Analisis Simulasi Investasi Pertanian

Tabel 30. Proyeksi Permintaan Akhir 9 Sektor Ekonomi Tahun 2012 Milyar Rupiah Sektor Uraian Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah PMTB Perubahan Stok Ekspor Permintaan Akhir 1.a Tanaman Bahan Makanan 3 177,53 5,23 152,31 296,73 3 631,81 1.b Tanaman Perkebunan 346,68 22,71 522,07 6 156,07 7 047,55 1.c Peternakan 1 612,55 36,77 25,81 1,12 1 676,26 1.d Kehutanan 75,92 5,91 233,52 306,28 621,65 1.e Perikanan 1 040,18 116,06 43,87 1 200,12 2 Pertambangan Migas dan Nonmigas serta Penggalian 42,01 520,64 231,43 11 433,97 12 228,06 3.a Industri Minyak Kelapa 375,68 4,61 437,62 817,91 3.b Industri CPO 627,06 16,74 2 930,22 3 574,02 3.c Industri Penggilingan, Padi, Biji-bijian dan Tepung 3 616,40 3,88 6 59 0,82 3 627,71 3.d Industri Makanan Lainnya 2 928,00 69,81 2,92 3 000,75 3.e Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 201,67 5,47 0,48 1,31 208,93 3.f Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu. 0,86 2,58 185,14 188,58 3.g Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 360,45 4,03 203,04 1 921,19 2 488,72 3.h Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu 770,10 51,72 282,26 1,72 1,14 1 106,95 3.i Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 560,05 6,46 16,85 3 439,78 4 023,15 3.j Industri Kertas dan Barang dari Kertas 81,05 71,54 71,34 0,584 217,90 442,43 3.k Industri Lainnya 1 477,83 503,42 2 172,33 75,67 702,92 4 932,19 4 Listrik dan Air Minum 1 971,46 116,89 433,83 2 522,19 5 Bangunan 4 018,17 3 396,95 6 188,15 13 603,29 6.a Perdagangan 2,048,49 131,01 256,30 2 322,88 4 758,69 6.b Hotel dan Restoran 2 552,07 904,29 3 456,37 7.a Angkutan dan Jasa Angkutan 3 541,69 748,64 396,73 1 495,83 6 182,90 7.b Komunikasi 436 59 128,98 5,12 570,70 8 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan 1 391,01 533,17 121,96 2 046,14 9 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 4 340,21 3 779,69 8 119,90 Jumlah 37 593,80 10 452,12 10 639,29 1 494,07 31 897,79 92 077,08 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Tabel 30 menunjukkan bahwa output sektor pertanian yang terbentuk sebagai akibat dari konsumsi rumah tangga sebesar Rp 6 252,88 milyar, untuk konsumsi pemerintah tidak terdapat kontribusi sektor pertanian, pembentukan modal tetap bruto Rp 186,70 milyar, perubahan stok sebesar Rp 933,72 milyar, dan ekspor sebesar Rp 6 804,09 milyar. Jumlah permintaan akhir sektor pertanian ini adalah sebesar Rp 14 177,40 milyar. Sektor pertanian merupakan sektor terbesar dalam kontribusinya terhadap permintaan akhirnya dari total proyeksi permintaan akhir terhadap perekonomian Provinsi Jambi tahun 2012. Ini menunjukkan bahwa sebesar 15,39 persen sektor pertanian telah menyumbangkan outputnya untuk kesejahteraan dan peningkatan perekonomian Provinsi Jambi. 6.6.2. Dampak Simulasi Investasi Sub Sektor Tanaman Pangan dan Bahan Makanan Sebesar Rp 150 Milyar Proyeksi Tahun 2012 Berdasarkan Tabel 31 dapat diketahui bahwa investasi pada sub sektor tanaman bahan makanan sebesar Rp 150 milyar dapat meningkatkan output diseluruh sektor perekonomian sebesar Rp 165,90 milyar. Dari jumlah tersebut, Rp 154,02 milyar atau persentase perubahannya sebesar 92,84 persen merupakan dampak langsung. Dampak langsung ini menunjukkan bahwa dengan investasi di sub sektor tanaman bahan makanan sebesar Rp 150 milyar maka akan menciptakan output di sub sektor