Kendala Investasi Sektor Pertanian

listrik yang dialami oleh Provinsi Jambi dalam tahun belakangan ini, juga dirasakan cukup mengganggu kalangan dunia usaha. Suatu kegiatan usaha tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan infrastruktur fisik. Semakin besar skala usaha, maka kebutuhan akan infrastruktur fisik juga semakin besar. Infrastruktur fisik merupakan pendukung bagi kelancaran kegiatan usaha. Tabel 38. Urutan Nilai Proiritas Kendala Untuk Faktor Infrastruktur Pelaku Kendala Nilai Prioritas BAPEDDA Ketersediaan air bersih dan listrik 0,520 1 Ketersediaan jalan raya 0,255 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,045 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,045 3 Upah tenaga kerja 0,045 3 Pendidikan tenaga kerja 0,045 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,045 3 BKPMD Ketersediaan air bersih dan listrik 0,582 1 Ketersediaan jalan raya 0,222 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,039 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,039 3 Upah tenaga kerja 0,039 3 Pendidikan tenaga kerja 0,039 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,039 3 Komisi II DPRD Tk 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,576 1 Ketersediaan jalan raya 0,248 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,035 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,035 3 Upah tenaga kerja 0,035 3 Pendidikan tenaga kerja 0,035 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,035 3 KADIN Ketersediaan air bersih dan listrik 0,520 1 Ketersediaan jalan raya 0,255 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,045 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,045 3 Upah tenaga kerja 0,045 3 Pendidikan tenaga kerja 0,045 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,045 3 Pengusaha 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,576 1 Ketersediaan jalan raya 0,248 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,035 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,035 3 Upah tenaga kerja 0,035 3 Pendidikan tenaga kerja 0,035 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,035 3 Pengusaha 2 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,520 1 Ketersediaan jalan raya 0,255 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,045 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,045 4 Upah tenaga kerja 0,045 3 Pendidikan tenaga kerja 0,045 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,045 3 Potensi ekonomi bisa dilihat dari potensi yang berbasis sumber daya alam, maupun potensi akibat bentukan karena didorong oleh aktivitas usaha atau adanya investasi. Kedua aspek tersebut harus dapat berjalan selaras agar tercipta pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan struktur ekonomi yang kuat sehingga dapat memacu kemajuan perekonomian daerah, peningkatan daya beli, dan sikap mental masyarakat yang mendorong kearah kemajuan dan modern. Faktor Ekonomi Daerah suatu daerah yang merupakan pertimbangan yang sangat penting dalam keputusan berinvestasi KPPOD, 2010. Pada Tabel 38, kendala utama yang dihadapi oleh pelaku-pelaku investasi sektor pertanian terhadap faktor ifrastruktur adalah ketersedian air bersih dan listrik yang diikuti dengan ketersediaan jalan raya. Bagi BAPEDDA ketersediaan air bersih dan listrik memiliki nilai 0,520, sedangkan untuk kendala ketersediaan jalan raya meliki nilai 0,255. Ketersediaan air bersih dan listrik di daerah memiliki peranan yang cukup besar terhadap keputusan BAPEDDA untuk menentukan kelayakan investasi di Provinsi jambi. Ini dikarenakan air dan listrik merupakan sumber kehidupan dan energi dalam menjalankan suatu aktivitas hidup maupun aktivitas ekonomi dimana tanpa dua hal ini dan ditambah ketersediaan jalan raya akan menghambat perkembangan suatu usaha investasi. Hal yang sama dialami oleh pelaku investasi, yaitu BKPMD yang menganggap ketersediaan air bersih dan listrik sebagai kendala utama dengan nilai 0,582, berikutnya Komisi II DPRD Tk I Provinsi Jambi dengan nilai 0,576, KADIN Provinsi Jambi dengan nilai 0,520, pengusaha 1 dengan nilai 0,576 dan terakhir pengusaha 2 dengan nilai 0,520. Seluruh pelaku investasi ini menilai bahwa kendala utama terkait dengan faktor infrastruktur sebagai faktor yang mempengaruhi pelaku memutuskan kebijakan untuk berinvestasi adalah ketersediaan air bersih dan listrik. Tabel 39. Urutan Nilai Proiritas Kendala Untuk Faktor Ekonomi Pelaku Kendala Nilai Prioritas BAPEDDA Ketersediaan air bersih dan listrik 0,072 2 Ketersediaan jalan raya 0,072 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,580 1 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,069 3 Upah tenaga kerja 0,069 3 Pendidikan