Sehingga berdasarkan kriteria butir tes yang digunakan untuk mengambil data prestasi maka butir tes tersebut memenuhi kriteria sebagai butir yang layak
digunakan.
Data prestasi belajar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16 Setelah
diolah dengan menggunakan paket program statistik MINITAB didapat harga
-harga sebagai berikut :
Eksperimen 120
6,888 0,122 1,339 1,782 826,50 5905,750 Kontrol
116 6,468 0,125 1,345 1,808 750,25 5060,133
Aktivitas Tinggi
78 7,272 0,147 1,296 1,681 568,00 4265,625
Aktivitas Sedang
72 6,726 0,136 1,151 1,324 484,25 3350,938
Aktivitas Rendah
86 6,099
0,144 1,331 1,772 524,50 3349,500
lihat Lampiran 17
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data sampel random berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas yang
digunakan adalah uji normalitas Lilliefors dengan tingkat signifikan = 0,05.
Rangkuman hasil uji normalitas sebagai berikut:
D. Deskripsi Data Prestasi Belajar .
Tabel 4.2 Descriptive Statistics Prestasi Variable
N Mean
SE Mean
St Dev
Varia nce
Sun Sum of
Squares
E. Analisis Variansi 1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas :
a
0,0639 0,0809
diterima Berdistribusi Normal
0,0631 0,0823
diterima Berdistribusi Normal
0,0822 0,1003
diterima Berdistribusi Normal
0,0916 0,1044
diterima Berdistribusi Normal
0,0771 0,0955
diterima Berdistribusi Normal
lihat Lampiran 18. Dari hasil rangkuman hasil analisis uji normalitas menunjukkan bahwa
data kelompok eksperimen, kontrol, maupun setiap kategori aktivitas berasal dari
populasi yang berdistribusi normal .
Dalam penelitian ini uji homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlet dengan tingkat signifikan
= 0,05. Rangkuman hasil penelitian untuk uji homogenitas sebagai berikut:
2
0,002407 3,841
H diterima
Kedua kelompok mempunyai variansi
homogen
1,738751 5,991
H diterima
Ketiga kelompok mempunyai variansi
homogen lihat Lampiran 19
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Prestasi Kelompok
Keputusan Kesimpulan
Eksperimen Kontrol
Aktivitas Tinggi Aktiv
itas Sedang Aktivitas Rendah
b. Uji Homogenitas
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji Homegenitas
Kelompok Keputusan
Kesimpulan Eksperimen dan
kontrol
Aktivitas: Tinggi, Sedang,
Rendah
L
obs
DK
DK
a
c
obs
Berdasarkan hasil rangkuman tersebut menunjukkan bahwa data amatan kelompok eksperimen dan kontrol, maupun kelompok masing-masing kategori
aktifitas mempunyai variansi yang sama.
Prosedur uji hipotesis ini menggunakan anava 2x3. Sedangkan Pengolahan datanya dilakukan dengan menggunakan paket program statistik MINITAB..
Berdasarkan analisis uji persyaratan menunjukkan bahwa sampel random data amatan berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi
yang sama. Dengan demikian analisis uji hipótesis dengan teknik analisis varian dapat dilanjutkan. Rangkuman hasil uji hipotesis
dengan tingkat signifikan = 0,05 diperoleh hasil sebagai berikut:
10,396 1
10,930 6,96
3,84 Ho Ditolak
57,927 2
28,872 18,38
3,00 Ho Ditolak
2,048 2
1,024 0,65
3,00 Ho Diterima
361,198 230
1,570 -
- -
431,569 235
- -
- -
lihat Lampiran 20 Dari hasil rangkuman analisis varian menunjukkan bahwa:
1 Efek faktor A pendekatan pembelajaran STAD dan Konvensional terhadap variabel terikat,
H
0 A
ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran STAD dan metode
konvensional terhadap prestasi belajar.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Sumber Variansi
SS df
MS F hit
F tabel Keputusan
Uji Pendekatan
Pembelajaran
A Kategori
aktivitas B Interaksi AB
Galat Total
a
2 Efek faktor B kategori Aktivitas terhadap variabel terikat, H
0 B
ditolak. Berarti terdapat perbedaan pengaruh yang
signifikan antara tingkat aktivitas siswa yaitu aktivitas tinggi, aktivitas sedang dan aktivitas rendah terhadap
prestasi belajar . 3 Kombinasi efek faktor A dan B terhadap variabel terikat,
H
0AB
diterima. Berarti tidak ada interaksi yang sign ifikan antara penggunaan pendekatan
pembelajaran dan kategori aktivitas terhadap prestasi belajar siswa.
Dari rangkuman Hasil Uji Hipotesis diatas telah ditunjukkan bahwa : 1 Ho
A
ditolak, maka perlu dilakukan komparasi pasca anava. Tetapi karena variabel metode pembelajaran hanya mempunyai 2 nilai metode STAD dan
Konvensional, maka untuk antar baris tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava.