ini sendiri sebesar Rp 165,90 milyar. Dampak tidak langsung terhadap sektor-sektor lain sebesar 7,06. Ini menunjukkan bahwa dengan investasi sebesar Rp 150 milyar terhadap sub sektor tanaman bahan makanan akan berdampak positif dan akan meningkatkan output sub sektor tanaman bahan makanan lainnya sebesar 92,84 persen. Investasi di sub sektor tanaman bahan makanan sebesar Rp 150 milyar mampu meningkatkan pendapatan di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 29,44 milyar. Dampak langsung yang ditimbulkan karena adanya investasi di sub sektor ini sebesar Rp 26,34 milyar atau persentase perubahannya sebesar 72,85 140 persen yang merupakan pendapatan yang dapat diterima oleh tenaga kerja di sub sektor tanaman bahan makanan sendiri, sedangkan dampak tidak langsung terhadap sektor ekonomi lainnya sebesar 27,15 persen. Investasi sebesar Rp 150 milyar sangat berpengaruh besar terhadap pendapatan pada sub sektor tanaman bahan makanan. Tabel 31. Dampak Investasi Sub Sektor Tanaman Pangan dan Bahan Makanan Sebesar Rp 150 milyar Terhadap Pembentukan Output Milyar Rupiah, Pendapatan Milyar Rupiah, dan Tenaga Kerja Orang Proyeksi Tahun 2012 Kode Uraian Output Pendapatan Tenaga Kerja Nilai Nilai Nilai 1.a Tanaman Bahan Makanan 154,02 92,84 26,34 72,85 1.336 90,07 1.b Tanaman Perkebunan 0,10 0,07 0,01 0,04 1 0,07 1.c Peternakan 1,28 0,78 0,22 0,76 11 0,80 1.d Kehutanan 0,14 0,09 0,03 0,10 2 0,14 1.e Perikanan 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00 2 Pertambangan Migas dan Nonmigas serta Penggalian 0,31 0,19 0,03 0,11 0,00 3.a Industri Minyak Kelapa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.b Industri CPO 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.c Industri Penggilingan, Padi, Biji- bijian dan Tepung 0,01 0,01 0,00 3,02 3,50 3.d Industri Makanan Lainnya 0,01 0,11 0,04 0,14 0,00 3.e Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.f Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu 0,02 0,02 0,00 0,01 0,00 3.g Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.h Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.i Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 0,31 0,19 0,05 0,18 0,00 3.j Industri Kertas dan Barang dari Kertas 0,01 0,01 0,00 0,01 0,00 3.k Industri Lainnya 3,82 2,30 1,07 3,64 3 0,22 4 Listrik dan Air Minum 0,09 0,06 0,02 0,07 3,03 5 Bangunan 0,38 0,23 0,16 3,60 1 0,07 6.a Perdagangan 0,92 0,56 0,16 0,56 5 0,36 6.b Hotel dan Restoran 0,04 0,03 0,00 0,03 0,00 7.a Angkutan dan Jasa Angkutan 1,42 0,86 0,24 0,82 5 0,36 7.b Komunikasi 0,10 0,06 0,02 0,08 0,00 8 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,03 1,23 0,56 1,91 4 0,29 9 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 0,60 0,36 0,44 1,50 14 1,01 Jumlah 165,90 100,00 29,44 100,00 1.383 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. 141 Sedangkan dari sisi tenaga kerja, investasi di sub sektor tanaman bahan makanan sebesar Rp 150 milyar mampu menyerap tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sebesar 1 383 orang. Dampak langsung yang ditimbulkan karena adanya investasi di sub sektor ini sebesar 1 336 orang atau persentase perubahannya sebesar 90,07 persen, nilai tersebut menunjukkan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sub sektor tanaman bahan makanan sendiri guna meningkatkan outputnya. Dampak tidak langsung terhadap sektor lain adalah sebesar 9,93 persen. Secara keseluruhan dampak investasi sebesar Rp 150 milyar terhadap sub sektor tanaman bahan makanan sangat berpengaruh pada pembentukan output yaitu dengan persentase 92,84 persen dibandingkan dengan pembentukan tenaga kerja dan pendapatan yaitu masing-masing dengan persentase sebesar 90,07 persen dan 89,47 persen. 