tenaga kerja 0,069 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,069 3 BKPMD Ketersediaan air bersih dan listrik 0,130 2 Ketersediaan jalan raya 0,130 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,397 1 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,086 3 Upah tenaga kerja 0,086 3 Pendidikan tenaga kerja 0,086 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,086 3 Komisi II DPRD Tk 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,084 2 Ketersediaan jalan raya 0,084 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,512 1 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,080 3 Upah tenaga kerja 0,080 3 Pendidikan tenaga kerja 0,080 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,080 3 KADIN Ketersediaan air bersih dan listrik 0,091 2 Ketersediaan jalan raya 0,091 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,455 1 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,091 2 Upah tenaga kerja 0,091 2 Pendidikan tenaga kerja 0,091 2 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,091 2 Pengusaha 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,067 2 Ketersediaan jalan raya 0,067 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,600 1 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,067 2 Upah tenaga kerja 0,067 2 Pendidikan tenaga kerja 0,067 2 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,067 2 Pengusaha 2 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,067 2 Ketersediaan jalan raya 0,067 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,600 1 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,067 2 Upah tenaga kerja 0,067 2 Pendidikan tenaga kerja 0,067 2 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,067 2 Kendala utama yang dihadapi pelaku-pelaku investasi dalam memutuskan kebijakan investasinya terkait dengan faktor ekonomi Tabel 39 sebagai faktor 164 yang mempengaruhi kebijakan investasi sektor pertanian di Provinsi Jambi adalah ketersediaan modal dan pasar. BAPEDDA sebagai lembaga pemerintah dengan nilai 0,580, untuk BKPMD memiliki nilai 0,397, Komisi II DPRD Tk I Provinsi Jambi dengan nilai 0,512, KADIN Provinsi Jambi dengan nilai 0,455, dan pengeusaha 1 dan pengusaha 2 memiliki nilai yang sama terhadap kendala ini yaitu dengan nilai 0,600. Ketersediaan modal dan pasar sangat penting dalam kaitannya dengan kebijakan investasi. Modal dan pasar menjadi kendala utama dalam faktor ekonomi ini. Hal ini dikarenakan ketersediaan modal menjadi pokok penting dalam menjalankan suatu usaha, dan ketersediaan pasar merupakan tujuan utama suatu output akan didistribusikan, sulitnya mendapatkan pasar untuk produk pertanian maka semakin sulit kebijakan investasi di sektor ini diputuskan. Salah satu dari tujuan investasi adalah mendapatkan keuntungan dan menjanjikan kesejahteraan bagi pelaku-pelaku usaha tersebut. Menurut Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian PSEKP, 2011. Faktor penghambat utama investasi adalah kebutuhan modal yang besar untuk memulai atau perluasan usaha, baik perusahaan besar maupun petani. Meningkatnya harga input, upah tenaga kerja serta kondisi lingkungan dan iklim yang kurang kondusif, menghambat perkembangan usaha. Bagi perusahaan besar, otonomi daerah cukup menambah beban finansial dalam bentuk pembayaran retribusi yang terlalu besar. Ketersediaan alat produksi dan teknologi informasi dan komunikasi menjadi kendala utama dalam faktor teknologi sebagai faktor yang mempengaruhi kebijakan investasi di sektor pertanian di Provinsi jambi Tabel 40. BAPEDDA menjadikan prioritas utama terhadap kendala ketersediaan alat produksi dan teknologi informasi dan komunikasi dengan nilai 0,540, BKPMD dengan nilai 0,503, Komisi II DPRD Tk 1 Provinsi Jambi dengan nilai 0,464, KADIN Provinsi Jambi dengan nilai 0,514, Pengusaha 1 dengan nilai 0,532, Pengusaha 2 dengan nilai 0,475. Tabel 40. Urutan Nilai Proiritas Kendala Untuk Faktor Teknologi Pelaku Kendala Nilai Prioritas BAPEDDA Ketersediaan air bersih dan listrik 0,057 4 Ketersediaan jalan raya 0,074 3 Ketersediaan modal dan pasar 0,191 2 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,540 1 Upah tenaga kerja 0,046 5 Pendidikan tenaga kerja 0,046 5 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,046 5 BKPMD Ketersediaan air bersih dan listrik 0,082 3 Ketersediaan jalan raya 0,082 3 Ketersediaan modal dan pasar 0,133 2 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,503 1 Upah tenaga kerja 0,066 4 Pendidikan tenaga kerja 0,066 4 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,066 4 Komisi II DPRD Tk 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,091 3 Ketersediaan jalan raya 0,091 3 Ketersediaan modal dan pasar 