keputusan. h.
, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Dengan klasifikasi aktivitas seperti yang diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah bermacam-macam. Kalau berbagai
macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah itu akan lebih dinamis, dan menjadi pusat aktivitas belajar yan
g maksimal. Dalam penelitian ini, aktivitas belajar siswa yang dimaksud adalah
segala kegiatan fisikjasmani maupun mentalrohani dari diri seseorang dalam rangka mendapatkan pengetahuan agar tujuan belajarnya tercapai, khususnya
pada pelajaran matematika.
Pentatito Gunowibowo 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas Pendekatan Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita dan Sikap Terhadap Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas IV SD Kecamatan Purworejo Kabupaten
Purworejo menyimpulkan sikap siswa dari pembelajaran pendekatan realistik lebih baik secara umum maupun ditinjau dari masing-masing kemampuan awal.
Demikian pula untuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Sikap terhadap matematika siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih baik
dengan siswa berkemampuan awal rendah dalam pembelajaran dengan pendekatan realistik, Sikap terhadap matematika siswa dengan kemampuan
Emotional activities
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
awal tinggi lebih baik dengan siswa berkemampuan awal rendah dalam pembelajaran dengan pendekatan mekanistik. Kemampuan menyelesaikan soal
cerita matematika dari siswa berkemampuan awal tinggi lebih baik dari siswa berkemampuan awal rendah dengan pendekatan realistik dan pendekatan
mekanistik. Ira Kurniawati 2003 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
metode pembelajaran kooperatif jigsow terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari aktifitas beiajar siswa keas II kelas VIII SLTP Negeri 5
Surakarta. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan prestasi belajar yang positif dan signifikan pada pokok bahasan bangun datar antara siswa yang
mempunyai aktivitas tinggi dibanding siswa yang mempunyai aktivitas rendah. Hadi Wiyono 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD P ada Pokok Bahasa Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau Dari Partisipasi Orang Tua Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-Kabupaten
Ponorogo Tahun Pelajaran 2007 2008”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai
mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik dari pada siswa dengan metode pembelajaran tradisional
Dari beberapa penelitian di atas, terdapat beberapa perbedaan utama
dengan penelitian ini, yaitu materi pembelajaran untuk memperoleh prestasi sebagai variabel terikat.
Sedangkan kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang dikemukakan sebelumnya adalah penggunaan pendekatan konvensional
mekanistik untuk pengajaran kelas kontrol, dan pendekatan pembelajaran kooperatif atau pembelajaran PAIKEM Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenan gkan yaitu pembelajaran yang dirancang agar
mengaktifkan siswa dan dengan ide-idenya dapat mengembangkan kreatifitasnya sehingga pembelajaran efektif namun tetap menyenangkan untuk
pengajaran kelas eksperimen.
Pengajaran dengan pendekatan kooperatif dengan metode STAD adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong siswa melihat
makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek
-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas siswa merupakan langkah untuk mengerti kondisi dasar siswa.
Aktivitas siswa ini dapat digolongkan dalam 3 kategori, yaitu ; 1. aktivitas tinggi
2. aktivitas sedang 3. aktivitas rendah
Dengan penggolongan tersebut nantinya akan terlihat pengaruh masing-masing kategori terhadap prestasi matematika yaitu pada pokok
bahasan bilangan bulat. Pembelajaran pada pokok bahasan bilangan bulat adalah materi yang
C. Kerangka Berpikir