6.6.3. Dampak Simulasi Investasi Sub Sektor Perkebunan Sebesar Rp 150 Milyar Proyeksi Tahun 2012 Berdasarkan Tabel 32 dapat diketahui bahwa investasi pada sub sektor perkebunan sebesar Rp 150 milyar dapat meningkatkan output di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 211,34 milyar. Dari jumlah tersebut, Rp 182,70 milyar atau persentase perubahannya sebesar 86,45 persen merupakan dampak langsung. Dampak langsung ini menunjukkan bahwa dengan investasi di sub sektor perkebunan sebesar Rp 150 milyar maka akan menciptakan output di sub sektor ini sendiri sebesar Rp 182,70 milyar. Dampak tidak langsung terhadap sektor lain sebesar 13,55 persen. Dari sisi pendapatan, investasi di sub sektor perkebunan sebesar Rp 150 milyar mampu meningkatkan pendapatan di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 39,80 milyar. Dampak tidak langsung yang ditimbulkan karena adanya investasi di sub sektor ini sebesar Rp 31,74 milyar atau persentase perubahannya sebesar 89,47 persen merupakan pendapatan yang dapat diterima oleh tenaga kerja di sub sektor perkebunan sendiri. Dampak tidak lansung terhadap sektor lain sebesar 10,53 persen. Tabel 32. Dampak Investasi Sub Sektor Perkebunan Sebesar Rp 150 milyar Terhadap Pembentukan Output Milyar Rupiah, Pendapatan Milyar Rupiah, dan Tenaga Kerja Orang Proyeksi Tahun 2012 Kode Uraian Output Pendapatan Tenaga Kerja Nilai Nilai Nilai 1.a Tanaman Bahan Makanan 0,08 0,04 0,01 0,05 1 0,08 1.b Tanaman Perkebunan 182,70 86,45 31,74 89,47 1.610 96,60 1.c Peternakan 0,14 0,07 0,02 0,08 1 0,08 1.d Kehutanan 0,10 0,05 0,02 0,07 1 0,08 1.e Perikanan 0,02 0,01 0,00 0,01 0,00 2 Pertambangan Migas dan Nonmigas serta Penggalian 0,22 0,11 0,02 0,07 0,00 3.a Industri Minyak Kelapa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.b Industri CPO 0,01 0,01 0,00 0,02 0,00 3.c Industri Penggilingan, Padi, Biji-bijian dan Tepung 0,02 0,01 0,00 0,02 0,00 3.d Industri Makanan Lainnya 0,49 0,23 0,11 0,38 0,00 3.e Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,04 0,02 0,00 0,02 0,00 3.f Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu 0,09 0,04 0,01 0,03 0,00 3.g Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 0,01 0,01 0,00 0,01 0,00 3.h Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu 0,01 0,01 0,00 0,01 0,00 3.i Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 0,08 0,04 0,01 0,05 0,00 3.j Industri Kertas dan Barang dari Kertas 0,13 0,06 0,01 0,05 0,00 3.k Industri Lainnya 2,69 1,28 0,75 0,55 2 0,16 4 Listrik dan Air Minum 0,39 0,19 0,08 0,28 1 0,08 5 Bangunan 1,69 0,80 0,74 0,50 6 0,40 6.a Perdagangan 4,38 2,07 0,78 2,00 22 1,81 6.b Hotel dan Restoran 0,34 0,16 0,05 0,12 2 0,16 7.a Angkutan dan Jasa Angkutan 3,91 1,85 0,65 2,21 13 1,07 7.b Komunikasi 0,30 0,14 0,06 0,22 1 0,08 8 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan 11,27 5,33 3,10 8,45 20 1,14 9 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 2,12 1,01 1,55 2,24 51 1,19 Jumlah 211,34 100,00 39,80 100,00 1.731 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. 