0,174 2 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,464 1 Upah tenaga kerja 0,061 4 Pendidikan tenaga kerja 0,061 4 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,060 5 KADIN Ketersediaan air bersih dan listrik 0,088 3 Ketersediaan jalan raya 0,088 3 Ketersediaan modal dan pasar 0,123 2 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,514 1 Upah tenaga kerja 0,062 4 Pendidikan tenaga kerja 0,062 4 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,062 4 Pengusaha 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,079 3 Ketersediaan jalan raya 0,079 3 Ketersediaan modal dan pasar 0,126 2 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,532 1 Upah tenaga kerja 0,061 4 Pendidikan tenaga kerja 0,061 4 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,061 4 Pengusaha 2 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,096 2 Ketersediaan jalan raya 0,096 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,083 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,475 1 Upah tenaga kerja 0,083 3 Pendidikan tenaga kerja 0,083 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,083 3 Untuk faktor teknologi Tabel 40, kendala ketersediaan alat produksi dan teknologi informasi dan komunikasi selalu menjadi prioritas. Hal ini dikarenakan alat produksi mejadi penting dalam melakukan proses suatu usaha. Tanpa alat produksi yang modern akan berpengaruh terhadap jumlah produksi output yang akan dihasilkan begitupun dengan kualitas produk tersebut. Selain teknologi produksi, teknologi informasi dan komunikasi juga sangat penting dalam faktor teknologi ini. Tanpa adanya teknologi ini akan menyulitkan bagi pelaku-pelaku investasi dalam berkoordinasi dan juga melakukan promosi produk yang dihasilkan serta memudahkan pemasaran produk yang lebih luas. Pendidikan tenaga kerja merupakan kendala utama dalam faktor keternagakerjaan sebagai faktor yang mempengaruhi kebijakan investasi sektor pertanian di Provinsi Jambi. Kendala ini diikuti oleh upah tenaga kerja yang menjadi kendala kedua investasi sektor pertanian Tabel 41. BAPEDDA memiliki nilai 0,428, BKPMD dengan nilai 0,466, Komisi II DPRD Tk 1 Provinsi Jambi dengan nilai 0,450, KADIN Provinsi Jambi dengan nilai 0,250, Pengusaha 1 dengan nilai 0,286, Pengusaha 2 dengan nilai 0,220. Dalam penelitian PSEKP, 2011. Investasi pertanian oleh perusahaan besar PMDN dan PMA berdampak positif pada PDB pertanian dan penyerapan tenaga kerja baru. PMDN lebih banyak kontribusinya dalam peningkatan PDB dan penyerapan tenaga kerja subsektor tanaman pangan dan perkebunan, sedangkan PMA lebih banyak kontribusinya dalam peningkatan PDB dan penyerapan tenaga kerja subsektor peternakan. Secara agregat nasional, investasi PMDN memberikan kontribusi lebih besar dalam peningkatan PDB sektor pertanian, tetapi PMA memberikan kontribusi lebih besar dalam penyerapan tenaga kerja baru. Tabel 41. Urutan Nilai Proiritas Kendala Untuk Faktor Ketenagakerjaan Pelaku Kendala Nilai Prioritas BAPEDDA Ketersediaan air bersih dan listrik 0,044 4 Ketersediaan jalan raya 0,047 4 Ketersediaan modal dan pasar 0,047 4 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,045 4 Upah tenaga kerja 0,256 2 Pendidikan tenaga kerja 0,428 1 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,135 3 BKPMD Ketersediaan air bersih dan listrik 0,059 5 Ketersediaan jalan raya 0,059 5 Ketersediaan modal dan pasar 0,074 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,066 4 Upah tenaga kerja 0,201 2 Pendidikan tenaga kerja 0,466 1 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,074 3 Komisi II DPRD Tk 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,058 4 Ketersediaan jalan raya 0,058 4 Ketersediaan modal dan pasar 0,058 4 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,058 4 Upah tenaga kerja 0,192 2 Pendidikan tenaga kerja 0,450 1 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,127 3 KADIN Ketersediaan air bersih dan listrik 0,129 3 Ketersediaan jalan raya 0,129 3 Ketersediaan modal dan pasar 0,129 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,129 3 Upah tenaga kerja 0,148 2 Pendidikan tenaga kerja 0,250 1 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,088 4 Pengusaha 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,138 2 Ketersediaan jalan raya 0,138 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,138 2 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,138 2 Upah tenaga kerja 0,124 3 Pendidikan tenaga kerja 0,286 1 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,036 4 Pengusaha 2 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,130 3 Ketersediaan jalan raya 0,130 3 Ketersediaan modal dan pasar 0,130 