keterkaitan antar sektoral yang luas dan sangat penting untuk pemantapan ketahanan pangan.
Krisis keuangan yang melanda Indonesia mempunyai dampak terhadap pertanian rakyat tetapi intensitas dampaknya tergantung pada sumber perolehan
bahan baku dari dalam dan luar negeri, dan struktur permodalan usaha agribisnis pertanian tersebut. Diperkirakan penyerapan tenaga kerja akan mengalami
kenaikan jika krisis keuangan menyebabkan harga output dan keuntungan komoditas pertanian meningkat, sebaliknya akan negatif terhadap pertanian rakyat
Tambunan, 2001. Bagi kaum klasik, pembentukan modal adalah pengeluaran yang akan
mempertinggi jumlah barang-barang modal dalam masyarakat. jika hal ini dapat ditingkatkan, maka dengan sendirinya produksi dan pendapatan nasional akan
bertambah tinggi dan pembangunan ekonomi akan tercipta Sukirno, 2007. Persamaan dasar ekonomi makro yang dapat dijelaskan adalah:
Y = C + I + G + X-M Secara sederhana bisa dilihat bahwa output daerah PDRB akan meningkat ketika
terjadi peningkatan pada konsumsi C, investasi I, pengeluaran pemerintah G, dan ekspor bersih X-M.
Produk domestik bruto merupakan jumlah barang dan jasa yang diproduksi didalam suatu negara. Pada kondisi keseimbangan, jumlah output yang
diproduksi sama dengan jumlah yang diminta. Produksi output menghasilkan pendapatan bagi yang memproduksinya. Bagian terbesar dari pendapatan tersebut
diterima oleh tenaga kerja dan pemilik modal. Nilai dari produk domestik bruto bergantung pada produksi fisik dan tingkat bunga. Inflasi adalah perubahan dari
tingkat harga sepanjang waktu. Peranan sektor pertanian terhadap produk domestik bruto ialah sektor pertanian menghasilkan sejumlah barang atau output
sebagai kontribusi terhadap pendapatan suatu negara. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi kerakyatan yang berbasis kepada
kegiatan pertanian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari strategi pembangunan wilayah secara menyeluruh yang tidak saja mengalokasikan secara
khusus kegiatan bisnis pertanian dengan wilayah pemasok sarana produksi pertanian, pengolahan produksi pertanian dan meningkatkan nilai tambah lainnya
dengan wilayah pasar yang luas, baik secara nasional, regional maupun internasional.