143 Jika dilihat dari sisi tenaga kerja, investasi di sub sektor perkebunan sebesar Rp 150 milyar mampu menyerap tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sebesar 1 731 orang. Dampak langsung yang ditimbulkan karena adanya investasi di sub sektor ini sebesar 1 610 orang atau persentase perubahannya sebesar 96,60 persen, nilai tersebut menunjukkan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sub sektor perkebunan sendiri guna meningkatkan outputnya. Dampak tidak langsung terhadap sektor lain adalah sebesar 3,40 persen. Dampak investasi sebesar Rp 150 milyar rupiah sangat mempengaruhi pembentukan tenaga kerja di sub sektor perkebunan yaitu dengan persentase sebesar 96,60 persen, diikuti dengan pembentukan pendapatan dan output. 6.6.4. Dampak Simulasi Investasi Sub Sektor Peternakan Sebesar Rp 150 Milyar Proyeksi Tahun 2012 Berdasarkan Tabel 33 dapat diketahui bahwa investasi pada sub sektor peternakan sebesar Rp 150 milyar dapat meningkatkan output di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 202,04 milyar. Dari jumlah tersebut, Rp 151,64 milyar atau persentase perubahannya sebesar 75,06 persen merupakan dampak langsung. Dampak langsung ini menunjukkan bahwa dengan investasi di sub sektor peternakan sebesar Rp 150 milyar maka akan menciptakan output di sub sektor ini sendiri sebesar Rp 151,64 milyar. Dampak tidak langsung terhadap output sektor lain akibat investasi sebesar Rp 150 milyar pada sub sektor peternakan adalah sebesar 24,94 persen. Terkait dengan pendapatan, investasi di sub sektor peternakan Rp 150 milyar mampu meningkatkan pendapatan di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 39,51 milyar. Dampak langsung yang ditimbulkan karena adanya investasi di sub sektor ini sebesar Rp 26,34 milyar atau persentase perubahannya sebesar 66,68 persen merupakan pendapatan yang dapat diterima oleh tenaga kerja di sub sektor peternakan sendiri. Dampak tidak langsung dari investasi ini terhadap pendapatan sektor lain adalah sebesar 33,32 persen. Tabel 33. Dampak Investasi Sub Sektor Peternakan Sebesar Rp 150 milyar Terhadap Pembentukan Output Milyar Rupiah, Pendapatan Milyar Rupiah, dan Tenaga Kerja Orang Proyeksi Tahun 2012 Kode Uraian Output Pendapatan Tenaga Kerja Nilai Nilai Nilai 1.a Tanaman Bahan Makanan 4.010 1,98 0,68 1,74 35 2,36 1.b Tanaman Perkebunan 1,87 0,93 0,22 0,56 11 0,74 1.c Peternakan 151,64 75,06 26,34 66,68 1.337 90,34 1.d Kehutanan 0,39 0,20 0,08 0,20 4 0,27 1.e Perikanan 0,02 0,01 0,00 0,01 0,00 2 Pertambangan Migas dan Nonmigas serta Penggalian 1,43 0,71 0,13 0,35 1 0,07 3.a Industri Minyak Kelapa 0,19 0,10 0,05 0,13 0,00 3.b Industri CPO 0,50 0,25 0,12 0,31 0,00 3.c Industri Penggilingan, Padi, Biji- bijian dan Tepung 0,80 0,40 0,14 0,36 0,00 3.d Industri Makanan Lainnya 18,83 9,32 4,28 10,84 11 0,74 3.e Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.f Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu 0,17 0,09 0,02 0,05 0,00 3.g Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 0,05 0,02 0,00 0,02 0,00 3.h Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu 0,01 0,01 0,00 0,01 0,00 3.i Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 0,32 0,16 0,05 0,13 0,00 3.j Industri Kertas dan Barang dari Kertas 0,05 0,03 0,00 0,02 0,00 3.k Industri Lainnya 1,05 0,52 0,29 0,75 1 0,07 4 Listrik dan Air Minum 1,36 0,68 0,29 0,74 2 0,14 5 Bangunan 9,75 4,83 4,27 10,81 34 2,30 6.a Perdagangan 2,29 1,14 0,41 1,04 12 0,81 6.b Hotel dan Restoran 0,12 0,06 0,02 0,05 1 0,07 7.a Angkutan dan Jasa Angkutan 1,90 0,94 0,31 0,81 6 0,41 7.b Komunikasi 0,33 0,17 0,07 0,18 1 0,07 8 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,16 2,06 1,14 2,90 7 0,47 9 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 0,70 0,35 0,51 1,30 17 1,15 Jumlah 202,04 100,00 39,51 100,00 1.480 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. 