Metode Konvensional Pembelajaran Kooperatif

pembelajaran. 4 Menjunjung tinggi peraturan pendidikan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai - nilai agama dan etika dan 5 Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Hampir disetiap sekolah, sebagian besar dalam kegiatan pembelajaran, guru masih menggunakan metode konvensional. Menurut Asep jihad 2008:24 metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang diajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia 1005:593 menyebutkan bahwa konvensional adalah tradisional. Dalam pembelajaran matematika yang disebut metode konvensional adalah metode ekspositori. Hal ini sesuai pendapat Purwoto 2003:69, cara mengajar matetematika yang pada umumnya digunakan para guru matematika adalah lebih tepat dikatakan metode ekspositori daripada metode ceramah. Metode ekspositori tidak sama dengan metode ceramah. Pada metode ekspositore proses pembelajaran berpusat pada guru, guru memberikan informasi menerangkan suatu konsep, memberikan kesempatan peserta didik bertanya, guru memberikan contoh soal dan siswa diminta mengerjakan soal secara individu maupun secara berkelompok. Sedangkan metode ceramah, dominasi guru pada metode ekspositore banyak diku rangi. Guru tidak banyak berbicara tetapi guru memberi informasi hanya pada saat tertentu misalnya pada topik, pada waktu memberikan contoh soal atau pada

3. Metode Pembelajaran

a. Metode Konvensional

waktu permulaan pembelajaran. Sedangkan kelebihan dan kekurangan metode konvensional menurut Purwoto 2003: 67 adalah: 1 Dapat menampung kelas besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan, dan karenanya biaya yang diperlukan menjadi relatif lebih murah. 2 Bahan pelajaran atau keterangan dapat diberikan secara lebih urut oleh guru. Konsep-konsep yang disajikan secara hirarki memberikan fasilitas belajar kepada siswa. 3 Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting, hingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin. 4 Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa. 5 Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran dengan ceramah. 1 Pelajaran berjalan membosankan murid dan murid menjadi pasif, karena tidak punya kesempatan untuk menentukan sendiri konsep yang diajarkan. Murid hanya aktif membuat catatan saja. 2 Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat murid tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan. 3 Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan. Kelebihannya: Kekurangannya: 4 Ceramah menyebabkan belajar murid menjadi “belajar menghafal” rote learning yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian. Dalam metode pembelajaran ini, proses belajar mengajar lebih banyak terpusat pada guru sehingga siswa akan merasa cepat jenuh. 1 Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif. Manusia mempunyai derajat potensi, latar belakang histories, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itu manusia dapat saling asah, asih, dan asuh saling mencerdaskan. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar . Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat. 2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie Sugiyanto, 2007: 22 adalah : a Saling ketergantungan positif Dalam pembelajaran Kooperatif, guru menciptakan suasana y ang saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang

b. Pembelajaran Kooperatif

Learning community dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui: 1 saling ketergantungan mencapai tujuan, 2 saling ketergantungan menyelesaikan tugas, 3 saling ketergantungan bahan atau sumber, 4 saling ketergantungan peran, 5 saling ketergantungan hadiah; b Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok, sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru. Interaksi sernacam ini sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Ini juga mencerminkan konsep pembelajaran teman sebaya. c Akuntabilitas individual Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas nilai rata -rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu setiap anggota kelompok harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata -rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual, d Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi Ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagiai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru, juga dari sesama siswa. Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif diantaranya adalah: 1 Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial 2 Memungkinkan para siswa mengenal saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan -pandangan 3 Memudahkn siswa melakukan penyesuaian sosial 4 Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen. 5 Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois. 6 Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa. 7 Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif. 8 Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan interpersonal relationship

c. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model kooperatif tipe stad: penelitian tindakan kelas di SDN Grogol Selatan 02 Jakarta Selatan

0 4 162

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP

0 3 111

PENGGUNAAN METAFORA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI SURAKARTA

1 23 209

METODE PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI TIPE BELAJAR SISWA

0 3 154

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMK

0 15 180

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVINGTERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SPLDV DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP NEGERI 8 SURAKARTA

0 3 80

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SAINTIFIK DENGAN SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII.

3 14 368

penelitian adi wijaya

0 0 7