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,130 3 Upah tenaga kerja 0,086 4 Pendidikan tenaga kerja 0,220 1 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,175 2 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah menjadi kendala utama dalam faktor kapasitas produksi Tabel 41. BAPEDDA dengan nilai 0,595, BKPMD dengan nilai 0,600, Komisi II DPRD Tk 1 Provinsi Jambi dengan nilai 0,549, KADIN Provinsi Jambi dengan nilai 0,580, Pengusaha 1 dengan nilai 0,600 dan pengusaha 2 dengan nilai 0,570. Tabel 42. Urutan Nilai Proiritas Kendala Untuk Faktor Kapasitas Produksi Pelaku Kendala Nilai Prioritas BAPEDDA Ketersediaan air bersih dan listrik 0,066 3 Ketersediaan jalan raya 0,066 3 Ketersediaan modal dan pasar 0,066 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,066 3 Upah tenaga kerja 0,082 2 Pendidikan tenaga kerja 0,058 4 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,595 1 BKPMD Ketersediaan air bersih dan listrik 0,067 2 Ketersediaan jalan raya 0,067 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,067 2 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,067 2 Upah tenaga kerja 0,067 2 Pendidikan tenaga kerja 0,067 2 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,600 1 Komisi II DPRD Tk 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,076 2 Ketersediaan jalan raya 0,076 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,076 2 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,076 2 Upah tenaga kerja 0,076 2 Pendidikan tenaga kerja 0,073 2 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,549 1 KADIN Ketersediaan air bersih dan listrik 0,069 3 Ketersediaan jalan raya 0,069 3 Ketersediaan modal dan pasar 0,069 3 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,072 2 Upah tenaga kerja 0,072 2 Pendidikan tenaga kerja 0,069 3 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,580 1 Pengusaha 1 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,067 2 Ketersediaan jalan raya 0,067 2 Ketersediaan modal dan pasar 0,067 2 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,067 2 Upah tenaga kerja 0,067 2 Pendidikan tenaga kerja 0,067 2 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,600 1 Pengusaha 2 Ketersediaan air bersih dan listrik 0,070 3 Ketersediaan jalan raya 0,070 3 Ketersediaan modal dan pasar 0,073 2 Ketersediaan alat produksi dan teknologi infokom 0,073 2 Upah tenaga kerja 0,073 2 Pendidikan tenaga kerja 0,070 2 Kemampuan produksi dan memanfaatkan potensi daerah 0,570 1 Kemampuan produksi menjadi ukuran untuk pelaku dalam menanamkan investasi di usaha tersebut. Hal ini merupakan tolak ukur layak atau tidak usaha 169 atau sektor tersebut untuk dikembangkan. Selain itu fungsi produksi adalah bagaimana memanfaatkan potensi daerah baik itu dari sisi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang produktif dan terampil. Sektor pertanian merupakan sektor primer yang memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Provinsi Jambi. Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian pada PDRB mencapai 1.5905.977,21 juta rupiah atu sebesar 29,6 persen dari jumlah keseluruhan PDRB Provinsi Jambi. Disamping dipergunakan untk pemukiman, hampir sebagian dari luas daratan Provinsi Jambi dimanfaatkan untuk sektor pertanian.

6.7.5. Alternatif Kebijakan

Alternatif kebijakan terhadap faktor-faktor investasi sektor pertanian di Provinsi Jambi memiliki kebijakan-kebijakan yang berbeda sesuai faktor yang dan kendala yang dihadapi Tabel 43. Faktor infrastruktur mengutamakan alternatif kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dengan nilai 0,452. Faktor ekonomi pelaku lebih menekankan pada alternatif kebijakan promosi investasi dan koordinasi antar sektor dengan nilai 0,403 yang berarti adanya jalur kerjasama antar pelaku sektor untuk saling menunjang aktivitas investasi masing-masing agar tercipta hubungan secara horizontal yaitu hubungan yang saling terkait dengan mempertimbangkan permintaan antara dan permintaan akhir produk.Peningkatan sarana teknologi baik dari sisi produksi maupun teknologi informasi dan komunikasi memiliki nilai 0,362 yang merupakan alternatif kebijakan yang diutamakan pelaku investasi untuk faktor teknologi. Sedangkan untuk faktor ketenagakerjaan, alternatif kebijakan yang dipilih adalah prioritas pada peningkatan kualitas SDM dengan nilai 0,310 dengan memperhatikan pendidikan tenaga kerja baik formal maupun non formal. Terakhir untuk faktor kapasitas produksi pelaku memilih untuk merumuskan alternatif kebijakan dengan meningkatkan jumlah produksi dan ekspor barang dengan nilai 0,396. Tabel 43. Susunan Nilai Prioritas untuk Alternatif Kebijakan dari Faktor yang Mempengaruhi Investasi Sektor Pertanian di Provinsi Jambi