145 Investasi di sub sektor peternakan sebesar Rp 150 milyar mampu menyerap tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sebesar 1 480 orang. Dampak langsung yang ditimbulkan karena adanya investasi di sub sektor ini sebesar 1 337 orang atau persentase perubahannya sebesar 90,34 persen, nilai tersebut menunjukkan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sub sektor peternakan sendiri guna meningkatkan outputnya. Dampak investasi sebesar Rp 150 milyar terhadap sub sektor peternakan memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan tenaga kerja yaitu sebesar 90,34 persen, diikuti dengan pembentukan output dan pembentukan pendapatan masing-masing sebesar 75,06 persen dan 66,68 persen. 6.6.5. Dampak Simulasi Investasi Sub Sektor Kehutanan Sebesar Rp 150 Milyar Proyeksi Tahun 2012 Berdasarkan Tabel 34 dapat diketahui bahwa investasi pada sub sektor kehutanan sebesar Rp 150 milyar dapat meningkatkan output di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 186,73 milyar. Dari jumlah tersebut, Rp 154,69 milyar atau persentase perubahannya sebesar 82,84 persen merupakan dampak langsung. Dampak langsung ini menunjukkan bahwa dengan investasi di sub sektor kehutanan sebesar Rp 150 milyar maka akan menciptakan output di sub sektor ini sendiri sebesar Rp 154,69 milyar. Dampak tidak langsung terhadap sektor lain akibat investasi ini adalah sebesar 17,16 persen. Dampak terhadap pendapatan, investasi di sub sektor kehutanan sebesar Rp 150 milyar mampu meningkatkan pendapatan di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 31,42 milyar. Dampak langsung yang ditimbulkan karena adanya investasi di sub sektor ini sebesar Rp 21,62 milyar atau persentase perubahannya 146 sebesar 76,43 persen merupakan pendapatan yang dapat diterima oleh tenaga kerja di sub sektor kehutanan sendiri. Dampak tidak langsung terhadap pendapatan sektor lain adalah sebesar 23,57 persen. Tabel 34. Dampak Investasi Sub Sektor Kehutanan Sebesar Rp 150 milyar Terhadap Pembentukan Output Milyar Rupiah, Pendapatan Milyar Rupiah, dan Tenaga Kerja Orang Proyeksi Tahun 2013 Kode Uraian Output Pendapatan Tenaga Kerja Nilai Nilai Nilai 1.a Tanaman Bahan Makanan 0,06 0,03 0,01 0,02 1 0,06 1.b Tanaman Perkebunan 0,32 0,17 0,03 0,09 2 0,11 1.c Peternakan 0,05 0,03 0,00 0,02 0,00 1.d Kehutanan 154,69 82,84 21,62 76,43 1.097 91,53 1.e Perikanan 0,04 0,02 0,000 0,01 0,00 2 Pertambangan Migas dan Nonmigas serta Penggalian 0,48 0,26 0,04 0,11 0,00 3.a Industri Minyak Kelapa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.b Industri CPO 0,01 0,01 0,00 0,01 0,00 3.c Industri Penggilingan, Padi, Biji-bijian dan Tepung 0,03 0,02 0,00 0,02 0,00 3.d Industri Makanan Lainnya 0,09 0,05 0,02 0,05 0,00 3.e Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,07 0,04 0,00 0,02 0,00 3.f Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu 0,20 0,11 0,02 3,06 3,09 3.g Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 