2 Ho
B
ditolak, maka perlu dilakukan komparasi pasca anava. Adapun rataan masing-masing sel serta rangkuman komparasi gandanya dengan
rumus -rumus Scheffe’ hasilnya terlihat pada tabel berikut :
Tinggi Sedang
Rendah 7,628
6,885 6,233
6,915 6,936
6,557 5,958
6,484 7,282
6,721 6,096
lihat Lampiran 21
F. Uji Lanjut Pasca Anava
Tabel 4.6 Rataan masing-Masing Sel dari Data Uji Hipotesis Metode
Pembelajaran Katego
ri Aktivitas Rataan
Marginal STAD
Konvensional Rataan
Marginal
1 2
. .
2 3
. .
1 3
. .
7,5485 9,8069
36,8566 6
6 6
DITOLAK DITOLAK
DITOLAK lihat Lampiran 21
3 Ho
AB
diterima, maka tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava antar sel.
Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis F
a =
6,96 lebih dari F
tab el =
3,84 menunjukkan bahwa H
0 A
ditolak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa kedua metode pembelajaran memberikan pengaruh yang berbeda tehadap prestasi
belajar pokok bahasan bilangan bulat Dari rataan marginal menunjukkan bahwa rataan prestasi belajar pada
metode pembelajaran kooperatif STAD adalah 6,915 lebih besar dari rataan
prestasi belajar pada metode konvensional yaitu 6,484. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif
dengan metode STAD lebih baik dari prestasi siswa dengan metode konvensional pokok bahasan bilangan bulat.
Hasil analisis uji hipotesis F
b =
18,38 lebih besar dari F
tabel =
3,00 menunjukkan bahwa H
0 B
ditolak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
Tabel 4.7 Rangkuman Komparasi ganda antar kolom F
.1 -.2
F
.2 -.3
F
.1 -.3
H F scheffe’
2F
0,05 ;2,144
Kesimpulan
G. Pembahasan 1. Perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diajar dengan
pendekatan STAD dengan Pendekatan Konvensional
2. Perbedaan prestasi belajar matematika ditinjau dari kategori aktivitas
m m
m m
m m
= =
=
kategori akt ivitas memberikan pengaruh yang berbeda tehadap prestasi belajar
pokok bahasan bilangan bulat. Dari hasil Komparasi ganda antar kolom dapat dilihat bahwa terdapat beda
rerata secara signif ikan antara aktivitas tinggi dan aktivitas sedang. Dari rataan marginal dapat juga dilihat bahwa rataan untuk aktivitas tinggi lebih besar
daripada rataan untuk aktivitas sedang, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar pokok bahasan bilangan bulat siswa dengan aktifitas tinggi lebih baik
daripada prestasi belajar pokok bahasan bilangan bulat siswa dengan aktivitas
sedang. Dapat dilihat pula bahwa terdapat beda rerata secara signifikan antara aktivitas tinggi dan aktivitas rendah
dan rataan marginal untuk aktivitas tinggi lebih besar daripada rataan untuk aktivitas rendah, maka dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar pokok bahasan bilangan bulat siswa dengan aktivitas tinggi lebih baik daripada
prestasi belajar pokok bahasan bilangan bulat siswa dengan aktivitas rendah. Dan dapat dilihat bahwa terdapat beda rerata secara
signifikan antara aktivitas sedang dan aktivitas rendah. Dari rataan marginal dapat juga dilihat bahwa rataan untuk aktivitas sedang lebih besar daripada
rataan untuk aktivitas rendah, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
pokok bahasan bil angan bulat siswa dengan aktivitas sedang lebih baik daripada
prestasi belajar pokok bahasan bilangan bulat siswa dengan aktivitas rendah.
Hasil analisis uji hipótesis F
ab =
0,65 kurang dari dari F
tab el =
3,00 menunjukkan bahwa H
0 AB
diterima. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
3. Perbedaan prestasi belajar matematika yang diajar dengan metode STAD dan konvensional ditinjau dari kategori aktifitas
tidak terdapat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan kategori aktivitas terhadap prestasi belajar pokok bahasan bilangan bulat. Ini
berarti, perbedaan prestasi belajar bilangan bulat dari masing-masing pendekatan pembelajaran konsisten pada masing-masing kategori aktiv
itas siswa dan perbedaan prestasi belajar bilangan bulat dari masing-masing
kategori aktivitas siswa konsisten pada masing-masing pendekatan pembelajaran.
Keterbatasan pada penelitian ini dapat diungkapkan sebagai berikut: 1. Data prestasi belajar yang digunakan untuk membahas perbedaan prestasi belajar
matematika bagi siswa yang diberi pembelajaran dengan metode STAD dan konvensional, hanya terbatas pada pokok bahasan bilangan bulat. Untuk
penyempurnaan lebih lanjut penelitian ini perlu diujicobakan pada pokok bahasan yang lain.
2. Pada uji keseimbangan, peneliti hanya mengambil data dari nilai ujian nasional siswa. Sebaiknya, untuk menyempurnakan lebih lanjut penelitian ini perlu
dikembangkan instrumen tersendiri agar data yang diperoleh untuk mengetahui keseimbangan kemampuan kedua kelompok sebelum eksperimen dilakukan
menjadi lebih baik saat di ujicobakan pada pokok bahasan lain.
3. Meskipun koordinasi telah dilakukan dengan guru kelas eksperimen, dalam pelaksanaannya masih terdapat banyak kekurangan karena terbatasnya vasilita
s sekolah serta situasi dan kondisi siswanya.
H. Keterbatasan Penelitian