Keuangan dan Harga 1. Keuangan Negara

dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut salah satunya disumbangkan oleh peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar 30,01 persen. realisasi belanja daerah Pemerintah Provinsi Jambi tahun anggaran 2010 dibanding tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 3,41 persen dengan rincian belanja aparatur daerah turun sebesar 20,43 persen, belanja pelayanan publik meningkat sebesar 18,77 persen. Realisasi penerimaan pajakretribusi daerah yang dipungut melalui Dinas Pendapatan Provinsi Jambi Tahun 2010 mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yaitu sebesar 21,58 persen. Hasil pemungutan PBB menurut sektornya secara total mengalami kenaikan sebesar 2, 64 persen.

5.4.5.2. Perbankan dan Koperasi

Seiring dengan berkembangnya perekonomian Jambi menuntut perkembangan jasa keuangan khususnya perbankan untuk membuka cabangunit di daerah. Sampai dengan Tahun 2010 tercatat 238 unit kantor bank, terdiri dari kantor pusat, sebanyak 1 unit, kantor cabang 44 unit, kantor cabang pembantu 170 unit, dan kantor kas sebanyak 23 unit. Jumlah ini naik sebesar 21,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meningkatnya jumlah perbankan diiringi dengan meningkatnya posisi giro maupun posisi pinjaman, serta menurunnya deposito rupiah dan valas bank. Perekonomian kecil dan menengah masih sangan membutuhkan dukungan dengan diperlukannya pemberdayaan perkoperasian. Jumlah koperasi di Provinsi Jambi Tahun 2010 sebanyak 3 275 unit. Jumlah tersebut tersebar di seluruh kabupatenkota.

5.5. Pertumbuhan dan Penggunaan PDRB

Perkembangan ekonomi Provinsi Jambi pada Tahun 2010 relatif stabil dan cenderung mengalami perbaikan dibanding tahun sebelumnya. Setelah mengalami perlambatan pada tahun 2009, yaitu sebesar 6,39 persen, pada Tahun 2010 menjadi 7,31 persen. Peningkatan laju pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh distribusi penggunaan PDRB yang pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh produksi dan harga. Jika dilihat lebih rinci, hampir semua komponen PDRB penggunaan mengalami peningkatan pertumbuhan selama Tahun 2010. Akan tetapi beberapa komponen menunjukkan adanya pertumbuhan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba yaitu sebesar 27,09 persen. Komponen lain yang peningkatannya cukup tinggi adalah pengeluaran konsumsi pemerintah yaitu sebesar 8,49 persen. Komponen lain mengalami pertumbuhan yang lebih lambat. Komponen yang pertumbuhannya melambat dibanding tahun lalu adalah perubahan stok 7,52 mejadi 1,09 dan pengeluaran konsumsi makanan rumah tangga 5,72 menjadi 5,55.

5.6. Distribusi Penggunaan PDRB

Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih tetap merupakan komponen yang paling dominan jika dilihat dari sisi penggunaan PDRB di Provinsi Jambi. Kontribusi komponen ini sejak tahun 2000 selalu berada di atas 60 persen. Gambaran ini menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan digunakan untuk konsumsi rumah tangga baik itu berupa makanan maupun non makanan. Distribusi terbesar kedua adalah komponen pembentukan modal tetap bruto yaitu sebesar 18,18 persen. Selanjutnya adalah komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 17,83 persen. Pada Tahun 2010 pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba memberikan kontribusi terkecil yaitu sebesar 0,63 persen. Distribusi terkecil kedua terdapat pada ekspor netto. Ekspor netto yang merupakan selisih antara ekspor dan impor menyumbang sebesar minus 1,76 persen dari total PDRB Provinsi Jambi Tahun 2010.

5.7. Pengeluaran untuk Konsumsi

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Pada Tahun 2010 sebagian besar PDRB Penggunaan Provinsi Jambi digunakan untuk pengeluaran konsumsi, baik konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba maupun konsumsi pemerintah. PDRB Provinsi Jambi Tahun 2010 sebesar Rp 53,82 triliun, digunakan untuk konsumsi sebesar 43,67 triliun rupiah atau sekitar 81,14 persen. Pengeluaran konsumsi tersebut terbagi untuk konsumsi rumah tangga 33,73 triliun rupiah 62,67 persen, konsumsi pemerintah sebesar 9,6 triliun rupiah 17,83 persen dan sisanya merupakan konsumsi lembaga nirlaba. Pengeluaran untuk konsumsi lembaga nirlaba merupakan pengeluaran yang pertumbuhannya cepat diantara semua pengeluaran konsumsi. Pertumbuhan komponen ini Tahun 2010 mencapai 27,09 persen meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 18,71 persen. Kontribusi komponen ini terhadap PDRB sangat kecil yaitu hanya sekitar 0,63 persen dari total PDRB penggunaan. Sedangkan pengeluaran konsumsi pemerintah pada Tahun 2010 melambat lajunya menjadi 8,49 persen dengan kontribusinya terhadap PDRB mecapai 17,83 persen.