0,01 0,01 0,00 2,01 0,00 3.h Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu 0,01 0,01 0,00 2,59 0,00 3.i Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 0,41 0,22 0,06 0,17 0,00 3.j Industri Kertas dan Barang dari Kertas 0,33 0,18 0,03 0,09 0,40 3.k Industri Lainnya 5,77 3,09 1,62 3,90 4 0,23 4 Listrik dan Air Minum 0,58 0,31 0,12 0,30 1 0,06 5 Bangunan 3,34 1,79 1,46 3,52 12 0,68 6.a Perdagangan 2,46 1,32 0,44 1,06 13 0,74 6.b Hotel dan Restoran 0,73 0,40 0,11 0,28 3 0,17 7.a Angkutan dan Jasa Angkutan 4,40 2,36 0,74 1,78 15 0,85 7.b Komunikasi 0,27 0,15 0,05 0,14 1 0,06 8 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan 8,87 4,75 2,44 5,88 15 0,85 9 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 3,41 1,83 2,49 6,01 82 4,66 Jumlah 186,73 100,00 31,42 100,00 1.246 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Sedangkan untuk tenaga kerja, investasi di sub sektor kehutanan sebesar Rp 150 milyar mampu menyerap tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian 147 sebanyak 1 246 orang. Dampak langsung yang ditimbulkan karena adanya investasi di sub sektor ini sebesar 1 097 orang atau persentase perubahannya sebesar 91,53 persen, nilai tersebut menunjukkan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sub sektor kehutanan sendiri guna meningkatkan outputnya. Dampak tidak langsung terhadap pembentukan tenaga kerja sektor lain adalah sebesar 8,47 persen. Dampak investasi sebesar Rp 150 milyar terhadap sub sektor kehutanan sangat mempengaruhi pembentukan tenaga kerja di sub sektor ini, diikuti dengan pembentukan output dan pendapatan. 6.6.6. Dampak Simulasi Investasi Sub Sektor Perikanan Sebesar Rp 150 Milyar Proyeksi Tahun 2012 Berdasarkan Tabel 35 dapat diketahui bahwa investasi pada sub sektor perikanan sebesar Rp 150 milyar dapat meningkatkan output di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 199,64 milyar. Dari jumlah tersebut, Rp 157,37 milyar atau persentase perubahannya sebesar 78,82 persen merupakan dampak langsung. Dampak langsung ini menunjukkan bahwa dengan investasi di sub sektor perikanan sebesar Rp 150 milyar maka akan menciptakan output di sub sektor ini sendiri sebesar Rp 157,37 milyar. Dampak tidak langsung terhadap pembentukan output sektor lain adalah sebesar 21,18 persen. Dari sisi pendapatan, investasi di sub sektor perikanan sebesar Rp 150 milyar mampu meningkatkan pendapatan di seluruh sektor perekonomian sebesar Rp 25,11 milyar. Dampak langsung yang ditimbulkan karena adanya investasi di sub sektor ini sebesar Rp 15,51 milyar atau persentase perubahannya sebesar 61,78 persen merupakan pendapatan yang dapat diterima oleh tenaga kerja di sub sektor perikanan sendiri. Dampak tidak langsung yang diakibatkan oleh vampak 148 investasi terhadap pembentukan pendapatan sektor lain adalah sebesar 38,22 persen. Tabel 35. Dampak Investasi Sub Sektor Perikanan Sebesar Rp 150 milyar Terhadap Pembentukan Output Milyar Rupiah, Pendapatan Milyar Rupiah, dan Tenaga Kerja Orang Proyeksi Tahun 2012 Kode Uraian Output Pendapatan Tenaga Kerja Nilai Nilai Nilai 1.a Tanaman Bahan Makanan 0,21 0,11 0,03 0,14 2 0,22 1.b Tanaman Perkebunan 0,24 0,12 0,02 0,12 1 0,11 1.c Peternakan 0,74 0,37 0,12 0,51 7 0,76 1.d Kehutanan 0,09 0,05 0,02 0,08 1 0,11 1.e Perikanan 157,35 78,82 15,51 61,78 787 85,08 2 Pertambangan Migas dan Nonmigas serta Penggalian 0,29 0,15 0,02 0,12 0,00 3.a Industri Minyak Kelapa 0,01 0,01 0,00 0,01 0,00 3.b Industri CPO 0,04 0,02 0,01 0,04 0,00 3.c Industri Penggilingan, Padi, Biji- bijian dan Tepung 0,07 0,04 0,01 0,05 0,00 3.d Industri Makanan Lainnya 0,90 0,45 0,20 0,82 1 0,11 3.e Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,13 0,07 0,01 0,07 0,00 3.f Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu 0,13 0,07 0,01 0,06 0,00 3.g Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 0,01 0,01 0,00 0,01 0,00 3.h Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.i Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 0,65 0,33 0,10 0,43 0,00 3.j Industri Kertas dan Barang dari Kertas 0,16 0,08 0,02 0,08 0,00 3.k Industri Lainnya 3,52 1,76 0,98 3,93 3 0,32 4 Listrik dan Air Minum 3,13 1,57 0,67 2,68 4 0,43 5 Bangunan 1,81 0,91 0,79 3,15 6 0,65 6.a Perdagangan 3,19 1,60 0,57 2,28 16 1,73 6.b Hotel dan Restoran 1,45 0,73 0,23 0,93 7 0,76 7.a Angkutan dan Jasa Angkutan 15,81 7,92 2,65 10,58 52 5,62 7.b Komunikasi 0,32 0,16 0,07 0,28 1 0,11 8 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan 8,39 4,20 2,31 9,20 15 1,62 9 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 0,90 0,45 0,66 2,64 22 2,38 Jumlah 199,64 100,00 25,11 100,00 925 100,00 Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor diolah. Jika dilihat dari sisi tenaga kerja, investasi di sub sektor perikanan sebesar Rp 150 milyar mampu menyerap tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sebanyak 925 orang. Dampak langsung yang ditimbulkan karena adanya investasi 149 di sub sektor ini sebanyak 787 orang atau persentase perubahannya sebesar 85,08 persen. Nilai tersebut menunjukkan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sub sektor perikanan sendiri guna meningkatkan outputnya. Dampak tidak langsung terhadap pembentukan tenaga kerja sektor lain sebesar 14,92 persen. Dampak investasi sebesar Rp 150 milyar terhadap sub sektor perikanan ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan tenaga kerja yaitu sebesar 85,08 persen, diikuti dengan pembentukan output dan pembentukan pendapatan masing- masing sebesar 72,82 persen dan 61,78 persen. Dampak investasi sebesar Rp 150 milyar di tahun 2013 menunjukkan dampak sangat besar terhadap sub sektor perkebunan. Simulasi yang dilakukan pada tahun 2013 menyebabkan peningkatan terhadap pembentukan output, pendapatan dan tenaga kerja, masing-masing sebesar 92,84; 89,47; dan 96,60. Pengaruh dampak investasi ini paling besar terhadap pembentukan tenaga kerja. Dapat dismpulkan bahwa dengan adanya injeksi sebesar Rp 150 milyar ini sangat berpengaruh atau berdampak positif terhadap sub sektor perkebunan. Nilai dampak investasi sub sektor pertanian terbesar pada sub sektor perkebunan tersebut merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Simbolon 2004 yang meneliti tentang dampak investasi sektor pertanian terhadap perekonomian provinsi Sumatera Utara, yang menunjukkan bahwa dampak total investasi sektor pertanian terbesar terhadap peningkatan output adalah pada sub sektor tanaman bahan makanan sebesar Rp 133,46 milyar. Dampak total investasi terbesar terhadap peningkatan pendapatan adalah pada sub sektor peternakan sebesar Rp 4,61 milyar. Sedangkan dampak total investasi sektor pertanian terbesar terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja ditempati oleh sub sektor perkebunan sebanyak 6.970 orang.

6.7. Potensi, Kebijakan dan Perkembangan Investasi Provinsi Jambi

Potensi ekonomi dan letak geografis yang strategis merupakan keunggulan yang dimiliki Provinsi Jambi dalam pembangunan daerahnya, sehingga untuk mengetahui secara menyeluruh tentang iklim dan investasi Provinsi Jambi perlu mengetahui tentang potensi ekonomi dan perkembangan investasi baik investasi pemerintah maupun swasta khusunya PMA dan PMDN. investasi sangat diperlukan untuk menunjang baik pertumbuhan ekonomi maupun kesempatan kerja. Oleh karena itu upaya untuk menarik investor menanamkan modalnya secara intensif selalu dilaksanakan oleh pemerintah Saana Hadi, 2008. Keberhasilan daerah untuk meningkatkan daya saing terhadap investasi salah satunya bergantung kepada kemampuan daerah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan investasi dan dunia usaha, serta peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Hal yang juga penting untuk diperhatikan dalam upaya menarik investor, selain makroekonomi yang kondusif, juga adanya pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur dalam artian luas. Kondisi inilah yang mampu menggerakan sektor swasta untuk ikut serta dalam menggerakkan roda ekonomi. Bagi investor, informasi mengenai potensi investasi dan iklim investasi daerah sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan lokasi untuk investasi. Tetapi hal ini tidak cukup sampai sebatas ketersediaan informasi saja. Diperlukan rangkaian upaya untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai iklim investasi di berbagai daerah, untuk membantu para investor dalam membuat keputusan lokasi investasinya KPPOD, 2010. 151

6.7.1. Struktur Hirarki Pemilihan Kebijakan Investasi Sektor Pertanian

Berdasarkan hasil diskusi dengan pakar investasi, pemerintah dan pengusaha dengan menggunakan beberapa sumber daya tarik investasi menurut KPPOD dan Bank Dunia terkait faktor-faktor yang mempengaruhi investasi di sektor pertanian, ditetapkan 4 level yang mempengaruhi investasi sektor pertanian di Provinsi Jambi yaitu Faktor investasi di sektor pertanian level 1, pelaku level 2, kendala level 3, dan pemilihan kebijakan level 4. Gambar 7. Struktur Hirarki Pemilihan Kebijakan Investasi Sektor Pertanian Berdasarkan hasil kuisioner Analitytical Hierarchy Process AHP dari beberapa ahli investasi di Provinsi Jambi, maka dapat diuraikan beberapa pelaku yang mempengaruhi invetasi sektor pertanian dan juga faktor-faktor serta kendala- kendala yang mempengaruhi investasi. Ekonomi Ketenagakerjaan Faktor Pelaku Kendala Pemilihan Kebijakan BAPEDDA Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Promosi Investasi dan Koordinasi antar Peningkatan Sarana Teknologi Peningkatan Kualitas SDM Tenaga Kerja Peningkatan Jumlah Produksi dan Ekspor Barang Infrastruktur Kapasitas Produksi Teknologi Ketersedi aan Air Bersih dan Listrik KADIN Prov. Jambi Ketersed iaan Jalan Raya Ketersedi aan Modal dan Pasar Ketersedia an Alat Produksi Teknologi Infokom Upah Tenaga Kerja PENGUSAHA 1 Pendidikan Tenaga Kerja Kemampuan Produksi dan Memanfaatkan Potensi Daerah PENGUSAHA 2 Komisi II DPRD Tk.1 PEMILIHAN KEBIJAKAN INVESTASI BKPMD